Namun, saat aku kembali memfokuskan lagi telingaku, sudah tidak kudengar lagi suara itu. Seolah itu semua hanyalah reaksi dari stres yang bertumpuk. “Kupikir, aku sudah gila...” Maka dari itu pula, selama beberapa hari ini, aku tidak bisa fokus kerja di kantor. Saat aku mesti melakukan pembukuan bank, aku hampir saja terlelap di atas mejaku. Kalau saja bukan karena Sekarsari, salah satu rekan kantorku itu membangunkanku, mungkin aku sudah kena marah bosku. “Kenapa? Kuperhatikan sudah hampir tiga hari ini kau terus mengantuk di jam kerja. Dan sudah beberapa minggu terakhir, wajahmu pucat dan ditekuk seperti itu. Apa kau tahu, semua orang di kantor sempat membicarakanmu di saat jam makan siang?” kata Sekarsari, yang meja kerjanya berada di sampingku. Aku hanya terkekeh kecut. “Maaf, bukannya aku ikut campur dalam masalah rumah tanggamu, tapi keadaanmu benar-benar kentara sekali, Bud,” kata Sekar. “Ya, maaf, bila keadaanku telah membuat kalian cemas.” “Tapi, kau sudah sehat
Baca selengkapnya