Home / Romansa / Tamu Di Rumah / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Tamu Di Rumah: Chapter 121 - Chapter 130

175 Chapters

Kedatangan Mila

"Kenapa kamu liatin aku terus? Kamu mau lagi?" tanya Roy yang membuat Reva terkejut. Ia tak menyangka kalau Roy menyadari saat dirinya sedang memperhatikan Roy."Hih, kamu nih." Reva merasa malu karena ada Bi Ira. Tetapi Bi Ira juga paham. Sebagai pasangan baru juga tentu masih sedang panas-panasnya. Jadi ia juga tak heran. Makan malam pun usia. Reva memilih duduk di depan ruangan tengah bersama Roy. "Roy, apakah pernah orang yang ada di kantor mu berkhianat?" tanyanya."Maksudmu?""Yah, aku tanya saja. Jadi apakah ada karyawan kamu yang berbuat tidak baik dan merugikan kamu? Lalu kalau ada sikapmu akan seperti apa?" jelas Reva. "Aku kick dia lah. Aku nggak suka ada pengkhianat di tempat ku kerja. Memang ada apa?" balas Roy."Itu Tika, aku memergoki dia ambil uang dari toko. Awalnya sih aku nggak menaruh curiga. Tapi kemarin saat kita makan siang bersama terus aku kembali kue di rak banyak yang habis tapi kok uangnya cuma sedikit. Dan aku pasang cctv sengaja kd salon memang benar k
Read more

Sifat Asli Tika

"Angga sama Tio di rumah. Angga nggak mungkin aku ajak ke sini," jawab Mila dengan menunduk.Mila manggut-manggut. "Bagaimana kondisi Tio?" tanya Mila."Tio sudah jauh lebih baik. Terima kasih atas kebaikan kamu dan suami kamu yang mau membantu kami. Dan Tio juga sudah tak lagi merasa gatal. Uang dari kamu sudah aku tebuskan obat jadi Tio bisa selalu minum obat. Ruam di tubuhnya perlahan juga mengering. Jadi aku berani tinggal Angga sama Tuo sementara aku yang bekerja," jawab Mila panjang lebar. "Ya sudah kalau begitu. Kalau memang sudah jalannya untuk bisa sembuh. Ngomong-ngomong apa kamu ada pengalaman untuk membuat kue kering?" tanya Reva."Aku nggak ada pengalaman kerja apapun. Kaku tahu sendiri dari dulu aku nggak pernah bekerja dan baru sekarang mau cari kerja," jawab Mila."Ya sudah, nanti kamu menimbang kue saja dulu sama lihat kedua Lina dan Tika membuat kue," ucap Reva. Lalu mengajak Mila menuju ke rumah produksi. Ia memperkenalkan pada Tika. Kalau Lina sudah keponakannya s
Read more

Pinjam uang Lagi

Reva menuju ke toko saat terlihat ada pembeli. "Maaf, mau cari apa?" tanyanya saat ibu paruh baya itu menghampiri tokonya."Saya cuma mau pesan tidak mau beli dulu. Kalau untuk satu minggu lagi apakah bisa?" tanya perempuan itu."Oh, bisa, Bu. Mau pesan apa? Ini ada taster untuk bisa dicoba dulu!" jawab Reva kemudian memberikan teater beberapa kue kering yang memang disediakan.Perempuan tersebut kemudian memilih nastar dan lidah kucing. "Sama mau pesan nastar ini seratus toples. Tapi apa bisa saya bayar lima puluh persen dulu nanti kalau sudah selesai saya lunasi semua," tanya perempuan tersebut. "Boleh, Bu. Sebentar saya catat pesanannya dulu. Atas nama ibu siapa?" tanya Reva sudah siap memegang nota pembelian."Atas nama ibu Rahayu," jawab Bu Rahayu."Baik, ini nanti mau dikirim ke alamat mana? Ada ongkos kirimnya ya, Bu," ucap Reva kemudian Bu Rahayu memberikan alamat dan langsung Reva memberikan nota pembelian tersebut. Ia lantas melihat ketiga karyawan nya sedang bekerja."Kali
Read more

Program hamil

"Wah, Tika sih sudah keterlaluan, Non. Kalau bisa sudahi saja lah, Non! Mau menunggu apa lagi juga. Dia nggak bisa dikasih hati. Lebih baik ungkap saja kesalahan dia terus bilang saja ke dia untuk tidak lagi bekerja tanpa memberikan apapun,'' usul Bi Ira."Iya sih. Kerjanya dia memang bagus. Aku akui dia memang rajin dan menghasilkan kue yang enak. Tapi ya itu dia terus saja yang dipikirkan adalah uang dan uang saja. Aku kira menunggu sampai waktunya gajian bulan depan. Jadi aku masih bisa pakai tenaga dia untuk bekerja. Tapi aku batasi banget untuk dia tak pinjam uang atau mencuri lagi," sahut Reva.Bi Ira setuju saja. Karena kalau ia ikut membuat kue di ruang produksi pekerjaan rumah jadi agak terbengkalai. Jadi ia rasa keputusan majikannya sudah benar.Saat Roy pulang, Reva menceritakan lagi kekesalannya pada Roy. Reva mengatakan apa yang ia ingin katakan sama Roy. Roy juga mendengarkan sampai selesai cerita istrinya itu. Seperti yang dikatakan pada Bi Ira kalau Reva akan menunggu
Read more

Makanan sehat

"Setelah kami melakukan pengecekan semuanya bagus. Sebenarnya paling penting dari program hamil lia adalah Rutin Melakukan Hubungan Intim. Waktu terbaik untuk melakukan hubungan intim ketika wanita berada dalam masa subur, makanan Sehat, menerapkan Hidup Sehat, olahraga, cukup istirahat, mengontrol Berat Badan, dan melakuakan pemeriksaan Kesehatan seperti yang Anda berdua lakukan sekarang ini. Jadi saran saya lakukan saja itu semua dan tentu dengan berdoa. Karena pemilik hidup juga bukan kita. Kita hanya bisa berdoa dan ikhtiar," jelas dokter Rania dengan senyum yang meneduhkan. "Baik, Dok. Terima kasih atas saran yang diberikan," sahut Reva."Oh ya ini ada vitamin tambahan bisa dikonsusmi oleh Bapak atau pun ibu juga," imbuh dokter. "Terima kasih banyak, Dok. Kalau begitu kami permisi dulu," pamit Roy dengan menggandeng tangan Reva. Di sepanjang jalan menuju ke parkiran tangan Roy masih menggenggam tangan Reva. "Kita bisa lakukan program ini, ya? Kamu harus makan makanan yang seha
Read more

Gambas

Keesokan harinya ternyata pagi-pagi sekali Bi Ira sudah mencarikan gambas untuk Reva. Dan tak usah ke pasar di tukang jual sayur biasa mangkat pagi hari masih ada gambas. Reva tak tahu kalau Bi Ira membuat sayur gambas pagi ini. Saat hendak sarapan bersama Roy, ia melihat aroma sayur gambas mulai ter ium di indera penciumannya. "Wah, sudah ada, Bi, sayur gambasnya," celetuk Reva."Iya, Non. Sesuai pesanan, Non, nih," sahut Bi Ira sambil masih menyiapkan minuman di meja makan."Kamu lagi kepengen sayur itu, Rev?" tanya Roy yang baru saja duduk di meja makan."Iya, aku kangen masakan ibuku. Ibuku kan suka masak sayur gambas di warung. Jadi aku pengen makan itu," jawab Reva."Ya kamu makan! Dihabiskan loh, kasihan Bi Ira sudah masak susah-susah," titah Roy kemudian mengambil lauk yang lain."Kamu juga makan dong! Masa iya cuma aku yang makan sayur tapi kamu enggak. Kan makan makanan sehat," jawab Reva. Ia ingin kalau Roy harus belajar makan sayur agar tidak melulu ikan dan protein saja.
Read more

Pembagian warisan

Reva baru kali ini bertemu dengan kakaknya Roy yang menurut Bi Ira bekerja sebagai guru. Lelaki itu mirip dengan Roy. Ia bernama Rio. Ia bekerja sebagai guru di salah satu sekolah internasional yang cukup terkenal. Sedangkan istrinya bersama Lia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus buah hati merasa yang bernama Niko. Niko masih sekitar usia empat tahun. Wajahnya juga mirip sama Rio."Kamu Reva, ya?" ucap Lia saat Reva mulai mendekat."Iya, kak. Aku Reva. Senang bertemu dengan kakak," jawab Reva. Ia melihat wajah kakak iparnya itu dengan balutan hijab. Ia bahkan hanya memakai tak pernah pakai hijab."Syukurlah kita bisa bertemu sekarang. Saat aku dengar Roy menikah kita tidak tahu karena kalian menikah juga diam-diam,'' ucap Lia.Reva merasa kalau Arumi bisa menerima keberadaan nya di sana."Iya, kak. Aku juga hanya mendengar kak Arumi dari Bi Ira," jawab Lia."Oh, Bi Ira ikut kalian, ya? Bagus lah, Bi Ira memang pekerja keras dan juga baik." Lia kemudian mengikuti Niko
Read more

Perbedaan karakter

"Tapi aku nggak sampai keguguran. Aku memang diberikan minuman waktu itu. Tapi aku juga nggak minum. Waktu itu tanpa sepengetahuan ibu aku buang di wastafel. Dan aku minta sama Mas Rio untuk tinggal terpisah sama mereka. Dan Mas Rio setuju," jawab Lia.Reva tak menyangka ternyata ibu mertuanya memang sangat jahat. Kalau saja bertemu dengan Lia sebelum Bu Wendah memberikan jamu tentu ia tak akan minum pemberian Bu Wendah tidak kehilangan janinnya. Tapi takdir berkata lain dan yang terjadi tidak seperti apa yang ia inginkan. "Beruntung sekali Kak Lia. Tapi aku benar-benar kehilangan bayiku. Bahkan setelah beberapa bulan aku belum bisa hamil lagi." Reva sangat sedih mengingat setelah kehilangan calon anaknya."Sabar ya, Reva! Tapi kamu bisa kok ambil hati ibu. Tapi yah tentu kamu harus merogoh kocek agak lebih," sahut Lia."Maksud kak Lia?" tanya Reva. Kenapa dirinya harus merogoh kocek lebih."Iya, ibu itu suka barang-barang branded. Aku memang anak orang kaya yang apapun bisa ambil. Buk
Read more

Ketiduran

"Tika, saya sudah lelah sama kamu. Saya susah mencoba bersabar sama kamu. Tetapi kamu masih saja berbuat curang bahkan sampai hari ini," ucap Reva."Masud Bu Reva apa?" tanya Tika."Maksud ku adalah kenapa kamu ambil uang toko?" balas Reva."Siapa yang bilang, Bu? Pasti Lina yang ingin menfitnah saya, ya?" tuduh Tika."Kamu duduk saja di sini dan liat apa yang ada di layar komputer itu!'' titah Reva. Ia sudah lelah banyak bicara pada Tika.Tika melihat dan mendengar sendiri rangkuman video yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Dan juga ia melihat apa yang ia lakukan dan katakan pada Lina dan Mila saat berada di ruang produksi.Tika melirik ke sudut ruang ia tak melihat adanya kamera. Tetapi kenapa bisa ada rekaman tersebut."Kamu masih mau mengelak?" tanya Reva."Maaf, Bu. Tapi tolong jangan laporkan saya! Saya melakukan itu juga ada alasan." Tika masih saja belum mau mengaku. Entah alasan apa lagi yang akan ia berikan pada Reva."Untuk apa, Tika? Kamu tidak tahu kalau kalung yang kamu
Read more

Sate

"Saat kamu ketemu pertama kali melihat aku bagaimana?" tanya Roy.Reva mengingat saat dirinya pertama kali bertemu dengan Roy yang ketika Roy memang bersikap dingin dan begitu arogan. "Nyebelin.""Tapi sekarang cinta, 'kan?" goda Roy sambil mencubit lembut pipi istrinya itu."Iya sih. Tapi aku beneran ingat saat kamu sok merintah begini dan begitu karena kamu atasan. Apa memang kamu seperti itu sama bawahan kamu?" tanya Reva.Roy hanya menggeleng. "Aku bukan tipe cowok yang begitu. Karena aku melihat kamu langsung klik ya aku akan mencari tahu tentang kamu. Dan ternyata kita berjodoh.""Aku harap kita akan terus seperti ini, ya? Aku pernah memikirkan kalau misal aku meninggal lebih dahulu apakah kamu akan menikah lagi?" tanya Reva. Ia memang tak bisa melawan takdir. Siapa yang hidup tentu akan mati. Begitu lah garis takdirnya. "Aku memikirkan kalau menikah satu kali dan tak memikirkan lagi untuk menikah,'' jawab Roy mantap.''Asal kamu tahu, aku dulu juga berfikir begitu. Hidup satu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status