Home / Pernikahan / Istri Ketiga Mas Endara / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Ketiga Mas Endara : Chapter 61 - Chapter 70

116 Chapters

BAB 61

Sesampainya Endara dan Dara di rumah sakit, mereka berdua langsung menuju ruangan dokter yang sebelumnya sudah membuat janji dengan Endara. Tidak menunggu waktu lama Dara langsung diperiksa oleh dokter untuk mengetahui perkembangan janin dan kondisi sang ibu.“Waahh, sepertinya ini sang Ibu bahagia ya,” puji sang dokter, tersenyum hangat ke arah Dara dan juga Endara. Sang dokter ikut bahagia melihat ibu dan janin sangat bahagia. Melihat perkembangan janin yang sangat baik membuat sang dokter juga senang melihatnya.“Iya Dok, kalau mintanya tidak dituruti pasti marah,” kata Endara, ikut bercanda agar suasana tidak terlalu tegang.Mendengar ucapan Endara membuat ke dua pipi Dara merona. Ternyata selama ini Endara juga memperhatikannya? Itulah pertanyaan yang ada di dalam pikiran Dara saat ini. Dara tidak menyangka ternyata lelaki itu juga peduli kepadanya, meskipun kepeduliannya itu lebih banyak kepada si janin yang ada di dalam kandungan Dara.“Memang seperti itu Pak, jadi mohon dimak
Read more

BAB 62

Setibanya Endara dan Dara di restoran, ke duanya langsung memilih menu makanan untuk di pesan dan tidak berselang lama makanan pun datang. Dara melihatnya dengan semangat, sebab ia sudah mulai kelaparan. Sepertinya janin yang ada di dalam kandungan Dara sangat senang makan, jadilah Dara yang selalu lapar di setiap saat.“Pelan-pelan Dara, makannya berantakan sekali,” kata Endara, sambil mengusap sudut bibir Dara yang terdapat sebutir nasi di sana. Endara tidak habis pikir dengan cara makan Dara yang sangat belepotan, padahal tadi sebelum ke rumah sakit sudah makan terlebih dahulu.“Namanya juga laper Mas,” kata Dara, dengan suara yang tidak terlalu jelas karena mulutnya terisi penuh dengan nasih. Alhasil ada beberapa butir nasi yang keluar dari mulutnya membuat Endara meringis jijik.“Sudah saya bilang pelan-pelan makannya dan kalau makan jangan sambil ngomong jadi keluar semua kan nasinya,” omel Endara, sambil membersihkan meja yang terdapat nasi bekas dari mulut Dara. Meskipun sedik
Read more

BAB 63

Dara menunggu Endara dengan perasaan cemas di dalam kamarnya. Melihat amarah dan kekecewaan yang terpancar jelas di wajah lelaki itu tadi membuat Dara merasa was-was, takut jika Endara akan menghajar Vega habis-habisa. Tidak berselang lama pintu kamar Dara pun terbuka, masuklah Endara dengan emosi yang masih ampur aduk.“Mas.” Dara membantu Endara untuk duduk di tepian ranjang milik Dara. Wanita itu mengambil segelas air putih miliknya untuk Endara agar amarah lelaki itu sedikit reda.“Terima kasih,” kata Endara, kemudian meneguk habis air putih yang Dara berikan hanya tinggal gelasnya saja.Dara pun mengembalikan gelas itu ke tempat semula. Tangan kanan Dara digunakan untuk mengusap punggung Endara agar emosi lelaki itu sedikit reda. Dara melihat ke dua mata Endara merah sepertinya lelaki itu baru saja menangis. Menurut Dara sangat wajar terjadi, karena Vega adalah wanita yang paling Endara cintai, namun malah cintanya dibalas dengan pengkhianatan.“Kenapa ini terjadi padaku, Dara? K
Read more

BAB 64

Satu minggu telah berlalu dan kini proses perceraian Endara dan Vega sedang dilaksanakan. Meskipun Vega mengemis meminta maaf kepada Endara, namun tetap lelaki itu tidak akan pernah mengubah keputusannya untuk segera menceraikan Vega. Bagaimanapun juga perselingkuhan tidak bisa dibenarkan apa lagi dilakukan secara sadar. Sebenarnya Endara masih sayang dan mencintai Vega, tapi sayangnya kepercayaan itu malah dipandang sebelah mata oleh Vega. Pernikahan yang sudah dibina selama puluhan tahun harus berakhir tragis seperti ini.Endara keluar dari ruang persidangan dengan perasaan yang entah lelaki itu tidak bisa merasakannya. Antara lega, sedih, kecewa, dan berat tentunya, namun semua ini sudah ia putuskan untuk kebaikan dirinya sendiri.“Mau langsung pulang Mas?” tanya Dara, dengan suara lirih. Ia juga sedih melihat keadaan Endara yang semakin hari semakin menyedihkan. Di tambah lagi lelaki itu terlihat sedikit kurus karena memang beberapa hari ini makannya sangat tidak teratur. Bahkan E
Read more

BAB 65

Dara kembali membawa baskom yang sudah ia isi dengan air hangat dan handuk kecil yang ia ambil dari kamar Vega. Sementara tubuh Endara semakin menggigil parah dan suhu tubuhnya juga semakin tinggi sampai Dara dibuat panik oleh lelaki itu.“Kecilkan sedikit ACnya Dara,” kata Endara, dengan suara bergetar menahan dingin yang luar biasa menusuk sampai ke tulang-tulangnya.Dara bergegas mengambil remot AC dan mengecilkan suhunya agar tidak terlalu dingin untuk Endara. Setelah itu Dara mencelupkan handuk kecil dan memeras sampai airnya menyusut sempurna kemudian menempelkan handuk kecil hangat itu di kening Endara.“Kalau besok demamnya belum turun juga kita ke rumah sakit saja ya Mas,” ucap Dara, raut wajahnya terlihat sangat panik sebab melihat Endara semakin pucat dan mengigil hebat.Dara mengambil tambahan selimut di dalam lemarinya, membentangkan selimut itu untuk menutupi seluruh tubuh Endara kecuali area kepala. Dara terus memeriksa handuk kecil yang ada di kening Endara, jika sudah
Read more

BAB 66

Tiga hari sudah Endara berada di rumah sakit, semakin hari kondisi lelaki itu terus membaik sampai pada akhirnya tepat di hari ini Endara sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. kabar tersebut membuat Endara sangat senang karena akhirnya bisa terbebas dari penjara rumah sakit yang cukup menyiksanya.“Ayo Dara, saya ingin cepat pulang,” kata Endara, sejak tadi terus berucap seperti itu padahal Dara baru saja menyelesaikan bayaran administrasi dan belum lagi membereskan barang-barang milik Endara.“Iya Mas, sabar, kan Dara baru saja dari bawah,” kata Dara, sambil membereskan barang Endara dengan gerakan seribu. Lelaki itu memang benar-benar sangat bawel sekali, apakah Endara tidak tahu betapa repotnya Dara saat ini?“Ahh, kamu ini lelet sekali, saya ingin segera pulang agar bisa terbebas dari kamar yang bau obat ini.” Endara terus mengomel tidak jelas, mentang-mentang kondisi lelaki itu sudah cukup baik memperlakukan Dara seenaknya.Dara berdecak kesal, tapi wanita itu memili
Read more

BAB 67

Endara keluar kamar untuk mencari keberadaan Dara, karena sejak Dara pamit untuk membuat makanan wanita itu belum kembali juga. Endara curiga Dara sedang melakukan hal yang aneh di dapur, maka dari itu Endara bergegas mencari keberadaan istrinya itu.“Mbok lihat Dara tidak?” tanya Endara, kepada wanita paruh baya yang sedang menyapu lantai.“Tadi Mbok lihat sedang di dapur Tuan,” jawab wanita paruh baya itu dengan sopan.“Terima kasih Mbok.” Endara pun bergegas ke dapur untuk mencari keberadaan Dara. Lelaki itu sudah mempersiapkan dirinya untuk memarahi Dara jika wanita itu melakukan hal diluar nalar.“Loh, Mas Endara sudah bangun?” tanya Dara, wanita itu meninggalkan sejenak pekerjaannya untuk menatap Endara yang sedang berjalan ke arahnya.“Kamu melakukan apa saja di dapur sampai berjam-jam lamanya?” Endara langsung bertanya pada intinya, karena ia sedang tidak ingin berbelit-belit. Endara semakin mendekati Dara, bahkan lelaki itu sampai memasuki area dapur untuk melihat apa yang se
Read more

BAB 68

Setelah selesai makan malam Dara dan Endara memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Agar Endara cepat istirahat setelah minum obat, namun pada kenyataannya lelaki itu malah terlihat gelisah sampai membuat Dara bingung dan menimbulkan pertanyaan.“Mas Endara kenapa sih?” tanya Dara, menatap lelaki di sampingnya dengan kening mengkerut di tambah lagi wajah Endara seperti tidak tenang.“Rasanya saya ingin menjual rumah ini saja Dara,” kata Endara, mengungkapkan kegelisahannya yang sejak tadi menyelimuti hari Endara. Semakin hari berada di dalam rumah itu membuat Endara semakin kepikiran tentang Vega, karena sejak awal menikah sampai sekarang ini berada di rumah yang sama hasilnya banyak meninggalkan memori dan kenangan indah.“Setiap hari saya dibayangi memori dengan Vega dan itu sangat menyiksa saya,” sambung Endara, diringi helaan napas berat. Sepertinya Endara memang benar-benar tersiksa.“Apa Mas Endara sudah memikirkannya matang-matang?” sebelumnya Dara harus memastikan terlebih dahu
Read more

BAB 69

Setelah kejadian penemuan paket misterius pagi tadi kini Dara benar-benar berada di dalam kamar satu hari penuh tanpa keluar sedikitpun. Semua keperluan Dara mulai dari minum dan cemilan sudah Endara siapkan tanpa ada yang kurang satu pun, tapi meskipun begitu masih saja ada sesuatu yang Dara mau.“Mas.” Dara memanggil Endara dengan suara yang manja, sementara lelaki itu sedang duduk di kasur memangku laptop karena sedang memeriksa email yang masuk. Meskipun sudah Dara larang, tapi tetap saja Endara ingin mengerjakan tugasnya, tapi untung lah tidak terlalu berat karena hanya memeriksa email yang masuk saja.“Kenapa?” tanya Endara, tanpa menatap Dara karena ke dua matanya masih fokus menatap layar laptop dan tulisan di sana.“Mas, ihhh, lihat Dara dulu!” Dara menggoyangkan lengan Endara agar mendapat perhatian dari lelaki itu. Karena tengah mengapa melihat Endara yang mengabaikannya malam ini membuat Dara kesal. Apakah perasaan kesal Dara itu bagian dari perasaan janin yang ada di dala
Read more

BAB 70

Dara menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil mengusap perutnya yang sudah terasa begah. Satu mangkuk dan satu porsi es buah berhasil ia santap tanpa ada sisa. Endara yang melihat raut wajah Dara seperti kekenyangan hanya bisa menggelengkan kepalanya haran.“Kekenyangan kan,” ucap Endara, masih diiringi gelengan kepala. Endara heran saja dengan Dara yang ingin makan bakso tapi harus melalui drama panjang terlebih dahulu. Beberapa porsi yang Dara pesan tadi akhirnya dibungkus untuk di bawa pulang agar orang rumah juga ikut makan.“Pulang yuk Mas,” kata Dara, wanita itu benar-benar tidak sanggup lagi merasakan perutnya yang terasa begah. Rasanya Dara ingin tidur detik itu juga.Endara ke depan untuk membayar semua bakso yang sudah di pesan Dara, sementara wanita itu sudah masuk ke dalam mobil karena ke dua matanya sudah tidak bisa lagi menahan kantuk yang sangat luar biasa. Setelah Endara selesai membayar pesanan, lelaki itu pun masuk ke dalam mobil menyusul Dara.“Mas, Dara bo
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status