Home / Romansa / Terjerat Hutang Mr. Arogant / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjerat Hutang Mr. Arogant: Chapter 41 - Chapter 50

116 Chapters

Bab 41 Perkara Balas Budi

Di tempat lain. Di salah satu ruangan private di sebuah restaurant korea yang terkenal di bilangan Jakarta Selatan. Bu Lina bersama kawan-kawan sosialitanya tengah berkumpul. Ada 15 orang yang ikut perkumpulan itu sedang duduk memutari meja panjang. Dan semuanya memang memilki strata sosial di atas rata-rata. Ibu-ibu itu baru saja menyelesaikan makan siangnya dan pelayan baru saja selesai meletakkan kopi-kopi di depan ibu-ibu itu. Percakapan dalam setiap pertemuan bulanan itu terdengar sangat membosankan dan…norak. Hanya seputar membahas capaian suami mereka, anak mereka, hubungan asmara anak mereka dan juga barang mewah apa yang sedang menjadi trend di kalangan sosial atas seperti mereka. Dan kali ini ibu-ibu itu sedang membicarakan tentang tas mewah merk terkenal yang baru saja merilis series terbarunya. Bu Ambar juga termasuk di dalamnya. Dia lah yang menginisiasi pertemuan itu, membentuk kelas-kelas nya sendiri dan memproklamirkan kelompoknya sebagai kelompok eksklusif. “Jadi ka
Read more

Bab 42 Yang Mama Takutkan

Matanya terbuka begitu mendengar Laila yang hendak menghindarinya. Sebenarnya maksud Laila bukan menghindar, dia tahu wajah lelah mama mertuanya. Dia hanya tidak ingin mengganggu mama mertuanya yang mungkin ingin sendirian atau beristirahat.Tapi, sergahan dari mama mertuanya tidak bisa diabaikannya. Laila duduk sesuai perintah sang mertua. Nafasnya tercekat. Laila gugup luar biasa, karena ini kali pertamanya ia duduk berhadapan dengan sang mertua hanya berdua. Hanya ada mereka berdua kali ini. Tidak ada Malik atau Papa mertuanya yang senantiasa menjadi tamengnya.“Sebenarnya apa motif kamu menikahi anakku?” Tanyanya. Nada suaranya datar, tapi dia sudah mengubah mode garang sejak membuka matanya tadi. Sejak perempuan ini memasuki rumahnya, ia bahkan tidak pernah bertegur sapa. Sejauh yang dia ingat, ia hanya banyak menghinanya. Dia merasa perlu mengorek latar belakang pernikahan anaknya dengan gadis desa ini.“Motif bagaimana maksud mama?”“Sudah berani kamu panggil aku ‘mama’?” Mata
Read more

Bab 43 Kemauan Laila

Malik mendudukkan Laila di atas ranjangnya. Lalu beputar mengelilingi ranjang itu untuk mengambil di atas nakas di belakang Laila. Tidak lupa menarik kursi ke hadapan Laila. Laki-laki itu sedang akan mengganti perban istrinya. Sementara mata Laila terus mengamati gerakan laki-laki itu, dibarengi dengan gerutuan yang hanya berani ia ucapkan dalam hati. Wanita itu sedang menggerutui dirinya sendiri. Berkali-kali mengatai dirinya sendiri sebagai wanita gampangan yang mudah tergoda dengan laki-laki. Pasalnya, saat ini jantung Laila tidak berhenti berdegup sejak kemunculan Malik di ambang pintu tadi. Ditambah genggaman tangan yang mantap oleh laki-laki itu. Dan sekarang laki-laki itu sedang memperlihatkan perhatiannya soal luka di lengannya.“Kok pulang cepet?” Tanya Laila memecah keheningan. Sejak tadi mereka hanya terdiam canggung. Masih belum terbiasa harus berbicara apa dan membicarakan hal apa.“Bukankah kamu yang minta aku pulang cepat?” Goda Malik. Ia menahan senyumnya melihat reaks
Read more

Bab 44 Hanya Kebetulan

Dering ponsel Malik berbunyi nyaring menyentakkannya dari konsentrasi pekerjaannya. Nama seseorang dari instansi kepolisian tertera di layar itu. Malik memang sudah menunggu-nunggu kabar dari instansi tersebut terkait kecelakaan yang menimpa istrinya. Selama beberapa hari mendekam di rumah bekerja dari sana sekaligus menemani istrinya, cukup membuat dirinya frustasi karena justru membuat dirinya banyak menduga-duga dan was-was tentang siapa dibalik kecelakaan yang menimpa istrinya itu. Semakin melihat Laila, rasa bersalah Malik semakin besar dan lebih. Malik segera menerima panggilan itu karena sudah tidak sabar dengan berita yang akan diterimanya. “Selamat siang pak Malik.” “Siang, Pak. Kabar baik apa yang akan saya terima?” Todong Malik tanpa basa-basi. “Terkait kecelakaan istri anda, pelaku sudah berhasil kami amankan dan kami minta Bapak dan Ibu untuk datang ke kantor untuk dimintai keterangan sebagai saksi.” “Baik. Sore ini saya dan istri akan datang ke sana. Terimakasih ata
Read more

Bab 45 Harus Ikut Suami

Malik sudah berjanji akhir pekan ini mereka akan pulang ke kampungnya, ke tanah Cianjur tempat orang tua Laila tinggal. Selepas sarapan tadi, Malik belum ada masuk ke kamarnya lagi. Entah apa yang dilakukannya, Laila cukup lama menunggu untuk menanyakan baju-baju apa yang akan dibawa laki-laki itu saat pulang nanti.Sementara Laila sedang menyiapkan keperluan mereka selama disana, ia hanya membawa travel bag kecil berukuran kabin pesawat yang berisi dua pasang baju Malik dan Laila. Tapi semenjak tadi, Malik bahkan belum ada menegurnya. Belum menyapanya. Belum menanyakannya tentang persiapan mereka. Wajah laki-laki itu terlihat gelisah dan takut-takut sejak memasuki kamarnya. Ada gurat kemarahan pula yang tergambar di wajahnya. Entah apa yang baru saja ia lakukan dan dengar, yang jelas pagi itu suaminya itu sangat berbeda. Padahal saat sarapan tadi, laki-laki itu masih baik-baik saja.Laila beranjak dari tempatnya, meninggalkan tumpukan baju yang sedang akan dipilihnya. Lalu menghampir
Read more

Bab 46 Rencana Tak terduga

Malik tidak pernah membayangkan hubungannya akan menjadi serumit ini. Ia seperti dihadapkan pada pilihan antara orang tuanya atau istrinya. Laki-laki mana yang sanggup dihadapkan pada pilihan seperti itu.Mamanya selalu mengatakan bahwa perempuan itu yang melahirkannya. Memang benar wanita itu yang melahirkannya, tapi seorang wanita lain yang ia ambil dari orang tuanya dengan cara yang sangat menakjubkan, yaitu dengan sebuah perjanjian dengan Tuhan. Wanita itu ia ikat dengan ucapan janji kepada Tuhan yang menciptakan semesta. Harusnya, Malik lebih tegas lagi untuk itu. Harusnya Malik segera sadar bahwa Laila juga butuh pengakuannya. Harusnya Laila lebih berhak atas Malik sekarang ini.Sayangnya, Malik belum mampu. Laki-laki yang katanya arogan itu ternyata lembek jika di depan Mamanya. Laila tentu tak bisa menyalahkannya. Suaminya hanya berusaha berbakti pada orang tuanya. Tanpa mengerti batasan-batasan apa yang seharusnya jika sudah menyangkut istrinya.Malam itu, lagi-lagi Malik tam
Read more

Bab 47 Perempuan Gaun Merah

Laila terpaksa melepas suaminya dengan kekecewaan luar biasa. Lalu terlintas bayangan-bayangan Malik akan duduk berdampingan dengan perempuan bernama Gladis itu. Lalu mereka tertawa-tawa tanpa mengingat bahwa laki-laki itu sudah beristri. Bayangan itu berlebihan. Harusnya Laila percaya bahwa suaminya bisa menjaga marwahnya sendiri saat berhadapan dengan perempuan lain. Tapi rasa cemburunya menutup semua pikiran positif tentang suaminya. Laila tentu tak hanya berdiam diri. Kakinya sudah lebih dari mampu jika harus diajak berjalan jauh. Hanya lengannya yang terkadang masih terasa ngilu. Dan masih ada beberapa hari lagi jadwal kontrol ke dokter sekaligus melepas jahitan di tangannya. Laila menyambar ponselnya di atas ranjang. Mengecek sesuatu di sana yang terlihat bergerak. Lalu ia pun ikut bergerak. Mengambil tas dan memastikan bahwa kartu ATM nya aman di dalamnya. Setelah berpamitan pada Bi Mina, ia segera keluar menghampiri taksi online yang sebelumnya sudah dipesannya. Wanita tua i
Read more

Bab 48 Ambar dan Gladis

Dan yang terjadi di restoran beberapa saat lalu.. Ambar benar-benar geram pada rekan sosialitanya itu. Bagaimana bisa Lina menyembunyikan status Malik yang ternyata sudah menikahi perempuan lain. Dan yang lebih membuatnya geram, berani-beraninya Lina masih ingin meneruskan perjodohan Gladis dan Malik. Bagaimanapun Ambar tak akan mau anaknya menjadi yang kedua ataupun diduakan. Dia tidak akan rela. “Heh, kamu diam aja dari tadi. Jangan-jangan kamu udah tau soal Malik?” Hardik Ambar pada anaknya. Gladis masih terlihat santai dan memainkan ponselnya. Sesekali ia menyeringai riang seolah ada sesuatu yang menyenangkan di sana. “Hmmm..” “Apa? Jadi cuma aku yang nggak tahu? Jeng? Benar-benar keterlaluan.” Pekik Ambar. Ia memelototi Lina dan Gladis bergantian. “Apa sih, Ma, santai aja kali.. Lagipula mereka menikah juga karena kepaksa. Enggak beneran nikah.” Kata Gladis santai. Matanya masi terfokus pada layar gawai yang menyala redup. Jari-jarinya tak berhenti mengetik sejak tadi. “Apa
Read more

Bab 49 Pengakuan

Di dalam rumah keluarga Agung Bagaskara. Seorang laki-laki tak menyerah untuk merayu wanitanya. Diamnya Laila ternyata membuat Malik tak tenang dan semakin tenggelam dengan rasa bersalahnya dan berimbas pada banyak hal. Ia benar-benar takut kalau Laila bercerita pada orang tuanya. Pasalnya, setiap malam istrinya selalu bertelefon dengan orang tuanya. Laila mendiamkannya. Benar-benar diam. Perempuan itu seperti tak menganggap Malik ada. Sebenarnya Malik bukanlah tipe laki-laki yang pandai merayu. Apalagi mengucapkan kalimat cinta yang sangat klise bagi seorang wanita. Baginya, perbuatan lebih bermakna daripada hanya sekedar kata-kata bualan. Nyatanya, sekarang ini Malik justru berubah seratus delapan puluh derajat berbeda. Sejak tiga hari yang lalu laki-laki itu tak berhenti membual. Merayu Laila dengan segala macam cara agar perempuan itu mau bicara padanya dan diajak bicara. Guyonan ala bapak-bapak jaman dulu pun tak terlewatkan olehnya. Namun, Laila tetap bergeming. Sepertinya ke
Read more

Bab 50 Amplop Cokelat

Lina tengah membolak-balikkan majalah fashionnya ketika melihat Laila melintas menuju dapur. Laila yang sudah sejak tiga hari lalu tak dilihatnya, sejak malam itu wanita kampung itu mengurung diri di kamar anaknya.Lina geram. Semakin geram saat menyadari bahwa terdapat bercak merah-merah di sekitar leher Laila yang terkespos. Rambut wanita itu diikat tinggi layaknya ekor kuda sehingga menampakkan leher jenjang yang putih dengan bekas merah-merah yang Lina yakin bahwa itu adalah perbuatan anaknya. Lina bersumpah dalam hatinya bahwa ia tak akan menerima cucu yang dikandung perempuan itu.Lina segera menyeret Laila yang baru saja keluar dari dapur. Laila sudah berdandan rapi karena sesuai permintaan Malik, suaminya itu akan membawanya ke rumah sakit untuk kontrol luka di lengannya. Tapi tiba-tiba mertuanya menyeretnya ke kamar wanita enam puluh tahun itu. Laila sempat terkejut dan membelalak dengan langkah terseret.Tangan Laila dihempaskan begitu pintu kamar itu menutup dengan meningga
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status