Home / All / 5 Tahun Setelah Bercerai / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of 5 Tahun Setelah Bercerai: Chapter 81 - Chapter 90

119 Chapters

Salah paham

"Iya, tadi Dafa udah cerita sama Mama makanya Mama ke sini. Mau ketemu Tasya juga sebenernya, nggak taunya Tasya belum pulang.""Besok baru pulang, Ma."Astuti melihat raut berbeda dari menantunya, ia membenarkan ucapan Dafa kalau memang sesuatu terjadi pada Najwa. "Tadi malem opornya langsung di makan?"Najwa menoleh pada Astuti, berarti benar kalau Dafa pergi ke rumah ibunya semalam. "Iya, langsung dimakan. Enak banget, Ma.""Satenya juga enak, Papa aja kurang. Katanya lain kali mau dibikinin lagi.""Emang berapa yang dibawa mas Dafa? Perasaan tadi malam lumayan banyak." Najwa semakin curiga kalau suaminya memang menemui perempuan itu."Banyak, sih, tapi tadi malem setelah Dafa pulang ada tamu ke rumah Mama. Mama belum sempat pindahin dari ruang tamu, jadi Mama kasih sebagian buat dia. Maaf ya," jelas Astuti."Kenapa Mama minta maaf? Emang tamunya siapa?""Tamunya Nila, pas Mama mau masuk setelah antar Dafa sampek gerbang pas juga Nila dateng sama anaknya. Awalnya kita ngobrol aja t
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Tamu tak diundang

Dafa kebingungan, ia merasa istrinya tidak bersalah tapi mengapa harus minta maaf? "Untuk apa?""Maaf karena udah curiga dan nuduh kamu tanpa bukti." "Apaan sih sayang, aku bener-bener nggak ngerti maksuf kamu." Dafa masih belum memahami apa yang dimaksud istrinya."Tadi malem pas kamu ganti baju setelah pulang dari rumah Mama, ada dm dari Nila. Dia kirim foto lagi makan sate terus bilang makasih sama kamu," jelas Najwa."Kok bisa? Aku udah blokir akun dia dari lama. Lagian aku juga nggak mungkin nemuin dia, pakek acara ngasih sate segala. Itu nggak akan terjadi selama aku masih sadar.""Tadinya aku pikir kamu nemuin dia diam-diam si belakangku, aku juga mengira kalau kamu mulai boong sama aku. Tapi setelah Mama tadi cerita kalau Nila dateng setelah kamu pulang, aku jadi lega sekaligus ngerasa bersalah. Maafin aku ya," ucap Najwa tulus, ia berjanji setelah ini apapun yang terjadi harus ia ungkapkan pada sang suami."Iya, nggak pa-pa. Aku cuma kaget aja pas kamu nggak kayak biasanya,
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Hak apa?

Ucapan Ranti hanya dianggap angin lalu oleh Najwa. 'Apa peduliku' batin Najwa."Mbak Najwa sekarang sudah bahagia bisa punya suami kaya raya, bahkan sekarang sudah mengandung anak dari suamimu. Harusnya mbak Najwa lebih bijaksana, nggak boleh egois kayak gini.""Apa maksudmu? Bagian mananya aku yang kau bilang egois itu?" Najwa tidak habis pikir, mengapa orang berpendidikan tinggi seperti Ranti bisa berkata seperti itu?"Mbak kan sudah bahagia dengan hidup mbak yang sekarang, harusnya mbak juga biarin mas Ferdi bahagia.""Aku tidak pernah mengganggu kehidupan kalian, bagaimana bisa aku tidak membiarkan Ferdi bahagia? Kamu mabuk? Ucapanmu ngawur semua." Najwa benar-benar susah menahan emosi saat berbicara dengan Ranti."Harusnya mbak Najwa biarin Tasya hidup sama kami dan mbak Najwa dengan anak dan suami mbak, mas Ferdi itu ayah kandungnya. Dia juga berhak atas hak asuh Tasya, jangan hanya karena mbak nggak terima diceraikan mbak jadi egois ingin menguasai Tasya. Bukankah aku sudah per
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

IGD

"Halo pak, cepet pulang sekarang, Pak," ucap Sani ditengah kepanikannya."Kenapa mbok? Najwa mana, kok mbok yang angkat?" Jantung Dafa berdetak dengan cepat saat mendengan suara panik Sani."Ibu di rumah sakit, pak. Ibu tadi pingsan setelah tamu ibu pulang," jawab Sani."Sekarang di rumah sakit mana?" Dafa bergegas membereskan mejanya untuk bergegas pulang, ia takut terjadi sesuatu pada istri dan calon buah hatinya."Rumah sakit medika, Pak. Sekarang ibu masih di IGD," jawab Sani."Ya udah mbok, saya berangkat dulu. Kalau bisa tolong kabarin Mama ya."Setelah Sani menyanggupi, Dafa mematikan sambungan telepon. Dafa berlari menuju mobilnya lalu melajukan dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah sakit.Waktu yang biasa ditempuh selama lebih dari dua jam, kini hanya ditempuh dengan satu jam lebih oleh Dafa. Sesampainya di rumah sakit, Dafa segera berlari menuju kamar yang sudah diinfokan oleh ibunya.Dafa masuk setelah ada balasan salam dari dalam, dilihatnya sang ibu tengah d
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

perhatian lebih

"Mau makan? Aku suapin ya?" Dafa bangkit dari duduknya untuk mengambil makanan di atas nakas."Tasya mana?" tanya Najwa."Masih di jalan, besok aja kesininya ya. Kasian Tasya pasti capek habis perjalanan dari rumah ayah." Dafa menuang nasi ke dalam mangkuk sup, ia lalu menyuapkan satu sendok nasi beserta sup ke mulut Najwa."Iya, kamu udah makan?" Najwa mengunyah dengan lahap makanan yang disuapkan Dafa, entah mengapa setiap makanan yang disuapi suaminya selalu nikmat di lidahnya. Ia merasa bahagia setiap Dafa memperhatikan ia dan calon buah hati mereka, karena dulu saat mengandung Tasya ia tidak merasakan itu."Udah tadi sama Mama." Dafa menyuapi istrinya lagi hingga makanan habis tidak bersisa. "Mau buah?""Mau apel, diiris kotak-kotak," jawab Najwa. "Mama udah pulang?""Udah, tadi Papa telepon katanya ada tante Ita datang." Dafa mencuci buah apel, mengupasnya, memotong kotak-kotak lalu menyerahkan pada Najwa. "Mau apa lagi?""Ini aja, udah kenyang." Najwa memakan buah apel hingga h
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Lapor polisi

"Ya lewat Mama, Mama yang minum nanti bisa nyampek ke dedek," jelas Najwa. "Tadi siapa yang mandiin?""Mbak Nia, pagi-pagi udah sampek."Tasya duduk di ranjang ibunya, sementara Dafa dan Sandi memilih untuk keluar membeli sarapan. Tasya berada di rumah sakit hingga siang, ia lalu pulang bersama Sandi.Seseorang datang saat Dafa tengah tidur siang, Dafa mengajaknya untuk mengobrol si luar."Bagaimana keadaan Najwa?" Mereka duduk di kursi depan ruangan."Sudah lebih baik dari kemarin."Ferdi merasa begitu bersalah karena membuat Najwa yang tengah hamil harus berada di rumah sakit. "Saya minta maaf atas tindakan yang dilakukan Ranti, saya tidak tau kalau Ranti akan menemui Najwa. Ia berpamitan pada saya kalau dia akan pergi ke rumah saudaranya.""Saya tau Bapak tidak terlibat, saya hanya minta tolong agar Bapak mengawasi istri Bapak dengan serius. Sebenarnya saya bisa saja langsung lapor polisi, tapi saya masih menghargai keberadaan Pak Ferdi." Dafa yakin kalau Ferdi bukanlah pria yang j
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Kecelakaan

"Loh, kok udah pulang, Mbak? Baru aku mau ke sana buat jemput." Sandi terkejut saat melihat sang kakak sudah sampai di rumah."Halah alasan aja kamu tuh, paling juga abis main PS." Najwa sudah hafal kebiasaan adiknya kala hari minggu."Tau aja, sini aku bawain," tawar Sandi, ia meraih tas yang dibawa Dafa lalu membawanya masuk."Tasya mana?" Sepenjang memangdang tidak ada anaknya membuat Najwa gelisah."Masih tidur, tadi malem tidurnya susah banget. Abis salat subuh dia tidur lagi," jelas Sandi."Ayah sama ibu jadi ke sini?" Najwa duduk di kursi ruang tengah, sementara sang suami memilih pergi ke kamar untuk mandi dan ganti baju."Jadi, masih di jalan. SIM Reno belum jadi makanya mereka lewat jalan kecil." Sandi menyalakan televisi untuk meneruskan bermain PS.Najwa memilih pergi ke kamar sang anak dan ikut berbaring di sana. Hingga setengah jam kemudian, ia terbangun karena suara berisik dari luar. Saat ia melihat ternyata Sandi dan sang suami tengah bermain bersama. Sedewasa apa pun
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Keadaan Ferdi

"Mau banget, sama Papa juga?" Tasya begitu antusias, lima hari tidak bertemu orang tuanya membuat Tasya merindukan momen bersama."Sama Mama aja dulu ya, kita makan di nasi bakar pak ndut." Itu adalah tempat favorit mereka sebelum hadirnya Dafa."Yey, mau banget, udah lama nggak ke sana."Mereka berangkat naik taksi online, Tasya tidak henti berceloteh tentang harinya di rumah sang nenek. Hanya lima belas menit waktu yang mereka tempuh untuk sampai ke tujuan, Tasya langsung berlari masuk ke tempat makan pinggir jalan itu. Meski tempatnya kecil namun selalu ramai oleh pengunjung, bukan cuma karena harganya yang murah tetapi rasanya memang cukup nikmat."Mau nasi bakar sama es campur ya, Ma," ucap Tasya.Selesai Najwa memesan makanan, mereka mencari tempat untuk duduk. Najwa memilih tempat yang nyaman di pojokan."Mama mau ngomong sesuatu sama Tasya." Ucap Najwa berhati-hati."Apa, Ma?" "Tasya mau ketemu Papa?" "Mau, Papa ke mana kok nggak pulang sama Mama?" Tasya mengira Najwa menany
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

Mau ketemu Papa asli

Jam sudah menunjukkan pukul dua saat Najwa bangun, Dafa sudah duduk bersama di ruang tengah."Sudah bangun? Duduk sini," panggil Dafa, ia bergeser memberi tempat untuk Najwa.Najwa mendekat, ia lalu duduk di samping Dafa. Lelah yang mendera, membuat Najwa tertidur begitu lelap."Udah pulang dari tadi?" "Udah, kamu boboknya pules banget jadi nggak tega bangunin," jawab Dafa."Aku baru tau kalau Mas Ferdi juga kerja di tempat Mas Dafa. Kok aku nggak pernah ketemu?" tanya Sandi. Mereka memang berada di cabang yang berbeda."Tempat kalian kan, emang beda. Pas dulu ada acara gathering kamu belum masuk," jelas Dafa."Besok bawalah Tasya menjenguknya, ibumu tadi sudah bicara sama Tasya," ucap Bari, saat ini Tasya dan Rahma masih tidur siang."Iya, besok pagi ke sana sama aku. Mungkin ini memang sudah waktunya Tasya tau siapa ayahnya," imbuh Dafa, ia menggenggam jemari sang istri. Najwa mengangguk, ia harus siap."Bagaimanapun masa lalu kalian, semua harus diakhiri. Kalau ketakutanmu tidak k
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Penuh tanda tanya

Dafa tersenyum menatap Tasya yang kebingungan, diusapnya surai lembut sang putri. "Iya, om Ferdi itu papanya Tasya. Tasya seneng nggak?""Beneran?" Tasya masih menatap Dafa dan Ferdi bergantian, Ferdi juga ikut tersenyum melihat tingkah Tasya." Iya, Sayang, sana peluk Papa Ferdi." Dafa meminta Tasya mendekat pada Ferdi.Jantung Ferdi berdetak tidak karuan. Momen ini adalah kebahagiaan terindah dalam hidupnya selain bisa menikahi Najwa dulu, sementara Tasya mendekat dengan ragu ke arah Ferdi. Entah apa yang diucapkan Rahma hingga membuat Tasya bisa mengerti. "Pa ... Pa," ucap Tasya terbata. Ferdi meraih Tasya dengan tangan kanan yang terbebas dari selang infus. Ferdi tidak bisa membendung air matanya, ia terisak dalam senyuman.Najwa yang tidak kuasa melihat pemandangan di depannya menyembunyikan wajahnya di pelukan Dafa. Momen ini dulu yang pernah ia impikan. Dafa mengelus punggung istrinya yang bergetar, ia tahu ini berat untuk mereka bertiga.Di depan sana pemandangan seorang ayah
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status