Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dewi Kultivator Langit: Chapter 81 - Chapter 90

177 Chapters

81. MISTERI SUN WU LONG

Matahari pagi yang hangat menyinari arena besar di Kerajaan Han, menambah semangat ribuan penonton yang memadati tribun. Hari ini, babak semifinal dimulai, dan atmosfer arena penuh dengan antisipasi. Sorakan dan gemuruh penonton terus terdengar, menyambut para pendekar dan kultivator yang telah berhasil melaju hingga tahap ini.Sun Wu Long melangkah ke arena dengan langkah tenang. Di depannya berdiri Qin Feiyang, seorang pendekar terkenal dari Timur, dijuluki “Ksatria Pedang Timur” karena kecepatan dan keahliannya menggunakan pedang ganda.Pertarungan dimulai dengan Qin Feiyang menyerang terlebih dahulu. Ia mengayunkan kedua pedangnya dengan teknik Hujan Pedang Berkabut, menciptakan ilusi pedang yang menyelimuti arena.Namun, Sun Wu Long tetap tenang. Dengan gerakan sederhana, ia mengangkat tangannya dan meluncurkan serangan balik berupa pukulan udara yang membuat kabut ilusi Qin Feiyang buyar seketika.“Tidak mungkin! Itu bukan teknik pendekar!” Qin Feiyang berseru.“Pendekar yang le
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

82. INFORMASI YANG MENGEJUTKAN

Malam itu, angin dingin berhembus lembut di Istana Han. Lampu-lampu lentera yang menggantung di koridor berayun pelan, seolah mengikuti irama desiran angin. Di dalam kamarnya, Xian Ling duduk termenung di depan meja kecil, membaca kitab kuno yang menghangatkan pikirannya yang kusut. Namun, di tengah keheningan, suara samar seperti bisikan memanggilnya dari luar."Ssst... Tuan Putri Xian Ling."Keningnya berkerut. Siapa yang berani memanggilnya dengan begitu santai malam-malam begini? Ia menutup kitabnya dan berjalan ke arah jendela, memandang keluar dengan hati-hati."Siapa di sana?" tanyanya tegas, suaranya setengah berbisik.Tak ada jawaban, hanya suara deru angin. Xian Ling menarik napas panjang, lalu keluar dari kamarnya. Rasa penasaran mengalahkan kewaspadaan yang biasanya menyelimuti setiap langkahnya. Di koridor yang diterangi cahaya redup lentera, ia melihat bayangan seseorang bergerak cepat ke arah taman kecil di sudut istana.Xian Ling mengikutinya, berusaha tetap tenang. Be
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

83. FINAL TURNAMEN PENDEKAR

Langit biru membentang di atas arena, memberikan suasana yang penuh harap dan tegang di hari terakhir Turnamen Pendekar. Ribuan pasang mata tertuju pada gelanggang utama, di mana dua pendekar terbaik akan bertarung untuk memperebutkan Kitab Shaolin Kuno dan emas berlimpah. Salah satu dari mereka adalah Sun Wu Long, yang perjalanan misteriusnya ke puncak turnamen menjadi bahan pembicaraan hangat di seluruh kerajaan.Guan Tianbao, seorang pendekar dengan julukan “Pendekar Langit Perak,” berdiri di satu sisi arena. Ia mengenakan baju zirah ringan berwarna perak yang berkilauan di bawah sinar matahari. Dengan senjata utamanya, sebuah pedang panjang yang dikenal sebagai Pedang Angin Ribut, ia telah mengalahkan banyak lawan dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.Di sisi lain, Sun Wu Long berdiri tenang dengan senyum tipis di wajahnya. Ia tidak membawa senjata, hanya mengenakan jubah sederhana, tetapi aura yang mengelilinginya cukup untuk membuat penonton merinding."Sun Wu Long, aku
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

84. FINAL TURNAMEN KULTIVATOR

Setelah kemenangan Sun Wu Long di Turnamen Pendekar, kegemparan belum juga mereda. Namun, tak ada waktu untuk bernapas panjang, karena babak final Turnamen Kultivator segera dimulai. Kali ini, Sun Wu Long kembali menjadi sorotan, tetapi ia tidak berdiri sendirian. Di hadapannya, berdiri Wanita Bertopeng, sosok misterius yang telah mengalahkan semua lawannya tanpa kesulitan berarti.Arena untuk Turnamen Kultivator terasa berbeda. Udara bergetar karena energi spiritual yang terkonsentrasi. Para penonton, meskipun sebagian besar tidak memiliki kemampuan kultivasi, dapat merasakan kekuatan dahsyat yang memancar dari dua finalis ini.Wanita Bertopeng melangkah maju, posturnya tegak namun ringan seperti angin. Suaranya tenang saat ia berbicara, meski teredam oleh topeng yang ia kenakan. “Sun Wu Long... Aku sudah menantikan saat ini.”Sun Wu Long, seperti biasanya, hanya memberikan senyum tipis. "Jika itu yang kau inginkan, aku tidak akan mengecewakanmu."Gong tanda dimulainya pertarungan be
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

85. SIASAT PUTRI MAHKOTA

"Perhatian semuanya ... Ada aturan baru yang dikeluarkan oleh Pangeran Han Zhin. Pemenang Turnamen Kultivator tahun ini akan bertarung melawan pemenang Turnamen Kultivator tahun lalu agar bisa menjadi Juara Turnamen Sejati. Pertandingan akan diadakan dua hari lagi!"Pengumuman dari pengawas pertandingan membuat geger penonton. Berbagai dugaan kecurangan mulai menguat seiring berubahnya peraturan ini."Satu lagi, Juara Turnamen Pendekar didiskualifikasi karena menggunakan teknik kultivator saat pertarungan sehingga Juara Turnamen Pendekar akan diberikan kepada finalis lainnya!"Satu lagi pengumuman yang mengejutkan semua pihak tapi tidak bagi Sun Wu Long. Ia sudah tahu kalau Pangeran Han Zhin mulai mencurigai dirinya."Aku harus meyakinkan Tuan Putri untuk segera keluar dari tempat ini," batinnya dengan perasaan cemas.Siangnya, Sun Wu Long kembali menemui Putri Xian Ling saat Putri Mahkota ini sedang berada sendirian di tempat penginapannya.Pangeran Han Zhin sedang tidak berada di is
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

86. RENCANA PANGLIMA XIAN

Malam menyelimuti Negeri Han dengan keheningan yang menyesakkan. Kabut tipis bergelung di antara pepohonan, menyembunyikan langkah ringan Sun Wu Long yang melintasi lorong gelap di bawah tembok istana. Udara membawa aroma tanah basah dan kayu terbakar, bercampur dengan ketegangan yang menggumpal di dadanya. Ia tahu, satu kesalahan kecil saja bisa berakhir dengan nyawanya terenggut. Namun, ia tetap melangkah, berkat siasat brilian Putri Xian Ling.Setelah menyelinap keluar dari Negeri Han, Sun Wu Long mempercepat langkahnya. Teknik kultivasi yang ia miliki membuat perjalanannya terasa seperti hembusan angin di tengah malam. Dinginnya udara menggigit kulit, tapi itu lebih baik daripada tinggal di Han dan menghadapi bahaya yang mengintai dari setiap sudut. Ia harus menemui Panglima Xian Heng di East City, membawa pesan penting dari Xian Ling.Satu hal yang tidak diketahui oleh Putri Xian Ling, Kaisar Xian Shen dan Panglima Xian Heng sama sekali tidak mengetahui rencana pemberontakan yang
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

87. KELIHAIAN SUN WU LONG

Rasa penasaran Xian Heng memuncak, seperti bara api yang menyala-nyala, saat dia menatap tajam ke arah Sun Wu Long. "Informasimu sangat akurat, Wu Long! Dari mana kamu tahu pasukan Han sedang bergerak ke ibukota East City?"Sorotan mata Xian Heng mencerminkan ketidakpercayaan yang dipadu dengan kekaguman tersembunyi. Sejak pertemuan pertama mereka, ia tahu bahwa Sun Wu Long bukan sekadar pandai besi biasa. Bahkan mata-mata Kekaisaran Benua Timur, dengan segala kecanggihan mereka, gagal mendeteksi pergerakan rahasia pasukan Han. Sebagai Panglima Tertinggi, Xian Heng merasa kaget sekaligus terancam atas ancaman yang bisa meruntuhkan pertahanan kekaisaran.Sun Wu Long tetap tenang, pandangannya tajam namun penuh perhitungan. Dia tahu bahwa Xian Heng menyimpan kecurigaan, tapi dia juga paham bahwa terlalu banyak mengungkapkan rahasia hanya akan memperumit keadaan. "Aku hanya kebetulan berada di Turnamen Pertandingan yang diadakan oleh Kerajaan Han," jawab Wu Long dengan nada santai, bibir
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

88. PERINTAH KAISAR XIAN SHEN

Langit di atas Istana Benua Timur tampak suram, dihiasi oleh awan-awan kelabu yang menggantung berat, menandakan hujan yang enggan turun. Angin malam yang dingin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah yang menyeruak dari taman istana. Di atas balkon megah, Kaisar Xian Shen berdiri tegak, jubah emasnya berkibar pelan diterpa angin. Matanya yang tajam namun menyiratkan kegelisahan menatap ke cakrawala yang tampak seperti sebuah misteri kelam.Di sampingnya, Panglima Xian Heng berdiri dengan sikap hormat, tubuhnya kaku seperti anak panah yang siap meluncur. Wajahnya tegang, memantulkan beban dari informasi yang baru saja ia bawa.“Kau yakin dengan apa yang kau katakan, Xian Heng?” Suara Kaisar rendah, tetapi berat, seperti guntur yang mengancam akan menghantam bumi.Xian Heng mengangkat wajahnya, memandang kakaknya dengan mata yang menyala keyakinan. “Baginda, aku telah memastikan sendiri. Pasukan Kerajaan Han bergerak cepat, mengendap-endap seperti bayangan. Mereka sekarang berada s
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

89. MISI PENYELAMATAN

Panglima Xian Heng melangkah cepat meninggalkan ruangan pertemuannya dengan Kaisar Xian Shen, dadanya terasa sesak oleh tanggung jawab yang semakin berat. Di luar, angin dingin malam berhembus, seolah menyebarkan ketegangan yang menggantung di udara. Matanya mencari-cari sosok yang dapat diandalkan dalam saat genting seperti ini. Ia menemukan Sun Wu Long, seorang pria dengan postur tegap, berdiri di dekat gerbang. "Aku butuh bantuanmu, Wu Long!" suara Xian Heng memecah keheningan, penuh urgensi. Sun Wu Long menoleh, ekspresinya tenang namun penuh perhatian. "Apa yang bisa aku lakukan untuk Panglima?" tanyanya, tatapannya tajam dan penuh keseriusan. Xian Heng mendekat, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. "Kamu tahu banyak tentang Kerajaan Han, bukan? Aku harus menyelamatkan keponakanku, Xian Ling, sebelum perang pecah antara Kekaisaran Benua Timur dan Kerajaan Han." Sun Wu Long menghela napas, matanya menyipit seolah memikirkan sesuatu yang jauh lebih dalam. "Terlalu be
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

90. EXTRA FINAL TURNAMEN KULTIVATOR

Kerumunan penonton di arena bergemuruh dengan sorakan dan tepuk tangan yang memekakkan telinga, udara dipenuhi ketegangan yang hampir bisa dirasakan seperti getaran di kulit. Matahari yang terik menyorot panggung turnamen, menyinari dua sosok yang berdiri berhadapan. Sun Wu Long, napasnya masih berat dan tersengal, merasakan aliran darah di nadinya yang berdenyut deras setelah susah payah berhasil menyelinap kembali ke Negeri Han. Setiap ototnya terasa tegang, namun matanya tetap tajam, fokus pada tujuan yang lebih besar dari sekadar kemenangan—mengeluarkan Putri Xian Ling dari bahaya yang mengintai.Di sisi lain, berdiri dengan anggun seorang gadis yang dikenal sebagai Walet Merah. Feng Yin Hua, dengan mata setajam elang, menatap Sun Wu Long dari kejauhan. Kecantikannya yang terkenal di seluruh Negeri Wei dan bahkan diakui oleh sebagian besar rakyat Han, tidak mengurangi ketegasannya di atas arena. Pakaian sutra merahnya berkibar lembut oleh angin, menyatu dengan gerakannya yang angg
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status