Home / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Aku Mundur Kau Hancur, Bang!: Chapter 81 - Chapter 90

201 Chapters

Bab 81. Info Mengejutkan Tentang Alva

Namun, penantian Titian sia-sia, saat mengetahui Alva ternyata telah jatuh cinta. Ya, Titian sangat yakin, kalau saat ini Alva tengah jatuh cinta. Mungkin untuk pertama kalinya di dalam hidup pria pemarah itu. Meskipun Titian merasa sedikit aneh, karena perempuan yang dicintai Alva bukan wanita istimewa. Melainkan Elma. Wanita sederhana, berwajah biasa, beranak dua, masih berstatus istri orang pula.Entah apa yang ada pada diri Elma, sehingga membuat pria itu jatuh cinta. Titian tak paham. Gadis ityu mencoba menemukan itu, tetapi hingga detik ini dia tak menemukan apa-apa. TERNYATA CINTA ITU MISTERI. Tak ada yang bisa menduga, menentukan, apa lagi memaksakan, di mana dia akan hadir, dan di hati siapa dia akan tumbuh.“Sabar, ya, Kak! Aku janji akan membantu hubungan kalian!” janji Titian mengagetkan Elma.“Membantu hubungan kami? Maksud kamu?” kedua mata Elma membulat sempurna.“Ya, sedikit banyak saya sudah tahu Bang Alva itu cowok seperti apa, dan saya yakin kali ini dia be
last updateLast Updated : 2022-10-11
Read more

Bab 82. Bukan Zina Hati (Penyelidikan Anyelir)

Sesak, sakit. Elma hampir tak kuasa menahan gemuruh di dalam dada. Info ini terlalu mengejutkan baginya.Namun, wanita itu tersadar di detik berikutnya. Dia bukanlah siapa-siapanya Alva. Yang sempat terjadi beberapa hari terakhir ini? Ahk, anggap saja tak pernah ada! Tak ada rasa! Tidak ada! Tidak pernah ada Alva di sini, di hati ini. Tidak pernah ada. Tidak ada.Elma berjuang mempertahankan kekuatan hati.“El, kamu baik-baik saja?”Anyelir mengembalikan dunianya.“Ya, aku baik. Tapi, aku ngantuk banget, baru saja disuntik. Kalau sudah tak ada yang mau dibicarakan, aku tidur dulu, ya!” pintanya menghalau gundah yang datang lagi untuk mencekik.“Ok! Tidurlah! Sampai jumpa besok, ya! Ingat satu pesanku! Jangan pernah merasa sendirian! Ada aku, sahabatmu! Tolong adukan semua padaku, jika ada dukalara yng mengacaukan hatimu! Tolong ingat itu, El!”“Ok, terima kasih, An! Aku sangat bahagia memiliki teman seperti kamu! Selamat malam!”Elma menutup telepon. Meletakkan benda itu asal,
last updateLast Updated : 2022-10-11
Read more

Bab 83. Aku Datang, Elma

“Ok, kalau kamu udah janji seperti itu. Meskipun Kakak yakin, Mama tidak akan keberatan meskipun kamu pulang. Tapi terserahlah! Kebetulan juga. Kakak saja yang pulang. Besok Kakak tidak ke sini, ya! Ada kasus berat yang mau Kakak urus. Kamu enggak apa-apa, kan, jagain Mama?” tanya Anyelir seraya bangkit. Agar duduk mereka tidak terlalu sempit. Tak tega sang kakak melihat Alva yang gelisah karena jengah. Namun, Nayra tak hendak bergeser juga. “Kakak mau pulang?” Alva ikut bangkit. Nayra sendirian di sofa. “Ya. Jaga mama, ya. Em, tolong antar sampai depan, ya! Biar Kakak pesan taksi online sambil jalan ke bawah!” pinta Anyelir sengaja mencari waktu buat melanjutkan obrolan dengan sang adik. “Biar aku aja yang ngantar Kakak sampai depan!” Nayra langsung ikut bangkit juga. “Tidak. Ini udah malam. Gak baik calon pengantin jalan sendirian di koridor rumah sakit! Suasananya sepi banget di luar! Kamu jagain mama saja di sini, ok! Yuk Al!” sergah Anyelir lalu menarik tangan Alva. “
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 84. Ada Apa Dengan Arfan?

Arfan menghela napas panjang. Ada lega yang menyeruak karena esok bisa bertemu lagi dengan anak-anak. Tetapi, entah kenapa ada gundah yang tiba-tiba menghentak. Sepertinya sangat berat untuk meninggalkan kota ini. Kenapa? Karena Elma kah? Atau Rosa? Bukan. BUKAN karena mereka. Lalu? “Hay! Abang melamun? Kalau nyetir jangan melamun, Bang! Mikirin apa, sih?” Titian menepuk lembut lengan berbulu Arfan. Nah, yang dia pikirkan dan yang memberatkan hatinya itu adalah wanita ini. Sentuhan tangan lembut di lengan, membuat sang pria kembali melayang. Ada getar ciptakan debar, di hati yang terdalam. “Eh, maaf. Enggak melamun, kok!” Arfan tergagap. “Hem, pasti kangen sama mantan istri, ya?” goda Titian seraya menunjukkan senyum merekahnya. “Tidak, abang sedang ingat anak-anak saja, Dek Tian! Abang meninggalkan satu papan telur ayam buat lauk makan mereka selama Abang pergi ke sini. Khawatir sudah habis, lalu mereka makan pakai lauk apa, begitu, Dek, hehehehe ….” “Oh, hem, tadi kata
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 85. Pengacara  Binsar Mulai Beraksi

“Eh, maaf!” ucap seorang pria tinggi tegap yang tiba-tiba menabrak Alva. “Hem!” Alva bergeser ke sudut. Pintu lif tertutup, lif mulai berjalan. Di lantai empat, Alva keluar. Pria tinggi tegap ikut keluar, namun arah yang mereka tuju berlawanan. Alva ke arah kanan menuju ruang VIP Mawar 1, sedang si pria tinggi tegap ke arah kiri. Alva tak memperdulikan sekitar, dia berjalan cepat menuju kamar rawat Elma. Pria itu kini berdiri di depan pintu ruangan. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar hati sedikit tenang, saat berhadapan dengan wanita di dalam sana. Tangan terayun ke atas, siap mengetuk dan berucap salam. “Jangan, Bang!” Tiba-tiba sebuah tangan kekar menariknya dengan paksa ke arah tangga. “Hey! Apa ini! Kau! Apa maksudmu! Lepaskan aku! Luky! Lepas!” Alva meronta, mengibaskan tangan anak buahnya itu dengan kasar. “Kita turun dari tangga saja! Ayo! Nanti di bawah aku ceritakan! Cepat turun!” Kembali Luky mencekal dn menarik tangan Alva dengan kuat. Dia menyeret Alv
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 86. Janji Andre Menyatukan Alva dan Elma

“Temukanlah, meskipun hapenya dikunci dengan kata sandi sesulit apapun, jangan kau ragu soal membongkar isi di dalamnya. Video itu sudah kuhapus dari ponselnya. Tenang saja kau! Dia tak akan bisa lagi menjadikan video itu sebagai barang bukti untuk menjeratmu. Tapi, perempuan di dalam video itu, main juga, Bah! Bolehlah kau kenalkan padaku?” “Kau pengacara apa gigol*! Dia itu Tante-tante kesepian, mau kau?” “Ups! Ini kantor polisi, pelankan suaramu!” “Kau yang mulai! Lalu bagaimana dengan barang bukti yang sedang kau kumpulkan untuk menjerat istriku? Kau sudah berhasil mendapatkannya tidak?” “Nah itu yang belum! Tadi malam itu, anggotaku sudah berhasil mengikuti si Alva sampai di depan kamar rawat istrimu! Tapi ada seorang pria yang menghentikan Alva. Entah siapa, itu lagi kuselidiki!” “Lamban kali pula kau! Itu pasti anak buah dialah! Yang kau pikirnya Alva itu laki-laki biasa? Dia itu Bos preman! Anak buahnya ada di mana-mana! Kan, sudah kuingatkan sama kau akan hal itu
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 87. Save Aku di Hatimu, Abang!

“Apa? Jadi kau belum berangkat juga ke sini? Apa nya maksud kau, Rudang! Semalam kau bilang kau langsung berangkat ke sini. Rupanya tak Nampak-nampak batang hidungmu! Sekarang kau bilang tak jadi kau datang! Kau permainkan pula aku, hah! Pokoknya kau harus datang hari ini! Kalau kau tidak datang juga, maka Binsar pasti akan menceraikan si Elma, Permainmu itu pasti bakal jadi janda! Kau dengar itu, ha!” Elma dan Arfan saling tatap. Jadi itu sebabnya Bibik mereka belum datang juga. Ternyata adik kandung satu-satunya ayah mereka itu tak menggubris perintah Risda. Tidak gentar akan ancaman wanita itu tentang Elma yang bakal jadi janda. “Apa kau bilang? Kaupun malah lebih setuju Elma jadi janda? Yang udah sedeng nya kau, kutengok! Apa maksud kau! Mana janji kau dulu hah! Kua ingat dulu kau janjikan apa sama aku, Rudang! Kau bilang beberapa toko si Elma pasti akan dia serahkan sama aku, aku yang mengelolanya. Sebagai mertua, Elma pasti tidak akan keberatan menghadiahkan beberapa t
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 88. Keluarga Binsar Menyerang Elma

Pria itu terpana. Senyum Titian makin manis saja di matanya. Namun, pria itu segera sadar. Titian terlalu tinggi untuk dia jangkau. Titian seorang calon sarjana, cantik tak hanya wajah, tapi juga hati dan jiwa. Beranikah dia berharap pelabuhan hati Titian sedia menerima cinta seorang duda beranak dua untuk berlabuh di sana? Tidak! Tidak mungkin! Pria itu melambaikan tangan, ucap selamat tinggal kepada Titian, selamanya … ya, selamanya! Sakit karena pengkhianatan Rosa masih belum kering jua, tak akan hendak dia menoreh luka baru di atasnya. Luka karena kecewa. Seperti pungguk merindukan bulan. Hanya akan ada luka karena kecewa. Lebih baik lupakan saja! Begitu batinya berucap bijaksana. Namun tidak untuk Titian. Satu harapan baru terbit di hati, seolah menemukan matahari kala gelap tengah melanda. Saat Alva benar-benar telah hilang dari jangkauan. Tak masalah kalaupun Arfan bukan seorang sarjana. Tak apa meski dia seorang duda beranak dua. Titian hanya fokus pada hati, karena leta
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 89. Tawaran Licik Keluarga Binsar

Elma masih tak percaya dengan situasi ini. Begitu tenangnya keluarga Riris meminta izinnya untuk menikahkan Binsar dengan putri mereka. Seolah hal itu sangat wajar. Tak ada riak penyesalan atau kekecewaan sedikitpun di wajah-wajah mereka. Padahal jelas mereka sudah tahu kalau Binsar dan Riris telah berselingkuh selama ini. Masa iya, mereka tak memikirkan sedikitpun perasaan Elma? “Kau dengar nya itu, Elma? Si Binsar harus kawin lagi dengan si Riris!” Risda menegaskan. Elma masih membisu. “Tentu kau tidak ingin dimadu, iya, kan? Kami ada penawaran, kalau kau setuju?” sambung Risda lagi. “Ini, kami bawa pengacara. Biar dia yang menjelaskan pada kau! Biar jelas sama kau semuanya!” ucapnya seraya menunjuk seorang pria berdasi yang ikut di dalam rombongan itu. Pria yang ditunjuk mengangguk, senyum licik terbit di sudut bibirnya yang mungkin karena kebanyakan merokok. “Ibu saja dulu yang menawarkan, ini kertas untuk membuat surat perjanjiannya sudah saya sediakan” paparnya seraya meny
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 90. Alva Datang Tepat Waktu

“Kau! Siapa kau tanpa izin masuk ke dalam rumahku? Keluar!” teriak Binsar bangkit dari duduknya, lalu berjalan garang menghampiri Alva. “Siapa yang memberimu izin, masuk, hah! Preman jalanan! Keluar kau sekarang juga atau aku akan meneriaki kau maling! Kau tidak takut badanmu bonyok di hajar warga? Keluar!” teriaknya lagi sembari mencengkram pergelangan tangan Alva, lalu sekuat tenaga berusaha menyeret Alva menuju pintu utama. Namun, tenaga Binsar tak ada apa-apanya bagi Alva. Jangankan bergerak menuju pintu, tubuh Alva bergeser pun tidak dari posisinya semula. Itu membuat Binsar murka. Menyadari pasti bakal terjadi kekacauan, Yogi segera menghubungi Anto, pegawai toko kepercayaan Elma. Yogi meminta agar Anto segera melapor kepada Pak RT setempat. Sementara di dalam rumah suasana kian tegang. “Maaf, Pak Binsar! Saya pengawal Bu Elma, jadi, sangat wajar jika saya ada di manapun Bu Elma berada. Tak perlu saya minta izin Anda, karena yang menggaji saya adalah Bu Elma bukan
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status