“Sebab, pria dewasa, manusia, di mata kami, di penciuman kami, kalian lebih harum dan lebih banyak memberikan kami energi kehidupan ketimbang mengawini sesama kami. Memang.... sssshh,” katanya sembari menggigit bibir bawahnya sembari melihat kepunyaanku, “Memang... ini adalah kesalahan. Bagi kaum lelembut, mengawini manusia adalah kesalahan kodrati, tapi sebagaimana manusia yang kerap melakukan penyimpangan dan mereka menganggapnya bagian dari kebebasan dan kesetaraan, kami pun demikian,” kata Kinanti sembari menyunggingkan senyuman. Kepala perempuan itu sudah naik turun di antara selangkanganku. Dan kurasakan, pikiranku melayang bersama rasa nikmat tiada tara. Ini seperti menggunakan LSD, atau asam yang memabukan. Barangkali kalian tahu bahwa menggunakan candu, macam heroin ataupun sabu, membuat pikiran tak menentu. Seolah tubuh dan jiwa melayang berpisah mengarungi taman eden. “Mmmhh... suka?” tanya Kinanti. “Hentikan, Kinanti. Cukup.” “Yakin, hanya ini saja. Kau sama sekali bel
Baca selengkapnya