Share

Bab 100. Puncak 2

“Sejak kapan kamu di sini?” pekikku saat terkejut dia ternyata sudah ada di belakangku.

Namun, Rajendra hanya mengangkat bahunya tak menjawab pertanyaanku satu patah kata pun. Ia hanya melintasi tubuhku dan dengan ekspresi wajah yang datar.

“Ckk. Dasar lelaki aneh,” rutukku sambil menyusulnya hendak mengatakan keberatan.

“Maaf, ya. Tuan Rajendra yang terhormat. Meskipun kakek mengatakan kalau kamu akan menemaniku menghadiri undangan kolega bisnisnya. Tapi, bukan berarti aku akan mau datang bersamamu. Sudah cukup hidupku dipermainkan olehmu beberapa bulan ini. Jangan harap kali ini aku akan menurut.

“Dan, ya. Ada hal penting yang harus kutegaskan. Harusnya kukatakan dari beberapa hari yang lalu kalau aku ingin rencana pernikahan yang kau dan kakek rencanakan untuk kita lebih baik batal. Kumohon jangan ganggu hidupku lagi. Aku lelah, aku capek dengan semuanya. Tak bisakah kalian membiarkanku hidup dengan damai?” teriakku membuat pria sedingin kutub Utara itu menghentikan langkahnya.

“Mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status