Luna menepuk kedua pipi Amira karena sahabatnya itu tidak tanggap saat diajak berbicara.“Heh? Apa yang kamu pikirkan?” Luna setengah berteriak, detik itu juga Amira tersadar dari lamunannya.“Hah? Apa?”Luna memutar bola matanya malas, disaat suasana tegang seperti ini bisa-bisanya Amira melamun tidak jelas. Padahal Luna sedang memikirkan nasibnya yang sebentar lagi akan maju untuk melakukan presentasi, seharusnya Amira bisa menenangkan Luna. Namun, sepertinya Amiralah yang perlu ditenangkan.“Oh ayolah,” kata Luna frustasi. Dia mengatur napasnya yang putus-putus.“Maaf, Lun.”Amira memegang bibirnya yang terasa hangat, kecupan dari Alan masih terasa dengan jelas. Semakin lama dia semakin gila, bibir hangat itu selalu menghantui Amira dan rasanya Amira ingin mengulanginya lagi. Kedua mata Alan yang terpejam, tangan kekarnya dengan lembut menahan tengkuk Amira, dan dalam waktu tiga detik bibir itu mendarat dengan nyaman.Amira menggelengkan kepalanya, dia menepuk bibirnya berulang kal
Last Updated : 2023-05-25 Read more