Home / Romansa / Tamu Di Rumah / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Tamu Di Rumah: Chapter 151 - Chapter 160

175 Chapters

Kelas Rumah sakit

Tio sangat menyayangkan perbuatan Mila. Akibatnya Angga lah yang menjadi korban. Angga menangis ingin memeluk ibunya sebelum mendekam di penjara. Karena ada rasa iba pihak lapas pun mengizinkan hanya beberapa saat bisa memeluk Angga. Meskipun tidak sampai lama. Mila memeluk Angga dengan sama-sama menangis. Tetapi tak bisa lama dan Mila harus segera menuju ke lapas. "Maafkan aku, Mas!" ucap Mila kepada Tio. Ia merasa sangat menyesali perbuatannya. "Ya sudah, apa yang kamu lakukan harus kamu pertanggungjawabkan! Sekarang kamu ikut petugas dan semoga kamu sehat-sehat. Nanti aku akan jenguk kamu di sana,'' sahut Tio kemudian membawa Angga pergi. Dan Angga pun kembali menangis. Tio tetap membawa Angga pergi. Tak mungkin juga Angga ikut bersama dengan Mila.Roy merasa cukup puas dengan keadilan untuk Reva. Ia hanya menunggu ibunya dan Dewi yang akan dihukum. Meskipun sebenarnya kalau bisa memilih Roy tak mau memenjarakan ibunya sendiri. Tetapi akan sangat bahaya kalau Ibunya dibiarkan be
Read more

Reva pulang

"Lalu bagaimana ibumu dan Dewi itu?" tanya Bu Ningsih. "Masih menunggu proses penyidikan selesai, Bu. Karena berkas perkara masih belum rampung jadi mereka menunggu baru lah bisa ditetapkan," jawab Roy.Saat berlangsung, Pak Toni datang ke sana sendirian. Karena Bu Wendah juga nggak bisa ikut ke sana Karena harus berada di kantor polisi."Ayah!" seru Roy.Reva melihat ayah mertuanya datang hendak bangkit tetapi Bu Ningsih langsung menyuruh Reva rebahan kembali. "Kamu rebahan saja, Reva! Ayah ke sini cuma mau melihat kondisi kamu saja," ucap Pak Toni."Maka nya kalau punya istri itu dididik yang baik, Pak. Masa iya mertua menyuruh orang untuk menusuk menantunya sendiri. Kalau ada hukum cubit balas mencubit saya sendiri yang akan menusuk istri Anda," ucap Bu Ningsih dengan tegas.Pak Haris langsung menyenggol istrinya. Karena apa yang dikatakan istrinya cukup frontal."Iya, sekali lagi saya minta maaf, Bu Ningsih. Memang saya yang salah karena tidak bisa membimbing istri saya. Saya be
Read more

Satu pegawai

Saat yang bersamaan Lina datang menjenguk Reva. Ia membawa pisang goreng untuk Reva. "Kamu ke sini, Lin," ucap Reva. Ia sedang duduk di kursi yang agak tiduran."Iya, Bu. Saya sangat tidak menyangka semua akan jadi seperti ini. Saya sebagai keponakannya tante minta maaf ya, Bu," sahut Lina."Bukan kamu yang salah kok, Lin. Sudah jangan kamu pikirkan! Semua sudah mendapatkan balasan masing-masing," balas Reva.Hari itu Reva manfaatkan untuk istirahat total. Ia bahkan seperti ratu karena banyak sekali 'pelayan'. Mulai dari Bi Ira, Roy, dan orang tuanya sendiri. Reva memang sudah bisa berjalan sendiri meskipun beberapa kali ia merasakan nyeri tetapi tidak seberapa. Satu minggu kemudian orang tua Reva memutuskan untuk pulang. Mereka sudah mengikhlaskan Reva di rumah Roy. Karena Dewi dan Bu Wendah sudah ditetapkan di penjara masing-masing selama sepuluh tahun. Setidaknya Bu Ningsih merasa lega karena orang yang tidak menyukai Reva telah di penjara. Kalau tidak mungkin ia akan menarik ta
Read more

Pegawai Baru

"Biarlah saja, Bu, saya juga tak lagi mempermasalahkan hal itu. Semua sudah ditangani pihak yang berwajib. Jadi Bu Lilis mau pesan apa?" tanya Reva."Saya mau pesan satu keju dan nastar keju masing-masing tiga puluh toples ya, Bu," jawab Bu Lilis."Oh, baik. Akan segera saya siapkan. Berarti minggu depan, ya?" sahut Reva memastikan."Iya, Bu. Terima kasih banyak," balas Bu Lilis kemudian pamit meninggalkan rumah Reva. Reva kemudian mengecek berbagai perlengkapan untuk membuat kue yang diminta Bu Lilis dan menyuruh Lina untuk berbelanja. Lina pun menurut. Ia kemudian berangkat menuju toko kue. Reva hanya mengecek rekaman cctv selama ia meninggalkan rumah. Tak ada kejadian aneh. Hanya saja ia menyayangkan perbuatan Tika dan Mila yang sangat keterlaluan. Padahal Reva sudah memberikan yang terbaik untuk kedua karyawan nya itu.Tiba-tiba Reva teringat dengan Tio. Tio pasti kesulitan untuk mengurus Angga sendirian juga harus mencari pekerjaan baru karena Mila harus di penjara. Ada keingi
Read more

Tak mau Sayur

"Iya, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, Reva," jawab Roy dengan wajah yang serius."Ada apa sih?" tanya Reva penasaran. Ia melihat wajah suaminya berubah jadi khawatir.Roy kemudian mengajak Reva untuk menuju ke rumahnya. "Ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu.""Apa?" tanya Reva lirih. Ia tak mau merusak suasana padahal ia juga sudah penasaran. "Aku kalah tender hari ini. Dan dana investasi yang sudah aku keluarkan cukup banyak. Dan aku merugi cukup banyak. Dan aset yang akan aku berikan sama kamu aku gunakan untuk menutup kekurangan," jawab Roy."Oh, aku kira apa. Nggak apa-apa. Namanya usaha. Ada pasang surutnya. Aku nggak masalah kok dengan aset apapun. Yang penting kamu sehat dan selalu ada di samping ku itu sudah lebih dari cukup. Kaku sekarang istirahat saja dulu! Kamu pasti lelah," sahut Reva kemudian menggandeng tangan suaminya ke kamar."Kamu nggak marah?" tanya Roy saat masuk ke dalam kamar."Kenapa aku harus marah? Aku nggak masalah kok. Aku nggak mempermasala
Read more

Hamil lagi?

Keesokan harinya Reva ingin sekali makan cilok yang dijual. Entah kenapa Reva sangat menginginkan cilok yang dijual oleh abang keliling.Reva pun membeli satu bungkus dengan pedas yang tak biasa. Padahal Reva juga tak terlalu suka pedas. Ia pun menghabiskan colok yang ia beli sendiri. "Non, lagi mau cilok, ya? Mau Bibi bikinkan?" tanya Bi Ira sembari menawarkan diri."Nggak usah, Bi! Aku sudah beli dan sudah puas rasanya," jawab Reva. Ia pun sudah tak menginginkan cilok itu lagi.Sore harinya Roy pulang. Ia membawa salad buah kesukaan Reva. "Wah, aku mau nih," ucap Reva langsung meraih salad buah yang Roy bawa. "Kamu mandi sana! Bau banget."Roy hanya menghela napas. Sambutan dari istrinya cukup membuatnya kesal. Tetapi ia tak mau marah di depan istrinya. Ia selalu menjaga perasaan istrinya. Baginya Reva adalah segalanya baginya.Roy tetapi tak langsung ke kamar. Ia ke dapur untuk minum air putih. Dan Bi Ira menghampiri Roy. "Pak, saya mengira kalau Non Reva sedang hamil. Tadi sia
Read more

Hamil

Reva pun dibimbing dokter kandungan menuju ke kamar mandi. Sementara Roy dan dokter menunggu di depan ruang tersebut. Reva memegang benda pilih itu pun bergetar. Ia mencelupkan benda tersebut di wadah kecil kemudian ia ambil dan lihat hasilnya.Deg.Strip dua. Reva pun merasa lemas. Antara sedih dan bahagia. Karena ia tak menyangka kembali di berikan kepercayaan oleh Tuhan. Ia merasa begitu bersyukur dan cairan bening dari ujung netranya pun meleleh."Rev, Reva, apa kamu masih lama?" tanya Roy. Ia mulai khawatir karena istrinya cukup lama ada di dalam kamar mandi.Senyap. Tak ada jawaban dari dalam. Roy kemudian membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci. Ia kemudian melihat istrinya duduk termenung di dalam kamar mandi sambil memperhatikan benda pipih yang Reva pandangi. "Rev, are you okay?" tanya Roy lirih. Ia tak mau sampai salah bicara. Apapun hasilnya itu adalah yang terbaik. Reva memperlihatkan benda pipih tadi pada Roy. Roy pun terkejut sekaligus senang. Akhirnya ia dibe
Read more

Penjagaan ketat

"Sayang, ayo makan dulu! Kamu nggak boleh terlambat makan lo, ya? Ada dua nyawa di tubuh kamu yang butuh asupan,'' ajak Roy. Reva tersenyum. "Iya, tunggu!'' Ia mematikan keran dan masuk ke dalam rumah. Sementara Roy juga ikut masuk dan mendampingi istrinya.Menu makan hari ini adalah sup sayur dan ayam. Ini semua juga demi Reva. Agar Reva makan makanan yang bergizi. Reva juga lebih suka makan makanan berkuah. Tak sulit bagi Bi Ira memasak untuk Reva. Apalagi keinginan Reva juga masih wajar dan masuk akal. Tidak ingin makan di atas awan alias naik pesawat. Kalau pun iya Roy pasti bisa mengabulkan. Apapun yang Reva inginkan Roy akan mengiyakan. "Kamu nanti makan siang di rumah atau di kantor?'' tanya Reva."Makan di rumah saja. Aku mau menemani kamu makan siang. Dan memastikan kamu benar-benar makan,'' jawab Roy.Bi Ira hanya tersenyum. Ia senang ketika majikannya kembali akur. Padahal dua hari yang lalu masih ribut gara-gara masalah kecil saja. Begitu lah ibu hamil. Ada saja mood yan
Read more

Tiga Bulanan

"Aku hamil, Bu,'' jawab Reva dengan nada tinggi. "Hah? Apa?" tanya Bu Ningsih tak kalah tinggi. Ia terkejut dengan jawaban dari putri sulungnya."Ya, Bu. Kok sampai nada tinggi banget deh. Nggak nyaman," keluh Reva."Alhamdulillah kalau begitu. Jaga baik-baik ya kandungan mu. Nanti kalau acara tiga bulanan undang ibumu juga!" sahut Bu Ningsih."Iya, Bu. Kalau begitu aku tutup dulu telepon nya. Ibu bisa melanjutkan masaknya,'' sahut Reva kemudian mengakhiri panggilannya dengan ibunya.Kembali pada tokonya Reva, Reva menyapu tokonya. Ia melihat ada beberapa debu. Ia tak mau toko kue nya terlihat kotor. Karena yang namanya menjual makanan tentu harus bersih dari higienis. Ia tak mau kalau toko kue nya dicap kotor dan jorok.Apalagi Reva juga telah mengantongi nomor izin untuk berjualan. Sehingga ia terus mempertahankan kebersihan dan yang paling penting adalah kualitas kuenya.Hari berlalu begitu cepat. Kini kandungan Reva memasuki usia tiga bulan. Seperti biasanya Reva akan mengadakan
Read more

Nonton ke Bioskop

"Oh, karena hal itu. Iya, mereka adalah anak-anak yang kurang beruntung. Tapi sesungguhnya mereka itu sedang mendapatkan kasih sayang Tuhan. Jadi kita yang masih diberikan kepercayaan maka kita harus menjaga anak kita sebaik mungkin," sahut Roy. Ia juga membayangkan kalau ibunya sendiri jahat dan tak terlalu peduli padanya. Ia bahkan lebih banyak waktu dengan Bi Ira daripada dengan orang tuanya sendiri yang masih hidup dan juga banyak harta. Ia tak ingin mewariskan hal itu pada anaknya kelak. Meskipun ia sibuk ia akan meluangkan banyak waktu untuk istri dan anak-anaknya."Aku akan menjaga anak kita. Aku berjanji akan jadi ibu yang baik untuk anak kita," balas Reva."Tentu, kamu pasti akan jadi ibu yang baik karena tumbuh dari keluarga yang harmonis," ucap Roy.Reva menganggap kalau sebenarnya Roy merasa tumbuh di keluarga yang kurang harmonis. "Iya, aku akan memberikan lingkungan penuh cinta di keluarga kita.""Terima kasih, sayang. Kamu memang begitu pengertian. Kamu adalah wanita te
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status