Part 38"Siapa?" tanyaku, tanpa keluar suara. Hanya gerakan bibir saja. Yang penting Mas Firman faham."Uti," jawab Mas Firman. Aku mengulas senyum bahagia tentunya.Uti adalah sebutan Nenek untuk Ibuku. Membahasakan Dika. Kalau sebutan Nenek, itu untuk Ibu kandung Mas Firman. Biar ada bedanya.Jadi kalau Dika manggil Nenek, berarti ibu dari ayahnya, kalau Dika manggil Uti, berarti ibu dari mamanya.Aku segera menerima gawai yang diulurkan Mas Firman. Yang mana Mas Firman sudah mengangkat telpon itu terlebih dahulu."Haloo, Uti? Apa kabar?" tanyaku memulai percakapan. Sudah terbiasa memanggil Uti. "Alhamdulillah, Uti sehat. Dika gimana kabarnya? Uti kangen," jawab dan tanya Uti."Dika juga alhamdulillah sehat, Uti," jawabku. "Dika, Uti telpon ini," ucapku seraya menoleh ke arah Dika. Dika yang matanya sudah liyer-liyer mau tidur, akhirnya mata itu bening lagi."Uti, Dika kangen," balas Dika. Nada suaranya terdengar sangat semangat.Akhirnya, seperti biasa, gawai di kuasai oleh Dika.
Baca selengkapnya