Semua Bab Istri Ketiga Mas Endara : Bab 51 - Bab 60

116 Bab

BAB 51

Sejak tadi Dara mencari keberadaan Endara, ternyata lelaki itu sedang berada di ruang kerja mengerjakan pekerjaannya di rumah. semalam penuh Dara tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkan bagaimana caranya memberi tahu Endara tentang kondisi Afifa saat ini. Bagaimana reaksi lelaki itu? Akan kah iba atau malah sebaliknya, langsung menceraikan Afifa begitu saja?“Ada apa Dara?” Endara bertanya sambil menatap Dara yang baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya. Lelaki itu menghentikan sejenak pekerjaannya untuk menatap wanita yang sekarang sedang mengandung buah hatinya.“Mas Endara sibuk?” tanya Dara, diawali dengan basa basi sambil berpikir untuk mengawali pembicaraannya.“Tidak, sebagian pekerjaan sudah selesai. Memangnya ada apa?” tanya Endara, lelaki itu mengubah posisinya setenang mungkin untuk mendengar Dara berbicara.“Ada yang ingin Dara sampaikan,” kata Dara, diiringi jantung yang semakin berdebar hebat di dalam sana. Dara meremas-remas jarinya sendiri untuk menghilangkan
Baca selengkapnya

BAB 52

Akhirnya Endara berhasil membawa Afifa ke rumah sakit setelah puluhan kali mencoba membujuk wanita itu. Sekarang Endara sedang berbincang dengan dokternya langsung untuk mengetahui kondisi Afifa lebih lanjut.“Jadi, tidak ada cara lain selain mengangkat rahimnya Dok?” tanya Endara, kabar itu masih saja membuat Endara terkejut. Sayang sekali, sampai akhir hayat Afifa tidak akan bisa merasakan mempunyai keturunan. Tidak memiliki sanak saudara yang dekat, orang tuanya juga sudah meninggal, Afifa tinggal sebatang kara di sini.“Betul dan harus secepatnya melakukan tindakan,” kata si dokter, setelah menjelaskan panjang lebar memberikan solusi yang terbaik untuk keselamatan Afifa.“Baik Dok, secepatnya lakukan tindakan operasi,” kata Endara, yang sudah setuju Afifa diangkat rahimnya.“Silahkan anda ke ruang administrasi untuk menandatangani dokumennya,” kata si dokter.“Baik dok.”***Dara yang ikut ke rumah sakit menunggu Endara dengan cemas. Sementara Vega, wanita itu sedang berada di dal
Baca selengkapnya

BAB 53

Tiba lah di mana hari Afifa akan dioperasi, tidak hanya Endara, Vega, dan Dara yang menemani, tapi Julian juga ikut menemani. Meskipun wanita paruh baya itu terkenal judes di mata keluarga, tapi jika keibuannya sungguh sangat luar biasa.“Mah, sebaiknya Mama istirahat saja dulu,” kata Endara, karena tidak tega melihat wajah sang mama sepertinya sangat kelelahan.“Diamlah, aku sedang tidak ingin istirahat,” kata Julian, dengan nada Julian yang judes, meskipun begitu wanita paruh baya itu sangat perhatian.“Dari pada kamu menyuruh Mama istirahat, lebih baik kamu saja sana yang istirahat. Kantung mata kamu sudah sangat hitam akibat beberapa hari tidak bisa istirahat dengan tenang,” sambung Julian, nadanya sedikit lembut.“Endara belum bisa istirahat sebelum operasinya selesai, Mah.” Ya, semalam penuh Endara tidak bisa tidur karena memikirkan Afifa. Memikirkan bagaimana operasinya, berjalan lancar atau tidak, semua berkecamuk di dalam pikiran Endara menyerang tanpa henti.“Semuanya akan b
Baca selengkapnya

BAB 54

Operasi berjalan dengan lancar dan sekarang Afifa sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Setelah beberapa jam terpengaruh obat bius kini Afifa sudah sadarkan diri. Wanita itu untuk sementara waktu tidak boleh bergerak dulu, karena luka jahitan yang masih basah takut terjadi apa-apa. Yang sedang menemani Afifa hanya lah Dara, sementara Endara, Vega, dan Julian sedang pulang ke rumah.“Mbak butuh apa?” tanya Dara, saat melihat gelagat Afifa yang sedang menginginkan sesuatu.“Minum Dara,” jawab Afifa, dengan suara serak. Tenggorokannya terasa kemarau, karena Afifa belum bisa banyak bergerak jadilah wanita itu meminta bantuan Dara untuk mengambilkan air minum untuknya.“Ini Mbak, biar Dara bantu,” kata Dara. Membantu Afifa untuk minum, setelah selesai Dara mengembalikan gelas berisikan air putih itu pada tempatnya.“Kamu tidak istirahat Dara?” Afifa tahu betul Dara kekurangan istirahat, ia menjadi tidak enak hati karena sudah membuat Dara kelelahan padahal saat ini Dara sedang mengandung.
Baca selengkapnya

BAB 55

Tiga hari sudah Afifa berada di rumah sakit dan kondisinya kini sudah semakin membaik. Luka jahitan bekas operasi juga semakin mengering dan sekarang ia Afifa diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. kabar tersebut membuat Afifa sangat bahagia, karena selama berada di rumah sakit Afifa merasa tidak nyaman, tempat tidur kurang nyaman dan makanan tidak enak terasa hambar.“Benar sudah merasa baikan?” tanya Endara, yang baru saja masuk ke ruang rawat setelah menyelesaikan biaya administrasi selama Afifa di rawat di rumah sakit.“Iya Mas, lebih baik pulang aja, lagian Afifa juga nggak betah di sini terus,” ucap Afifa.“Kalau masih ada yang sakit sebaiknya ditambah menginap di sini supaya dokter juga bisa memantau dengan mudah.” Endara menghampiri Afifa yang sedang duduk di atas brankar rumah sakit. lelaki itu menatap wanita yang ada di depannya dengan lekat, entahlah, Endara tidak mengerti mengapa ada wanita seperti Afifa. Wanita yang sudah tidak ia anggap, tapi tidak pernah sedikitpu
Baca selengkapnya

BAB 56

Setelah selesai makan malam, Endara memutuskan untuk ke kamar Afifa menjenguk dan melihat kondisi wanita itu. Afifa benar-benar mendengar ucapan Endara, tidak sedikitpun wanita itu keluar dari kamarnya. Jika butuh sesuatu ia akan meminta tolong kepada Vega atau pun Endara.“Belum istirahat?” tanya Endara sambil berjalan kearah Afifa yang sedang duduk di ranjang dengan buku bacaan di tangannya.“Belum Mas,” jawab Afifa, tersenyum kearah suaminya. Afifa meletakkan buku yang sedang ia baca setelah Endara duduk di tepian ranjang. Terjadi keheningan untuk beberapa saat di sana, membuat Afifa bingung dengan situasi yang ada.Endara melirik kearah nakas yang ada di dekatnya ternyata makan malam yang ia antarkan untuk Afifa tadi sudah habis tidak tersisa. Diam-diam Endara tersenyum di dalam hatinya. Rasanya senang sekali makanan yang ia antar dilahap habis oleh Afifa.“Kenapa Mas Endara tiba-tiba datang ke kamar Afifa?” sempat merasa heran Endara tiba-tiba saja main ke kamarnya karena jarang
Baca selengkapnya

BAB 57

Keesokan harinya, setelah Vega menahan selama semalam penuh akhirnya sekarang wanita itu bisa menemui Afifa dan bertanya langsung tentang maksud dan tujuan Afifa minta cerai dari Endara. Kebetulan sekali sekarang Afifa baru saja selesai sarapan, jadi Vega bisa bertanya-tanya tentang banyak hal.“Dek, lagi sibuk nggak?” Vega memasuki kamar Afifa dan tidak lupa kembali menutup pintunya. Wanita itu berjalan ke arah ranjang milik Afifa dan duduk di tepiannya.“Nggak kok Mbak, abis minum obat tadi setelah sarapan,” jawab Afifa, dengan senyum manis yang mengembang di wajahnya. Wajah Afifa sudah tidak terlalu pucat seperti kemarin-kemarin, sekarang sudah lebih terlihat rona merah segar di wajahnya.“Dek, Mbak mau tanya sesuatu boleh?” Vega berkata dengan sangat hati-hati takut menyakiti hati Afifa yang sedang tidak baik-baik saja. hati Afifa masih saja sensitif mengakibatkan Vega harus pandai memilih kata-kata yang akan ia ucapkan nanti.“Apa benar semalam kamu bilang ingin cerai dari Mas En
Baca selengkapnya

BAB 58

Endara masuk ke dalam kamar Afifa membawa berkas perceraian yang sudah ia urus sebelumnya. Endara tidak akan menyerahkan berkas itu begitu saja, lelaki itu akan bertanya terlebih dahulu kepada Afifa tentang keputusan yang sudah dibuat wanita itu.“Sedang sibuk tidak?” tanya Endara, kemudian menutup pintu kamar Afifa tidak lupa menguncinya. Endara berjalan kearah ranjang dan duduk di tepinya sementara Afifa duduk di tengah-tengah ranjang.“Tidak Mas,” jawab Afifa.“Apa itu Mas?” tanya Afifa, sambil menatap map coklat yang ada di tangan kanan Endara. Afifa menatapnya dengan kening mengkerut.“Ini adalah berkas perceraian. Tapi, sebelum saya memberikannya sama kamu, saya ingin bertanya terlebih dahulu,” kata Endara, dengan raut wajah yang terlihat sangat serius.“Tanpa apa Mas?” Afifa memposisikan dirinya siap menjawab semua pertanyaan Endara.“Kamu benar-benar dengan keputusan kamu itu?”Afifa mengangguk tanpa beban, bahkan di wajahnya terlihat ada guratan senyum di sana menandakan Afif
Baca selengkapnya

BAB 59

Satu bulan kemudian ….Akhirnya sidang perceraian itu tiba setelah satu bulan menunggu Afifa cukup sembuh dari operasi. Vega dan Dara juga ikut hadir di sana. Kebanyakan seorang wanita yang akan menghadapi perceraian dengan suami pasti akan merasa sedih, tapi berbeda dengan Afifa, ia terlihat ceria dan bahagia seperti beban hidupnya akan terlepas begitu saja. karena tidak ada perlawanan dari Endara dan Afifa, proses ketok palu berjalan dengan cepat dan sekarang mereka berdua remi berpisah. Seperti yang Endara ucapkan satu bulan yang lalu, setelah perceraian terjadi Afifa langsung keluar dari rumah Endara dan menempati rumah yang Endara berikan untuknya.Setelah persidangan cerai selesai, Afifa langsung keluar untuk mencari udara segar menikmati kebebasannya dari sebuah hubungan rumah tangga yang sangat toxic baginya.Afifa merentangkan ke dua tangannya menikmati kebebasan untuk pertama kalinya. Akhirnya Afifa bisa bebas seperti sebelum ia belum menikah dengan Endara.“Mbak Afifa terli
Baca selengkapnya

BAB 60

Keesokan harinya, hari pertama di mana tidak ada Afifa di dalam rumah itu. Dara dan Vega menjalankan aktifitas seperti biasanya, membuat sarapan dan sarapan bersama di meja makan. Ketiadaaan Afifa membuat keadaan menjadi berubah, yang semula ramai, kini sepi tidak ada suara wanita itu. Dara dan Vega merasakan jelas kehilangan sosok Afifa di sana. Mereka semua berharap Afifa akan bahagia dengan keputusannya itu.“Dara, nanti kamu cek kandungan bersama saya ya,” kata Endara, memecahkan keheningan yang terjadi di depan meja makan.“Iya Mas,” jawab Dara, tanpa ada perlawanan sedikit pun.“Mas nanti aku juga mau pergi ya,” kata Vega, yang tidak mau sendirian di dalam rumah. kesedirian membuat Vega sangat bosan dengan keadaan. Jadilah Bega memutusan untuk pergi setelah Dara dan Endara pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan.“Kamu mau pergi kemana?” tanya Endara, menatap Vega penuh selidik. Tidak biasanya Vega pergi sendiri tanpanya membuat Endara menaruh curiga pada wanita itu.“Aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status