Aku menggeleng dengan pemikiranku barusan. Apa yang kubayangkan? Lagi pula itu bukan urusanku, kenapa aku repot-repot memikirkannya?“Ada apa, Non? Non tidak apa-a, kan? Non Arum pusing?” panik Bi Ninung saat melihatku menggelengkan kepala.“Ah. Tidak, Bi. Sebaiknya kita turun sekarang, Bi,” ajakku yang dibalas dengan anggukan olehnya. Lagi pula menurut Bi Ninung, Rajendra juga sudah menunggu di ruang tamu.Saat memasuki ruang tersebut, kulihat Rajendra sedang memainkan ponsel di tangannya dengan mimik wajah yang serius. Membuatku berpikir apa dia tidak pernah tersenyum sekali pun? Senyum yang pernah kulihat itu tidak tulus melainkan hanya senyum sinis dan meremehkan.“Tuan, Non Arum sudah siap berangkat,” ujar Bi Ninung membuat pria itu mendongak serta memandangku. Aku merasa gugup saat matanya tidak lepas melihat ke arahku. Apa ada yang salah dengan penampilanku saat ini? Kenapa laki-laki ini menatapku seperti itu?Sekian detik kemudian, ia seolah tersadar dari lamunannya. Lalu kemb
Last Updated : 2022-11-22 Read more