Home / All / 5 Tahun Setelah Bercerai / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of 5 Tahun Setelah Bercerai: Chapter 91 - Chapter 100

119 Chapters

Terjebak

"Obsesimu sudah sangat berlebihan. Kamu sakit, Ranti," ucap Ferdi lemah, ia tidak menyangka selama ini telah hidup bersama dengan orang yang begitu kejam. Bagaimana bisa seorang istri menginginkan suaminya sakit hanya agar tetap hidup bersama."Semua ini karena kamu, Mas. Kamu yang bikin aku ketakutan. Takut disakiti, takut ditinggalkan, takut dibuang. Aku takut kamu pergi ninggalin aku cuma karena kita nggak bisa punya keturunan, kamu pikir aku mau hidup kayak gini mas? Nggak mau. Aku nggak mau hidup menderita seperti ini, setiap hari kita bersama tapi pikiran dan hatimu bukan untukku. Aku cinta sama kamu, aku nggak akan biarin kamu ninggalin aku." Ranti menyentakkan tubuhnya di sofa. " Aku akan merawat kamu, bahkan kalau seumur hidup kamu nggak bisa sembuh, aku akan tetap ngurusin kamu."Ferdi hanya menghela nafas lelah, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia memang tidak berniat menceraikan Ranti, semua ini memang salahnya. Tapi dia juga berat hidup dengan Ranti yang penuh rasa curiga
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Siapa Yogi sebenarnya?

"Yang awal-awal itu, Ma. Kalau sekarang udah nggak. Mama dulu ngidam apa saat hamil mas Yogi?"Sandra yang tengah menggoreng ayam, tiba-tiba terdiam. Kembali teringat kejadian di masa lampau."Mana bisa Mama ngidam." Ucapan Sandra membuat Najwa bingung."Maksudnya nggak bisa gimana, Ma?""Ah, itu," ucap Sandra gelagapan. "Maksudnya ya ngidam kayak biasa gitu, mau buah apa makanan apa gitu."Najwa tidak ambil pusing, ia kembali fokus pada pekerjaannya karena Sandra juga diam setelah menjawab pertanyaan Najwa.Makan malam sudah siap, mereka santap malam bersama. Malam ini suasana sangat ramai karena adanya keluarga Yogi."Aku mau makan ayam, Pi," ujar Arya pada papinya."Tasya juga mau, Pi," sambar Tasya."Eh, minta sama papamu. kamu kan, sudah punya papa. Nggak boleh pinjem Papi lagi," protes Arya seraya memegang lengan papinya erat."Ih, Kak Arya pelit. Tasya kan, juga kangen sama Papi." "Papi ambilin semua. Nggak boleh bertengkar, kita sedang makan," lerai Yogi."Kalau makan jangan
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

surat berharga

Najwa masih belum beranjak, ia masih memandang kertas di depannya dengan nanar. Disana tertera nama Yogi, sang ibu dan satu nama asing yang tidak Najwa ketahui. Apa yang tidak Najwa tidak tahu?Cukup lama Najwa berdiam di sana. Yogi yang merasa Najwa tidak segera tiba, keluar untuk menyusul Najwa."Wa." Panggilan dari Yogi mengejutkan Najwa, ia segera meraih semua kertas yang berserakan lalu membawanya ke dalam."Maaf, Mas, tadi aku nggak hati-hati akhirnya jatuh semua." Sebenarnya Najwa ingin mencecar Yogi dengan berbagai pertanyaan, tapi ia merasa ini bukan waktu yang tepat."Sini biar aku yang bawa, kasian kamu udah bawa berat di perut," ujar Yogi seraya mengambil barang yang dibawa Najwa.Yogi tetap tidak menyadari apa yang dilihat oleh Najwa, karena berkas itu sudah tertutup oleh kertas-kertas yang lain."Ini juga keponakan kamu, lho." Najwa berjalan di belakang Yogi, banyak spekulasi di benaknya tapi dia belum berani menebak. Najwa sangat yakin kalau Yogi adalah anak dari Sandra
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Air mata bahagia

"Aku juga terkejut saat membacanya, karena di sana tertera nama ibu dan satu nama asing sebagai ayahku. Aku segera ke luar menemui Mama, aku menunjukkan akta itu pada Mama. Awalnya Mama terkejut, ia meminta maaf.Mama cerita kalau dulu ibu pernah nikah karena dijodohin kakek, tapi sayang saat ibu tengah mengandungku, ayahku kecelakaan dan meninggal. Ibu harus berjuang membesarkan aku seorang diri. Hingga saat usiaku satu tahun, Mama meminta pada ibu untuk mengizinkan beliau membawaku," lanjut Yogi.Najwa mendengarkan tanpa menyela. Fakta baru yang membuatnya begitu terkejut."Aku lanjut?" tanya Yogi karena melihat Najwa mematung."Iya." Hanya itu yang mampu Najwa ucapkan."Mama sudah menikah selama enam tahun dan belum dikaruniai momongan. Karena keadaan, akhirnya ibu mengizinkan aku diasuh sama Mama. Beliau yakin Mama pasti menyayangiku karena aku keponakannya. Aku di bawa Mama pergi ke luar kota karena Papa bekerja berpindah-pindah.Yogi melihat wajah terkejut Najwa, ia tahu bagaima
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Ada yang mengalir

"Kok pelukan kayak teletubies aja." Sandra datang seraya menggandeng Arya.Arya segera berlari menuju papinya. Yogi segera melepas pelukannya dengan Najwa, lalu meraih Arya dalam pangkuan."Aku udah ceritain semua sama Najwa, Ma," jelas Yogi, ia mengurai pelukan."Hah! Beneran?" Sandra kaget dengan ucapan Yogi."Iya, Ma, Najwa udah tau semuanya," ucap Najwa. Sandra mendekati Najwa, ia genggam tangan Najwa. "Maafin Mama ya, Wa, maafin ibu kamu juga. Ada banyak alasan yang membuat kami menyembunyikan ini dari kalian.""Sejujurnya aku sedih dan kecewa karena kalian semua nutupin ini dari aku, tapi aku juga bahagia ternyata aku mempunyai saudara kandung."Sandra memeluk Najwa. "Tanyakan apa yang mau kamu tanyakan, Mama pasti jawab semuanya. Maafin Mama ya.""Aku nggak mau tanya apa-apa, cukup tau ini aja. Makasih karena selama ini Mama udah sayang sama aku juga Mas Yogi.""Kamu dan Yogi selamanya akan menjadi anak Mama. Kalian adalah penyemangat buat Mama."Pagi ini diakhiri dengan senyu
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Siap dicakar?

"Sabar, Wa, sebentar lagi kita sampai rumah sakit." Astuti mengelus pundak Najwa.Najwa hanya bisa mendesis menahan rasa sakit, ini jauh lebih sakit dari sakit hati yang ia rasakan dulu. Bedanya yang ini ia akan meraih bahagia, sakit ini bisa ia tahan.Perjalanan menuju rumah sakit terasa begitu lama. Najwa merasa pinggangnya begitu sakit. Pengalaman pertama ini membuat Najwa merasa sakit yang luar biasa."Mama mau ngubungin Dafa dulu ya, kamu tarik nafas yang dalam lalu keluarkan. Begitu terus biar rasa sakitnya berkurang."Astuti mengabari Dafa, sementara Najwa masih berusaha mengatur nafas agar rasa sakit yang ia rasakan berkurang. Dua puluh menit waktu yang ditempuh untuk mereka sampai di rumah sakit, Najwa segera dibawa perawat menggunakan kursi roda."Ini masih bukaan enam, ditunggu sampai bukaan lengkap ya. Jangan dipakai jalan-jalan karena ketuban sudah rembes, tiduran miring ke kiri sama kaki ditekuk ya. Nanti saya ke sini lagi," ucap seorang Dokter pada Astuti."Iya, Dok, t
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Lahir dengan selamat

Najwa mengeratkan pegangan tangannya pada lengan Dafa, begitu banyak cakaran yang Najwa berikan di setiap ia berusaha mengejan. Air mata Najwa mulai menetes, badannya terasa lemas, tapi ia harus tetap berusaha agar anaknya bisa lahir ke dunia. Ia mengejan dengan kekuatan penuh, hingga tidak sadar tangannya menjambak rambut Dafa. Dafa hanya bisa pasrah menerima perlakuan istrinya."Alhamdulillah, bayinya laki-laki, Pak. Biar dibersihkan dulu setelah itu bisa diadzani dan di tempelkan ke tubuh ibunya," jelas dokter.Mendengar suara tangis bayi, kaki Dafa lemas bagai jeli. Ia terduduk lalu bersujud syukur, air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Dafa berusaha berdiri lalu mendekati sang istri untuk mengecup keningnya. "Makasih ya, Sayang. Makasih sudah berjuang untuk melahirkan anak kita."Najwa hanya menanggapi dengan senyuman, ia menggenggam erat tangan Dafa karena di bawah sana suster masih menjahit bagian yang luka."Ini, Pak, bayinya, silahkan diadzani." Suster menyerahkan bayi Dafa
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Davin Putra Ardiansyah

"Udah selesai?" tanya Bari saat Dafa sudah masuk."Udah, Yah, adiknya masih dibersihin sama di ukur buat ngisi data dulu. Nanti kalau udah selesai di anter ke sini." Dafa duduk bersama Ayahnya karena Najwa belum selesai makan."Syukurlah, Papamu sudah di kabari?" Bari menepuk paha Dafa untuk memberi kekuatan pada menantunya itu."Tadi Mama yang anterin ke rumah sakit, pas aku dateng Mama pulang. Katanya nanti malem mau ke sini lagi.""Kamu mau istirahat dulu? Biar kami yang jaga Najwa," tawar Bari, ia melihat menantunya kelelahan."Nggak usah, Yah, aku tidur di sini aja. Nanti malem Ayah sama Ibu pulang aja, biar bisa istirahat dulu. Sekalian temenin Tasya karena kata Mama Tasya besok aja diajak ke sini." Dafa tidak mungkin tega meninggalkan istrinya di sini, ia bisa tidur di mana saja asal tidak pulang."Ya sudah, nanti Ayah sama Ibu jagain Tasya aja. Besok pagi-pagi ke sini lagi, nanti Ayah pulang ke rumah Yogi aja," jawab Bari."Nggak di rumah Mama aja? Biar nanti disiapin kamar sa
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Tidak kreatif

"Kalau itu sih aku juga nggak berani protes, emang ibu ratu kamu tuh nggak ada yang berani sama dia. Mama aja pilih ngalah daripada debat sama dia." Dafa juga tidak berani memprotes jika itu menyangkut keputusan Asti. Dari latar belakang keturunan jawa batak, membuat Asti cukup keras saat berbicara meski sebenarnya Asti sangat baik dan pengertian."Udah deh jangan diomongin terus, nanti orangnya bangun baru tau rasa kalian," ucap Astuti memutuskan perdebatan kakak beradik itu, meski sang menantu cukup keras tapi Astuti tahu kalau istri Daris adalah wanita yang baik.Najwa hanya diam mendengar perdebatan itu, ia memang belum terlalu dekat dengan Asti tetapi ia bisa berteman dengan Asti."Yang pilih nama siapa Wa?" Daris beralih bertanya pada Najwa."Mas Dafa," jawab Najwa."Kamu nggak ikut kasih nama? Emang kamu nggak punya pilihan nama buat anak kamu?" Daris masih berusaha memprovokasi Najwa."Nggak ada, dari awal emang udah serahin sama bapaknya. Aku setuju aja mau dikasih nama siapa
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Kejujuran

Sepuluh menit waktu yang dibutuhkan Dafa untuk membersihkan diri, Dafa segera menyambar baju yang disiapkan Najwa lalu memakainya.Setelah selesai berpakaian, Dafa berjalan keluar kamar karena tidak mendapati Najwa bersama sang putra di sana."Aku cari nggak ada ternyata di sini," ucap Dafa, ia mendekati sang istri yang tengah menyusui anak mereka."Nangis tadi, makanya aku bawa ke sini," jelas Najwa. Ia tengah duduk di taman kecil di samping kamar."Udah, belum? Sini biar aku gendong." Dafa mendekat pada Najwa lalu duduk di sampingnya.Najwa menyerahkan sang putra pada ayahnya. Di usia tiga bulan ini, Davin sudah bisa tengkurap dan kembali telentang. Perkembangan yang cukup pesat jika melihat badannya yang gembul."Udah makin besar aja nih pipi. Kamu tuh belum makan kok udah sebesar ini sih dek." Dafa mencubit pipi putranya gemas, ia sudah terbiasa menggendong bayi saat anak pertama Daris berada di rumah orang tuanya dulu."Tasya dulu nggak sebesar ini, padahal minum sufor juga. Ini
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status