Bab 106Pandangan Handi beralih kembali pada Siti. "Kenapa diam saja? Ayo sarapan," ujarnya tegas dan serius.Siti terkejut setelah mendapat tawaran untuk sarapan bersama sang majikan. Wanita itu langsung menggeleng cepat untuk menolak secara halus."Nggak perlu, Pak. Saya bisa sarapan nanti saja," kilahnya."Duduk saja, Ti. Sumi, Bi Yati, kalian juga duduk dan sarapan."Tawaran Handi tentu saja membuat kedua asisten rumah tangga itu merasa sangat sungkan. Handi memang baik, tapi untuk makan satu meja dengan majikan rasanya tak sopan.Baik Siti, Sumi atau Bi Yati juga merasakan hal yang sama."Nggak usah, Pak. Kami bisa sarapan nanti saja. Bapak nikmati saja sarapannya. Kami permisi mau bersih-bersih dulu," kilah Bi Yati, wanita paruh baya itu juga menarik tangan Sumi.Handi menghela napas pelan. Sebenarnya dia tak memiliki tujuan lain kecuali agar bisa jadi lebih dekat dengan para pekerjanya. Semalam, Handi membaca sebuah buku yang berisi cara agar bisa menjadi pria idaman wanita. Sa
Baca selengkapnya