Home / Rumah Tangga / Aku Bukan Satu-Satunya / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Aku Bukan Satu-Satunya: Chapter 61 - Chapter 70

94 Chapters

Ada Aku Selamanya Di Sini

“Akan aku ceraikan kamu, Mas,” gumam Amira dengan suara lirih.Amira berjalan hampir setengah berlari bahkan air matanya terus mengalir tak peduli ada banyak pasang mata yang kini sedang melihatnya. Berulang kali dia menyeka air matanya, tetapi terus saja mendesak untuk keluar. Pernyataan Kayla yang baru saja ia dengar membuat hatinya benar-benar terluka.Jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu akhirnya menikah dan akan memiliki anak, bagaimana dengan nasib Amira? Alan tidak memikirkan perasaannya padahal tahu bahwa Amira sangat mengharapkan hidup dengan Alan, pria yang dicintainya. Rupanya Alan tidak peduli bagaimana sakitnya dikhianati.Amira akan mewujudkan impian Alan dan Kayla yang katanya ingin hidup bahagia. Tidak peduli ada orang lain yang menderita akan perbuatan mereka berdua, Amira janji bahwa dia tidak akan berpaling dengan rayuan Alan lagi.“Mir, mau kopi?” Luna yang tidak sengaja berpapasan dengan Amira, kontan membelalakkan kedua matanya karena melihat wajah Amira semb
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Memilih Diantara Kita Berdua

“Aku bisa antar kamu pulang.”Amira hanya menggelengkan kepala saat Luna menawarkan diri untuk mengantar Amira pulang ke rumah menggunakan motornya. Amira tidak ingin merepotkan Luna karena sahabatnya itu selalu saja membantunya. Sudah berapa kali Amira menyusahkan Luna sejak ia pindah ke rumah paman dan bibinya. Amira pikir dia harus hidup mandiri dan bisa saja pesan taksi untuk pulang nanti.“Aku terlalu menyusahkanmu, ya?” Amira tersenyum kecut, memang ucapannya benar, tetapi lihat saja sahabatnya itu tidak akan mau mengakui itu.“Tidak pernah, jangan bilang seperti itu.” Luna bersendekap di depan dada, dia sangat kesal karena Amira menolak tawaran baiknya ini.“Aku seperti tidak ada gunanya menjadi seorang sahabat,” keluh Luna dengan sorot matanya yang redup.Amira membelalakkan kedua matanya, menurutnya dialah yang tidak berguna sebagai seorang sahabat karena selalu menempatkan Luna pada posisi sulit. Amira terlalu banyak menangis dan meratapi hidupnya yang sulit, dan selama ini
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Tidak Akan Pernah Kembali

“Pergi dan jangan ke sini lagi!”Suara Amira melengking saat mengusir Alan. Ternyata Alan mengikutinya hingga sampai ke rumah, untung saja Bram tidak ikut datang juga. Amira tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk meluapkan emosinya. Alan terlalu keras kepala, padahal pria itu sendiri yang mengizinkannya untuk tinggal bersama keluarga Amira, tetapi sekarang Alan pula yang tidak rela.Setelah memastikan bayang-bayang Alan menghilang, Amira masuk ke dalam rumah dengan perasaan hampa. Denyut di dadanya kembali terasa, itu semua karena perkataan Kayla yang masih membekas di otak dan hatinya. Rasanya untuk bergerak saja ia kesulitan, apalagi menanggung fakta menyedihkan seperti ini. Fakta bahwa Amira telah ditinggalkan oleh pria yang dicintainya.Bibi Hanum mengejutkan Amira yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Amira yang semula berbaring di tempat tidur, kontan mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Hanum duduk di sebelah sang keponakan, dia bisa melihat raut wajah Amira yang
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Pindah Rumah Lagi

“Sepertinya Amira harus pindah, Bi.” Mendengar suara Amira yang terdengar putus asa, kontan membuat Hanum menitikkan air mata. Hanum sangat tidak setuju jika Amira pergi dari rumahnya ini, dia sangat bahagia saat ada Amira sebagai teman penghilang rasa sepi saat di rumah. Hanum lebih khawatir dengan keadaan Amira jika jauh dari pantauannya. Amira selalu mendapatkan tekanan dari masalah-masalahnya, karena itu Hanum tidak rela jika membiarkan Amira tinggal sendirian di luar sana. Hanum tidak akan bisa memastikan bahwa Amira akan hidup nyaman dan damai saat berjauhan dengan Hanum. Sekali lagi Hanum tidak bisa mengizinkan Amira untuk tinggal jauh darinya. “Tidak bisa. Bibi tidak setuju dan jangan harap Pamanmu akan memberimu izin, Bibi akan bujuk Pamanmu untuk tidak membiarkan kamu tinggal sendirian,” kata Hanum tidak bisa diganggu gugat, meskipun Amira bergelayut manja untuk mendapatkan izin darinya, Hanum tidak akan pernah memberikan kebebasan bagi Amira. Amira memasang puppy eyesnya
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

Kita Hanya Teman

“Aku minta maaf untuk kejadian kemarin,” kata Bram sembari menggaruk tengkuknya.Amira menghela napas panjang, entah sudah yang kesekian kalinya Amira membuang napasnya. Amira menarik tangan kanan Bram, lalu dia mengembalikan paper bag hitam yang tidak diketahui apa isinya. Amira tidak berniat untuk mendapatkan hadiah bahkan tidak berharap apapun terhadap Bram.Cukup sampai di sini, Amira tidak ingin membuat Bram memiliki harapan besar terhadapnya. Amira tidak ingin menyakiti perasaan dan hati Bram. Bram adalah pria baik, karena itu Amira berusaha menjaga diri agar Bram tidak salah paham terhadapnya.Status Amira masih menjadi istri Alan, dia tidak ingin menimbulkan fitnah karena berdekatan dengan pria lain. Amira pikir hubungannya dengan Bram akan baik-baik saja, entah sejak kapan Bram menaruh hati padanya. Pilihan yang tepat saat ini adalah menjauh dari Bram untuk sementara agar pria itu tidak semakin jatuh cinta pada Amira.“Jangan memberiku hadiah lagi,” sahut Amira dengan nada da
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Bola basket menggelinding dan berhenti tepat di depan kaki Amira. Amira menundukkan badannya dan mengambil bola itu. Seorang pria menghampiri Amira, pria itu memakai kemeja putih dan celana bahan panjang berwarna hitam. Namun, celananya itu digulung hampir sebatas lutunya.“Ini.” Amira menyerahkan bola basket kepada pria yang sudah berlumuran keringat.Jika pakaiannya berwarna hitam putih seperti dirinya, pasti pria itu adalah mahasiswa baru sama seperti Amira. Amira menyunggingkan senyumnya sebagai sikap ramah terhadap sesama mahasiswa baru. Entah jurusan apa yang diambil oleh pria itu, setidaknya mereka berdua adalah satu angkatan di kampus ini.Pria itu juga terlihat baik, tampan dan...tinggi. Pria yang tidak diketahui namanya itu merengkuh bola basket yang diambil dari tangan Amira. Terlihat bahagia sekali saat dia bisa memeluk bola basketnya lagi, Amira menengok ke belakang pria itu sudah banyak temannya yang menunggu untuk bermain kembali.“Terimakasih,” katanya Amira hanya meng
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Bagaimana Kalau Aku Hamil?

Bau obat yang menyengat tercium di hidung Amira. Amira sudah terbiasa merasakan bau rumah sakit ini, dulu dia sering bolak-balik menemui Alan hanya sekedar membawakannya makan siang atau hanya ingin berkunjung melihat sang suami bekerja.Namun, sekarang dia datang ke rumah sakit untuk menemui Alan agar pria itu mau menandatangani surat cerai yang ia bawa. Amira mengetuk pintu ruangan kerja Alan, tetapi pintu yang tertutup itu tidak ada yang membukanya dari dalam. Akhirnya Amira membuka pintu itu tanpa permisi terlebih dahulu.“Mbak Mira?”Amira berbalik badan saat ada seseorang yang memanggilnya dari belakang. Sandi menyambutnya dengan sangat ramah, bahkan senyumnya tidak pudar seiring melangkah di depan Amira. Amira pun juga menyambut baik dokter muda tersebut, tak lupa dengan candaan kecil seperti biasa mereka lakukan.“Mas Alan di mana?” tanya Amira sembari mengecek ruangan Alan yang kosong penghuni.Sandi turut menengok sekitarnya. Sandi menatap Amira dengan pandangan tak menentu
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Aku Mencintaimu, Mas!

Sudah tiga hari tiga malam Alan tidak bisa menghubungi Amira, bahkan sepertinya nomornya diblokir oleh istrinya tersebut. Alan kelimpungan, dia mondar-mandir di depan meja kerjanya. Sandi yang juga ada di ruang kerja Alan ikut kebingungan, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa."Kenapa kamu tidak menelepon saya?" Alan meninggikan suaranya dan sampai tidak sadar bahwa dia masih ada di area rumah sakit. Sandi menunduk dalam, mau menjawab bagaimanapun dia akan tetap salah. Alan masih terbalut dengan emosinya, justru jika Sandi membela diri Alan akan semakin kesal. Sandi hanya diam sambil menganggukkan kepalanya, bukan karena dia mengaku salah, tetapi karena dia memilih untuk mengalah. Sandi sangat paham bahwa Alan sedang banyak pikiran, Sandi juga tahu bahwa masalah yang dihadapi Alan bukanlah masalah yang mudah. Alan sedangberada di ujung tandung pernikahannya, bahkan Sandi sebagai saksi jika Alan sedang berjuang untuk meperbaiki rumah tangganya yang sedang kacau balau. "Bagaimana ke
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

Bunga Yang Telah Layu

'Tuk... Tuk...'Suara ketukan berasal dari jari-jari Alan yang memukul kemudi mobilnya dengan pelan. Alan sudah berdiam diri di dalam mobil hampir satu jam tiga puluh detik yang tidak jauh dari rumah bibi Amira. Dia memiliki firasat bahwa Amira akan datang mengunjungi paman dan bibinya. Hari ini adalah akhir pekan, Alan yakin bahwa Amira akan datang ke rumah ini. Alan tetap sabar menunggu meskipun dia harus berdiam diri di dalam mobilnya selama berjam-jam. Benar saja setelah menunggu beberapa menit, sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah bibi Amira. Alan masih menunggu dan berharap orang yang turun dari taksi itu adalah istrinya. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Amiralah yang turun dari taksi itu. Alan segera turun dari mobilnya, dia berlari secepat mungkin sebelum Amira masuk ke dalam rumah. Karena jika Alan terlambat selangkah saja bisa dipastikan bahwa Amira tidak akan mau menemuinya dan pintu rumah akan tertutup sangat rapat. "Amira." Alan menarik lengan Amira, Amira pun terke
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Hidup Denganmu Sangat Sulit

Amira tidak bisa menunggu lagi, lalu keesokan harinya dia pergi ke rumah sakit dan meminta Alan untuk segera menandatangi surat cerainya. Amira masih ingat bagaimana wajah Alan yang begitu khawatir saat mendengar bahwa Kayla masuk rumah sakit. Amira tidak sanggup menanggung rasa sakit ini lagi. "Aku di lobi rumah sakit," ucap Amira kepada Alan melalui panggilan teleponnya. Setelah itu Amira mematikan sambungan telepon, dia yakin bahwa Alan akan segera turun dan menghampirinya. Amira menghela napas panjang, tak disangka ujian tahun pertama dalam pernikahannya begitu menyakitkan. Mungkin jika bukan perselingkuhan, Amira masih bisa memaafkan kesalahan Alan. Namun, prinsip Amira jika dia dikhianati, maka berakhir sudah hubungan mereka. Karena yang Amira yakini selingkuh itu adalah penyakit dan akan sulit disembuhkan.Amira yang selalu menganggap bahwa Alan adalah pria yang sangat mencintainya dan Amira berpikir bahwa Alan tidak akan pernah menyakiti hatinya, ternyata Alanlah luka terbe
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status