Semua Bab INGIN TERLIHAT KAYA, AGAR BISA MENGHINA IPAR: Bab 51 - Bab 60

66 Bab

Bab 51

PART 51POV EKAUsaha menjahit sudah mulai aku telateni lagi. Alhamdulillah, satu dua orang, sudah ada yang datang, untuk mempermak baju. Ya, sekarang memang sudah jarang yang menjahitkan baju, mulai dari bahan. Seringnya beli baju jadi dan mempermak jika kebesaran atau kepanjangan.Karena sekarang juga banyak banget , yang jual baju online. Tapi, berapa pun rejekinya, di syukuri saja. Lagian ini bukan kewajibanku untuk mencari nafkah. Aku hanya sekedar sedikit meringankan beban suami.Ya, tanggung jawab Bank setiap bulan tak bisa mundur. Kalaupun mundur sehari bayarnya, akan dikenakan denda. Dan kami tak mau main-main dengan Bank. Karena nama baik yang akan di pertaruhkan.Pokok syukuri dan Nikmati. Rejeki sudah Allah yang beri. Asal kita tetap berusaha, untuk menjemput rejeki itu."Dek?""Iya?""Emmm, aku sudah telpon Mas Andra," ucap Mas Firman. Aku melipat kening tipis."Apa katanya?" tanyaku penasaran.Mas Firman terlihat menghela napas sejenak. Kemudian merebahkan badan diatas
Baca selengkapnya

Bab 52

part 52Menunggu Mas Firman ternyata lama juga ternyata. Permak baju sudah selesai. Tapi, Mas Firman dan Dika belum kunjung pulang.Kok jadi nyesel tak ikut ke rumah Ibu. Tahu gitu, tadi ikut. Permak baju juga nggak lama ini. Jadi langsung tahu reaksi mertua. Tak menunggu seperti ini. HemmmAku gantung baju yang sudah selesai aku permak. Keluar dari ruangan kerja. Ceileeee, ruangan kerja? Hi hi hi, berasa gimana gitu ....Kaki ini melangkah menuju ke dapur. Tenggorokan terasa kering. Ingin sekali meneguk air yang dingin. Biar hati yang panas ini, berasa dingin. Hemmm ...."Assalamualaikum," terdengar suara salam. Suara yang sangat tak asing di telinga ini. Siapa lagi kalau nggak suara Mak Giyem. Si ratu gosip."Waalaikum salam," jawabku setelah menutup pintu kulkas. Ya, aku sudah selesai meneguk air dingin. Rasanya panas hati sudah mulai turun.Panas hati, mikiri bagaimana nasib ipar. Duh ... kasihan sekali nasib mereka. Wajah Zaki membayangi mata. Kasihan dia, kasihan perkembangan da
Baca selengkapnya

Bab 53

Part 53Pekerjaanku pagi ini, sudah hampir selesai. Tinggal nyuci baju saja. Mau muter mesin cuci, tadi sempat mati lampu sebentar. Giliran listrik sudah normal, malas melanda.Kalau malas melanda memang tak ada obatnya. Kecuali di paksakan. Mas Firman sudah berangkat kerja. Dika sedang nonton film kartun kesukaannya. Dia sudah mandi, memang aku biasakan seperti itu. Biar kelak dia nggak jorok.Membiasakan diri untuk bersih, memang harusnya dari kecil. Jadi dia akan terbiasa saat dewasa nanti. Setiap pagi, aku suruh dia mandi, ganti baju dan membersihkan kamarnya sendiri sebisanya. Walau melipat selimut masih asal-asalan. Menata bantal juga masih sekenanya. Namanya juga masih kecil, tapi aku ajari. Biar saat dewasa nanti, dia bersihan. Dan merasa nggak nyaman, jika berada di tempat yang kurang bersih. Walau dia laki-laki."Ma, jadi hari ini ketemu Mas Zaki?" tanya Dika. Aku sedikit mengulas senyum. Kuperhatikan wajah anak laki-lakiku itu. Raut wajah berharap yang aku temukan.Dika
Baca selengkapnya

Bab 54

part 54POV EKAKami sudah sampai di rumah Mbak Niken. Melihat keadaannya sekarang, sungguh aku miris sekali. Rumah kontrakannya yang sempit, dan badan Mbak Niken yang sangat kurus dan memprihatinkan. Membuat siapa saja yang melihatnya, pasti akan menjatuhkan rasa Iba.Dika sekarang sudah bermain dengan Zaki. Melepas kangen dengan kakak sepupunya. Aku lihat Zaki sudah tak senakal dulu. Badannya terlihat tak terawat. Baju yang di pakai juga terlihat lusuh.Kalau dulu, waktu Mbak Niken masih sehat, penampilan anak no satu. Pokok harus licin dan wangi. Tak boleh main kotor-kotoran. Dan selalu menyindir Dika, jika Dika terlihat kucel.Astaghfirullah, tapi melihat kondisi Mbak Niken sekarang, bagaimana mau terawat, sedangkan ibunya saja merawat diri sendiri saja kesusahan. Baju Mbak Niken sendiri nampak kucel. Aku lihat di pojok kamarnya bertumpuk pakaian. Entahlah, itu pakaian kotor atau kering. Aku tak tahu.Aku lihat Ibu Mertua terus menerus menyeka matanya. Bapak aku lihat raut wajahn
Baca selengkapnya

Bab 55

Part 55POV EKAMata ini melihat perempuan cantik itu masuk kedalam rumah dengan santun, setelah di persilahkan oleh Mas Andra."Horee ... Tante cantik main ke sini!" teriak Zaki, yang mana aku lihat dia nampak senang dan memeluk pinggangnya. Mereka nampaknya sudah sering ketemu.Perempuan itu terlihat mengusap lembut kepala Zaki. Dengan senyum manis yang dia sunggingkan. Seolah dia memang penyayang sama anak kecil.Ibu dan Bapak terlihat mengarah ke perempuan itu. Sorot mata mereka tak bisa aku artikan. "Kayak nggak asing? Kayak pernah kenal?" celetuk Ibu. Aku nyimak sajalah, walau sangat penasaran perempuan itu siapa?Masa' iya pacarnya Mas Andra? Yang bener aja? Mbak Niken kan masih hidup? Hemmm ... nampaknya bukanlah, kok mau cewek secantik dan semodis itu sama Mas Andra. Secara Mas Andra sekarang terlihat buluk dan kucel. Jauh berbeda. Sudah tak seperi dulu lagi."Dia Adista Bu," sahut Mas Andra. Ibu terlihat melongo dan kemudian menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
Baca selengkapnya

Bab 56

PART 56POV EKAKami mendengar teriakan Mbak Niken. Seketika kami semua beranjak menuju ke kamarnya. Karena takut Mbak Niken kenapa-napa.Mas Andra walau cuek, tapi saat mendengar istrinya berteriak memanggilnya, seketika dia berlalu paling cepat. Raut cemas dan khawatir masih sangat terlihat."Dek!!!" teriak Mas Andra. Nada suaranya terdengar cemas. Bahkan sangat cemas. "Ya Allah ...." teriak Ibu, nada suaranya tak kalah cemas. Deg.Mata ini mendelik saat melihat keadaan Mbak Niken. Sangat memprihatinkan. Napasnya tersengal-sengal. Seolah sudah sangat susah. Badannya kurus sekali."Astaghfirullah!" ucap Bapak. Sama saja, tak ada yang tak cemas melihat keadaan Mbak Niken.Mas Andra terlihat menyandarkan kepala Mbak Niken di dadanya. Napasnya semakin terlihat tersengal. Matanya merem melek. Semakin terlihat kesusahan. Kututup bibir ini. Sungguh kasihan sekali melihat kondisi Mbak Niken.Badan yang dulu semok, yang dulu sering dia banggakan dan pamerkan, kini telah hilang. Hanya tula
Baca selengkapnya

Bab 57

Part 57POV EKA"Sumpah, Ibu nyesel dulu telah meridhoi Andra nikah sama Niken! Sumpah nyesel banget!" sungut Ibu di dalam mobil.Ya, kami sedang di dalam mobil sekarang. Perjalanan pulang. Niatnya mau nginap tak jadi. Karena pertengkaran yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Perjalanan malam kami tempuh. Padahal Mas Andra sudah memohon berkali-kali untuk ibunya tetap tinggal dan pulang besok pagi. Tapi, Ibu kekeuh pulang sekarang juga. Karena terlalu sakit hati mungkin, dengan ucapan mantu sulungnya."Bu, pulang besok saja! Aku mohon! Ini sudah malam. Maafkan perkataan Niken!" pinta Mas Andra tadi. Seraya menciumi punggung tangan ibunya."Nggak! Terlalu sakit mendengar ucapan istrimu. Dan Ibu menyesal memilih dia jadi mantu! Pulangkan saja dia ke rumah orang tuanya! Udah penyakitan masih belagu! Mertua datang bukannya senang, malah di suruh pulang! Nggak ada akhlak sama sekali!" sungut Ibu menggebu-gebu tadi itu.ya Allah ... entah gimana pikiran Mbak Niken. Aku sendiri juga hera
Baca selengkapnya

Bab 58

PART 58POV EKA"Nggak sudi jenguk Niken lagi! Terserah!" ucap Ibu dengan nada suara tak suka. Ya, selepas subuh kami datang ke rumah Ibu. Mas Firman yang meminta. Kami menyampaikan telpon dari Mas Andra."Kasihan Mas Andra, Bu!" rayu Mas Firman. Ibu terlihat menyeringai kecut. Kemudian membuang muka."Suruh aja mereka menelpon saudara yang dari Niken! Atau suruh orang tua Niken datang! Kenapa minta tolong sini. Jelas-jelas kami udah sampai saja di usir!" sungut Ibu. Masih kekeuh tak mau menemui mereka lagi. Nampakanya ucapa Mbak Niken kemarin, cukup menggores luka dalam di hati Ibu.Kutarik napasku kuat-kuat dan melepaskannya pelan. Badan ini belum ilang capeknya. Bahkan aku belum istirahat. Hanya tidur di dalam mobil saja. Namanya tidur di dalam mobil, saat perjalanan pulang, sama saja bohong. Karena nggak mungkin bisa tidur nyenyak. Hanya tidur-tidur ayam. Sering kebangun, dan hanya meninggalkan rasa pusing saja.Aku lihat Bapak masih sering menguap. Memang masih terlalu pagi dat
Baca selengkapnya

Bab 59

Part 59POV EKAAku masih sabar menunggu Mak Giyem, yang masih mengatur napasnya, yang terlihat ngos-ngosan. Terlihat seolah sesak napas."Mau aku ambilin minum lagi, Mak?" tanyaku karena kasihan melihatnya. Mak Giyem terlihat menggeleng."Nggak usah. Udah plempoken," jawabnya. Aku mengangguk pelan. Aku biarkan dia yang sedang menata napasnya. Takut malah kebablasan tak bisa napas nanti. Eh,"Firman kerja?" tanya Mak Giyem. "Nggak, dia ijin libur kerja. Sekarang dia menemui Mas Andra," jawabku. Mak Giyem terlihat membulatkan mata."Serius, Firman nemui Andra?" tanya Mak Giyem, seolah memastikan ucapanku."Seriuslah, Mak. Emang kapan aku pernah bohong sama Emak?" tanyaku balik. Mak Giyem terlihat menggigit bibir bawahnya sejenak."Kenapa kamu nggak ikut?" tanya Mak Giyem. Gantian aku yang melipat kening. Kayaknya dia lagi kumat, jiwa keponya. Tapi it's ok. Karena aku juga sudah mulai tumbuh jiwa penasaranku."Aku baru pulang pagi tadi, Mak. Bareng sama mertua. Dan sekarang gantian Mas
Baca selengkapnya

Bab 60

Part 60POV ANDRA"Kamu ini kenapa, sih, Dek? Aku malu sama Ibu dan Eka!" ucapku kesal dengan Niken.Mumpung Zaki nggak di rumah, ingin aku luapkan semua emosiku. Karena kali ini Niken benar-benar keterlaluan.Zaki keluar sama Adista. Entahlah, semenjak kenal Adista, Zaki lengket dengannya. Mungkin karena Adista sabar dan keibuan. Dan aku tahu, Adista memang suka dan sayang dengan anak kecil. Yang menurutnya, anak kecil itu sangat polos dan jujur."Kamu itu berubah sekarang, Mas. Udah keuangan berubah, sifat juga berubah!" balasnya. Cukup membuatku sangat terkejut.Emosiku semakin naik ke ubun-ubun. Karena ucapan Niken cukup memancing emosiku."Aku berubah? Aku memang selalu salah di matamu! Saat aku masih berjaya pun, aku tak pernah benar di matamu! Tapi, kamu sadar nggak? Kamu intropeksi dirimu nggak? Apakah kamu tak pernah melakukan kesalahan? Harusnya kamu mikir, kalau aku memang berubah, aku berubah karena apa? Kenapa suamimu yang dulu sangat nurut denganmu, sekarang bisa berubah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status