Home / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Aku Mundur Kau Hancur, Bang!: Chapter 91 - Chapter 100

201 Chapters

Bab 91. Perjuangan Andre dan Anyelir buat Alva dan Elma

“Hey hey hey! Ini fitnah ini! Siapa yang bilang kami telah menyuap pegawai lab, hah!” Abang Riris dan pengacara Binsar meronta-ronta saat polisi menggelandang mereka.“Apa ini! Jangan bawa anak-anak kami Polisi pek*k!” Papa Binsar dan Ayah Riris berteriak.“Maf, Bapak-bapak dan Ibu-ibu juga terpaksa kami bawa semua, karena menurut laporan Pak RT, kalian telah membuat keributan di rumah Bu Elma.”Kedua pria paruh baya itu terkejut. Namun tak berani meronta saat polisi mengawal mereka masuk ke mobil.“Elma, kamu baik-baik saja?” Anyelir menghampiri Elma.“Kamu pasti kaget banget, kok bisa suamimu dibebaskan, iya, kan? Maaf, ya! Aku sempat kecolongan! Pengacara yang disewa Binsar curang. Dia bahkan berhasil membebaskan suamimu dan perempuan itu dari tuduhan. Untung anak buahku sigap. Kita dapat info kalau mereka menyuap pegawai lab,” ucap pengacar wanita itu lagi merasa bersalah.“Iya, sih, An. Aku sempat kaget. Tapi, syukurlah sekarang mereka sudah ditangkap lagi. Terima kasih, ya
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 92.  Siasat Titian Untuk Menyatukan   Alva dan Elma

Kenapa Alva malah menjawab dengan ucapan terima kasih. Kenapa tak ada kalimat bantahan sedikit saja, meski itu hanay basa basi. Agar kecewa ini tak terasa mencekik. Sakit!Tetapi, kenapa pula Elma mesti merasa sakit? Alva pria lajang dan bukan siapa siapanya. Mereka juga tak pernah ada hubungan apa-apa. Alva bukan kekasih, Alva hanya seseorang yang kebetulan bertemu, lalu mencipta sesuatu yang baru, lalu tinggalkan perih yang mengharu biru. “Ini, Buk, handuk kecil dan air hangatnya!” Bik Darmi meletakkan baskom berukuran sedang berisi air hangat di atas meja, lalu menyerahkan handuk kecil kepada Elma.“Terima kasih, Bik!” ucap Elma mulai mencelupkan handuk ke dalam baskom.“Saya ke belakang dulu, ya, Buk. Mau menyiapkan kerjaan!” Pamit Bik Darmi kemudian.Elma mengangguk.“Maf, Pak Alva. Luka di bibir dan di dekat mata Bapak agak bengkak. Saya bersihkan dulu lukanya, ya!” kata Elma yang sebenarnya merasa sangat sungkan.“Maaf, aku ngerepotin Bu Elma!”“Tidak apa-apa. Maaf, aga
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 93. Alva Cemburu

“Bapak tidak boleh mengecewakan keluarga besar Bapak! Nayra pasti gadis yang baik. Dia juga calon dokter, bukan? Gadis yang berpendidikan. Pariban kandung Bapak lagi,” ucapnya menahan rasa perih.“Ya, pariban kandung. Ayahnya adalah adik kandung Mama. Harusnya dialah pemegang perusahan sekarang. Tetapi, usianya tidak panjang. Dia meninggal karena kecelakaan saat Nayra masih berusia dua tahun. Itu sebab pilihan kakek jatuh ke aku. Dan Nayra harus kunikahi. Andai saja Bik Ranita berterus terang siapa sebenarnya pria yang menghamilinya, mungkin Bang Andre akan dipilih kakek dan seluruh keluarga besar.”“Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah. Tidak ada hal apapun yang di luar ketentuannya. Bapak harus bisa menerima hal ini. Seperti halnya Pak Andre. Bapak lihat dia, kan? Sedikitpun tak terlihat keluh apalagi penyesalan di wajahnya. Dia begitu tulus, ihklas, dan bijak dalam mejalani takdirnya. Kalau dia bukan orang yang baik, mungkin dia sudah protes. Secara, dia a
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 94. Pengorbanan Para Pecinta

“Kalau begitu saya yang minta maaf,” lanjut Elma berusaha mengalah.“Maaf kenapa?” tanya Alva dengan nada malas.“Maafkan sikap saya tadi.”“Sikap yang mana?”Elma mengehela napas panjang, lalu mengembuskannnya perlahan. Sabar! Sabar El! Yang kau hadapi ini adalah seorang anak mami! Seorang bayi besar yang sedang merajuk.“Saya minta maaf karena telah memuji-muji Pak Andre di depan Anda, Pak Alva. Saya sungguh-sungguh minta maaf!” ucap Elma akhirnya.“Bang Andre memang baik! Dia laki-laki istimewa. Papa bahkan selalu menomorsatukan dia dalam segala hal. Keluarga besar selalu meminta pendapatnya dalam segala urusan. Bang Andre itu seperti malaikat. Kalau ada dia semua beres. Tak ada yang tak bisa baginya. Sedang aku? Aku ini hanya anak pajangan! Dibutuhkan hanya saat hendak dipamerkan!”“Saya tidak bermaksud membanding-bandingkan antara Pak Alva dengan Pak Andre,” sanggah Elma lembut, namun mulai sedikit tegas.“Tidak membandingkan? Jelas jelas tadi Ibu memuji-muji dia di hadapanku
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 95. Alva Berulah Menjelang Pernikahan

Seminggu sudah Riani, Mama Alva keluar dari rumah sakit. Lusa adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga besar Alva . Hari pernikahan telah dipersiapkan dengan begitu sempurna. Semua keluarga bersuka cita. Sang kakek bahkan tiba-tiba terlihat jauh lebih muda. Seolah-olah anak laki-lakinya telah kembali ke dunia. Alva adalah penggantinya. Pemegang tampuk pimpinan perusahaan yang telah dia bangun dan perjuangkan dulu.“Cucu Kakek! Kebanggaan kakek! Mau ke mana pagi-pagi begini? Calon pengantin baru tak boleh keluar rumah lagi menjelang hari ha! Kalau ada apa-apa, biar Andre yang urus!” Sang Kakek mencegat Alva saat sudah menaiki motornya.“Bentar, Kek!” sahut Alva menstater motor, lalu melajukan meski sang Kakek berteriak menghalangi.“Andreeee …!” teriaknya panik.“Ya, Kek!” Andre berlari menghampiri.“Ikuti Alva! Cepat!”Andre segera mematuhi perintah. Tergesa masuk ke dalam mobil.“Aku ikut!”Nayra tiba-tiba menerobos masuk. Wajahnya ditekuk dengan bibir manyun sepa
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 96. Tamparan Elma Buat Nayra

Nayra ,mencoba bersabar, kembali menyaksikan adegan mengejutkan di depan matanya.“Ikut sama Kak Fitri dulu, ya! Oom mau ngobrol sama Mama!” Alva menyerahkan Tampan kembali kepada Fitri, sang babysitter.“Enggak mau! Oom jawab dulu! Kapan Oom tinggal di sini! Jangan pigi-pigi lagi! Oom ….” Vita menolak ikut sang Babysitter. Kedua tangan mungilnya mencengkram erat pergelangan tangan Alva.“Iya, Sayang. Ini Oom mau ngomongin sama Mama, ya, kapan Oom boleh tinggal di sini! Vita ikut Kak Fitri dulu, dong! Kalau orang dewasa mau ngomong serius, anak kecil tak boleh ganggu, ok!“ bujuk Alva mengelus-elus kepala Vita.“Mama bolehin, kok, kalau Oom tinggal di sini, iya, kan, Ma!” Vita menoleh ke ibunya, untuk meminta dukungan.Tetapi, bukan dukungan yang dia terima melainkan bujukan agar sang putri bersikap tenang.“Vita, ikut Kak Fitri dulu, Nak! Jangan membantah, Sayang!”Elma berkata dengan lembut, namun tegas. Wanita itu melepas paksa tangan sang bocah dari tangan Alva. Itu membuat Vi
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 97. Alva Memilih Pilihn Kedua  

“Pak Alva, tolong jelaskan kepada calon istri Anda ini, kalau saya tidak pernah meminta Anda datang ke sini!” Elma menoleh kepada Alva.“Ok, kau memang tidak menyuruh dia datang ke sini, Bang Alva yang ingin ke sini? Tapi itu tentu ada sebabnya. Kau pasti memberinya pelayanan istimewa setiap dia datang ke sini. Kau itu perempuan gatal! Kau buat supaya laki-laki tergila-gila padamu, dan ingin datang lagi, lagi dan lagi, iya, kan?” “Silahkan tinggalkan rumahku! Bawa calon suamimu itu! Ikat di rumahmu sana! Aku tidak pernah melakukan apapun padanya!”“Kau pasti sudah menyerahkan p*p*k busukmu yang murahan itu padanya! Kalau tidak, tak mungkin dia akan datang ke sini setiap dia kesal pada keluarganya!”“Cukup! Tutup mulutmu! Bawa laki-lakimu ini pergi!”“Dia tetap akan ke sini lagi jika kau masih memberi pe –“Plak!Plak!Dua tamparan bertubi-tubi di pipi kiri dan kanan Nayra. Elma benar-benar telah hilang kesabaran. Namun, Nayra tak tinggal diam.“Kurang aj*r! Kubun*h kau! Perempu
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 98. Posisi Titian Dan Nayra  di Hati Alva  

Hingga detik ini, Andre belum menemukan jawaban, kenapa Zul seolah sengaja menyingkirkan Alva dari keluarga. Andre merasa Zul punya niat terselubung dengan perginya Alva nanti ke luar negeri. Entah apa?“Kau harus lebih segala-galanya dibanding anak manja itu! Kau harus bisa tunjukkan kepada kakek, kalau kau pantas diangkat menjadi direktur di perusahaan kita. Kau layak untuk itu! Kau juga cucu Kakek! Cucu pertama malah.”Begitu Zul selalu menyemangatinya.Entah apa maksud Zul yang sesungguhnya, tak ada yang tahu. Yang jelas, dialah satu-satunya orang yang tahu siapa ayah kandung Andre yang sesungguhnya. “Kita pulang, Nay! Ayo!” bujuk Andre mengusap pucuk kepala Nayra. “Sabar, ya! Kamu harus kuat! Kita bicarakan ini di rumah bersama seluruh keluarga, ayo, Dek!” lanjutnya seraya membimbing gadis itu untuk bangkit.“Bang Alva, Bang Andre …! Aku mau Bang Alva!” Nayra terkulai, meyenderkan tubuhnya di dada Andre.“Ya, Kita pulang dulu! Di rumah kita bicarakan! Ayo!”Andre membimbing N
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 99. Kita LDR-an, El! Ini Perintah!

“Aku akan belajar sungguh-sungguh, menyelesaiakn setiap mata kuliah dengan tepat waktu dan nilai yang memadai. Aku akan berjuang agar dua tahun sudah kelar,” lanjut Alva menatap lekat bola mata hitam kecoklatan milik Elma.Lagi-lagi Elma masih membisu. Tatapannya menghindari sorot sayu netra Alva. Wanita itu membuang pandangan jauh ke langit biru sana. Berharap menemukan ide, untuk mengatasi masalah yang sedang melanda.“El, bolehkan aku meminta satu hal padamu?” Suara Alva bertambah sendu.Elma menoleh. Tatapan mereka beradu, lama. Binar cinta itu jelas terpancar di mata keduanya. Binar cinta yang sama besarnya.“Tolong tunggu aku pulang! Sementara kita jalani hubungan ini secara LDR- saja, kumohon kau setuju saja! Aku tak ingin mendengar kalimat penolakan darimu! Ok!” tegas Alva tetap dengan nada lembut. Tetapi jelas kalimatnya tak menunggu jawaban apalagi bantahan. Karena apa yang dia utarakan adalah suatu keputusan.“Maksud Pak Alva, a … pa?”“Aku sudah bilang dengan jelas. Tun
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 100. Dukungan Sang Kakek

“Kenapa? Apa yang kau risaukan? Hem?” tanya Zul masih dari seberang sana. Andre belum menutup panggilannya. Pertanyaan itu membuyarkan gundah hatinya.“Papa tahu, kan, situasi saat ini seperti apa? Persiapan pernikahan Alva itu sudah sangat matang, tinggal nunggu hari ha, nya, Pa? Apa jadinya kalau dibatalin?” sesal Andre kemudian.“Oho, kau memikirkan hal itu rupanya? Kenapa pula kau yang risau? Sudah Andre, kau persis seperti ibumu! Semua kau pikirkan, kalau itu menyangkut orang di sekitarmu. Tanpa pernah kau pikirkan dirimu sendiri. Ibumu dulu juga begitu. Demi kebaikan seluruh keluarga besar, demi nama baik keluarga dan perusahaan, dia rela mengorbankan dirinya. Tolong, Ndre! Jangan kau tiru sifat jelek itu! Papa mohon!”“Apa? Papa sepertinya tau persis watak ibu kandungku? Benar begitu?” dada Andre berdebar sesak.“Semua orang tau seperti apa watak putri sulung keluarga Sinulingga itu, Andre! Ibumu! Tapi sudahlah! Pokoknya kali ini kau harus tampil ke depan!”“Apa maksud Papa?
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status