Kami benar-benar tidur bersama malam itu. Meskipun, Wirda tetap membisu semalaman. Selama aku memeluknya dari belakang pun, Wirda terdiam. Ia tetap memunggungiku seolah aku adalah orang asing yang mesti diwaspadai. Sebetulnya ada keinginan dalam diriku untuk bercinta dengannya. Mencumbu tengkuk lehernya, kemudian meraih wajahnya dan kucumbu bibirnya. Tentu saja, itu semua karena kami suami-istri. Tapi, melihat Wirda yang terus memunggungiku, bahkan ketika pelukanku mulai berubah menjadi belaian ke arah buah dadanya, Wirda lantas menepis tanganku. “Kupikir, kamu sudah tidur,” kataku mencari-cari alasan. “Belum... aku berusaha untuk tidur, Mas,” katanya. Kami lalu terdiam cukup lama. Wirda tampak mengubah posisinya jadi terlentang. Dan sungguh entah mengapa dalam kondisi seperti itu, Wirda jadi semakin cantik daripada biasanya. Apa yang terjadi padanya. “Apa kamu melakukan perawatan?” “Nggak.” “Aku merasa kamu tambah cantik.” “Jangan menggodaku, Mas,” katanya malah ketus dan kem
Read more