Justin tak jadi ke kantor, begitupun dengan Hana. Keduanya kini tengah berada di depan ruang UGD, menunggu hasil pemeriksaan Tian yang masih dalam penanganan dokter. Henny juga ada di sana, tentunya dengan rasa cemas yang membelit perasaannya. Ya, seorang ibu tentu akan bersikap begini, kan, jika sesuatu yang buruk menimpa putranya.“Aku mau nelepon Leta bentar, ya ... mau minta tolong ijinin,” ujar Hana pada Justin.“Aku tadi udah kirim pesan sama dosenmu,” balas Justin.Hana mengangguk. Tapi kini ia tetap merogoh ponselnya yang ada di dalam tas. Bukan mengubungi pihak kampus lagi, tapi justru menghubungi Rhea. Ya, setidaknya ia ingin memberikan kondisi Tian saja, meskipun sobatnya bilang ingin melupakan om-om itu, tetap saja dia tak akan mungkin melupakan begitu saja.“Rhe, lo udah nyampe kampus?”Tak langsung mendapatkan balasan, mungkin sekitar sepuluh menit kemudian barulah ponselnya berdering pertanda pesan masuk. Saat ia cek, ternyata memang benar dari Rhea.“Sorry, Han ... h
Baca selengkapnya