Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 221 - Chapter 230

476 Chapters

Bab 221

“Seharusnya tadi kamu berbohong saja, agar tak membuatku justru merasa terluka. Ini malam pertama kita, dan aku tak menyangka justru mendapati kenyataan yang menyakitkan seperti ini.Tangannya memeluk sepanjang bahuku yang terbuka. Tak mampu kutepis tangan itu dari sana karena dia memeluk erat.“Justru karena ini malam pertama kita, Aya. Aku tak mau mengawali rumah tangga kita dengan berbohong. Aku hanya tak menyangka kamu akan menanyakan hal ini. Waktu itu aku sendirian, kesepian. Tak punya orang tua, sedangkan Kak Dian sibuk bekerja demi membiayai hidup kami dan juga membiayai kuliahku. Aku pria dewasa yang kemudian dihadapkan pada situasi hanya berduaan dengan seorang gadis. Meski tak ada rasa padanya, tapi godaan setan lebih kuat dari pada hanya sekedar mencari rasa.”Dadaku sesak membayangkannya.“Berapa kali?” tanyaku.“Hanya sekali itu, dan itu benar-benar karena khilaf. Tak ada niat untuk kembali mengulangnya. Aku justru menyesal dan berkali-kali memohon maaf padanya waktu itu
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 222

Kuhela napas dalam-dalam. Kurasa Ivan benar, tak ada gunanya membahas masa lalu. Toh semua sudah tertinggal di belakang, biarlah semua menjadi pelajaran bagi kami ke depannya. Biarlah pengalaman buruknya di masa lalu membuatnya semakin dewasa dan kelak bisa membimbing anak-anak kami untuk tidak terjatuh pada dosa yang sama. Benar kata Ivan, kami hanya perlu meluruskan niat, meminta ridho dari-Nya agar bisa menjalani rumah tangga kami dengan baik. Kurasa apa pun yang terjadi di masa lalunya, aku harus menerimanya sebagai bagian dari dirinya. Toh, dia sudah jujur padaku, meski sangat memungkinkan untuk dia berbohong. Bukankah tak ada bekas apa pun pada seorang lelaki setelah melakukannya? Berbeda dengan wanita yang bisa langsung terbaca. Tapi ternyata Ivan memilih jujur, dan seharusnya aku bangga padanya.Tapi tunggu! Pantas saja ada yang beda darinya. Kutatap matanya lekat-lekat.“Ada apa, Ay?” Dia menatap heran.“Pantesan,” kataku.“Pantesan apanya?”“Pantesan tadi kamu ... nggak kaku
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 223

Kak Dian mengarahkan ponselnya padaku. Aku buru-buru menarik rambutku, mengurainya ke depan untuk menutupi leher sambil menyengir ke arah kamera ponsel Kak Dian.“Jangan dengarin, Ay. Mereka emang gitu.” Ivan mengacak poniku.“Kak udah, deh. Kasihan Aya jadi salah tingkah gitu.” Ivan protes.“Oke. Udah dulu, ya, Pa. Nih vampire nya protes kita gangguin istrinya.” Kak Dian masih memprovokasi.Aku hanya tersenyum menyaksikan keakraban mereka.“Ay, kamu nggak pakai gaya yang aneh-aneh kan semalam?” Kak Dian membuatku tersedak.“Apaan sih, Kak?” Ivan mendelik, sambil menyodorkan segelas air putih padaku.“Aku udah bilang, kan, kalo adik kesayanganku ini sudah terbiasa cerita semua padaku. Semuanya! Aku takut kamu malu kalau dia cerita gimana malam pertama kalian.” Kak Dian berbicara sambil tertawa. Kurasa dia masih ingin menggoda adiknya.“Kak, buruan sarapan. Kuantar ke airport sekarang juga!”“Ehh sialan nih bocah udah berani ngusir kakaknya!”Kedua kakak beradik itu masih berdebat. Aku
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 224

“Kamu emang semanis ini?”Kurasa pertanyaan yang bodoh, karena pria ini selalu terpancing saat aku memujinya. Dan ia kembali membungkam bibirku.“Kapan berangkatnya kalau gini terus?” ucapku disela-sela ciumannya.Dia tertawa, lalu melepasku.“Maaf ya belum bisa bawa kamu honeymoon, banyak kerjaan yang menungguku. Tuh, WA Tiara udah numpuk belum kubuka,” ucapnya sambil menunjuk ponselnya.“Nggak apa-apa, aku juga masih harus jagain ibu,” ujarku.🍁🍁🍁“Ay.” Aku menoleh. Saat ini kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.“Bulan depan kita resepsi, nanti Kak Dian yang urus WO nya.”“Tapi ibu kan masih ....” Aku tak melanjutkan.“Maksud aku kalau ibu udah bangun, Sayang. Kemarin aku udah konsultasi dokter yang menangani ibu, katanya ada kemungkinan ibu bisa bangun dalam waktu dekat ini. Tapi, harus selalu dirangsang otaknya. Makanya kamu dan adik-adik kalau lagi jaga ibu sering-sering ajak beliau bicara. Ceritakan padanya kebahagiaanmu dengan pernikahan kita. InsyaAllah itu bisa jad
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 225

Bayang Masa Lalu Aku dikejutkan dengan keberadaan Mama Indah di dalam ruang rawat ibuku. Wanita paruh baya yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri itu terlihat lebih kurus dari terakhir kali aku bertemu dengannya.“Ma ....” Dengan takzim kucium punggung tangan Mama Indah.Tapi, wanita itu justru berlinangan air mata sambil memelukku.“Kenapa nggak bilang ibumu sakit, Nak?”“Maaf, Ma. Aya nggak kepikiran lagi. Yang ada di pikiran Aya cuma ingin ibu segera sadar dari komanya.”Mama Indah semakin terisak.“Ibu nggak apa-apa, Ma. Kata dokter ibu juga masih bisa sembuh, hanya saja dokter tak bisa memprediksi kapan ibu bangun.” Aku berusaha memberi pengertian akan kondisi ibuku.Namun kurasa bukan kondisi ibu yang membuat Mama Indah menangis. Karena wanita itu justru makin erat memelukku dan makin terisak-isak.“Mama nggak nyangka secepat ini. Mama sayang kamu, Nak. Mama benar-benar kehilangan.”Ya, tak perlu bertanya lagi. Aku tau apa yang sedang ditangisi Mama Indah.“Semua sudah menja
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 226

Bayang Masa Lalu“Tapi mereka saling mencintai, Ma,” ucapku.Mama menatapku.“Adam bilang gitu?” tanyanya.Aku mengangguk. “Iya, Ma. Bahkan Mas Adam pernah menangis pada Aya karena Nindya nolak dia. Mama ingat kan waktu Mas Adam ninggalin Aya ke Jogja?”Entah mengapa aku terdorong untuk menjelaskan ini. Apalagi selama ini semua mengira perselingkuhanku dengan Ivan lah yang membuat kami berpisah.“Iya. Mama ingat, waktu Adam nitipin kamu ke Ivan kan? Mama nggak nyangka itu semua menjadi pertanda Adam benar-benar nyerahin kamu ke sahabatnya itu.” Mama menggumam.“Waktu Mas Adam pulang dari Jogja waktu itu, dia nangis meluk Aya, karena ditolak Nindya dan keluarganya. Nindya juga waktu itu pernah ngakuin langsung kalau dia suka sama Mas Adam, Ma.”Meski itu adalah saat-saat menyakitkan bagiku, tapi aku memilih mengungkapkannya pada Mama Indah. Semoga saja dengan begini mereka bisa mengikhlaskanku. Aku tau, apa yang kukatakan tadi membuat Mama Indah terkejut.“Aya? Itu benar?” Tatapan Mama
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 227

Bayang Masa Lalu“Kalau begitu kamu harus siap nangis setiap saat, Sayang. Karena aku akan merindukanmu setiap saat.”Ah, sayang sekali dia tak ada di hadapanku. Karena jika saja saat ini sedang berhadapan langsung, aku pasti akan segera mencium lelaki kesayanganku itu.“Pasti pengen nyium, kan?”Aku terkejut. “Ih, kok tau sih?”“Karena aku juga sama. Rasanya pengen nyium kamu sekarang juga.”Kami tertawa bersama, dan kurasa kami sedang berada dalam kerinduan yang sama. Rindu yang begitu indah.🍁🍁🍁Minggu pagi, aku sedang berkutat dengan peralatan berkebun. Jika di rumahku yang dulu, kebun mungilku terletak di depan rumah, maka di rumah ini letak kebunnya di bagian belakang rumah, dan juga berukuran lebih luas. Aku sendiri baru mengetahui jika lahan di belakang yang dibatasi oleh dinding dan pintu kaca yang lebar ini sangatlah luas. Di sebelah kiri ada beberapa ruangan lagi, yang kesannya terpisah dari rumah utama karena berbatas dinding kaca. Di sana ada gudang dan juga ruang gym,
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 228

Bayang Masa Lalu“Sayang, kamu lihat lahan di belakang rumah tadi, kan?”Kami masih di bathup, memainkan buih-buih sabun dengan sesekali saling menatap dan saling bertaut. Aku mengangguk.“Aku sengaja menyisakan lahan luas di belakang. Nanti mau bikin kolam renang.”“Oiya? Kenapa nanti? Kenapa nggak dari dulu?”“Sengaja. Nggak seru renang sendirian. Maunya nanti kalau sudah punya istri dan anak-anak.” Dia mengelus perutku.“Dulu ... ngebayangin siapa yang bakal jadi istri?” tanyaku iseng.“Nggak ngebayangin siapa-siapa. Yang jelas suatu hari akan punya istri.”“Beneran nggak ngebayangin siapa-siapa?”“Iya, nggak punya bayangan. Tapi mulai punya bayangan sejak ....”“Sejak apa?”“Sejak nyium kamu di villa. Sejak itu aku selalu bayangin kamu. Ingin kamu yang jadi pasanganku kelak, entah bagaimana caranya.”Aku tersipu.“Kapan kita ke villa lagi?” tanyaku.“Tergantung perintah anda, Nyonya!”Aku tertawa, dan tawaku menular padanya. Dia kembali memeluk.“Mau ngulangi ciuman di perkebunan
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 229

Bayang Masa Lalu“Malamnya, abis liat kamu pakai piyama tipis. Aku mimpi making love sama kamu. Jadi aku udah hapal semua lekukmu sebelum benar-benar melihatnya langsung.”Astaga! Dasar suami mesum!Selama berkeliling pusat perbelanjaan, Ivan tak pernah sekali pun melepaskan tanganku. Sementara tangannya yang lain menenteng beberapa paper bag berisi barang-barang belanjaanku. Ah, aku benar-benar menikmati saat-saat bersamanya. Semua terasa seperti mimpi bagiku, belum pernah ada yang memperlakukanku seperti ini. Bersamanya selalu membuat waktu terasa sangat cepat berlalu. Langkahku terhenti ketika menangkap sorang gadis yang terlihat berjalan sendirian.“Nindya!” Aku menyapa.“Eh ... Aya. Di sini juga?”Meski di rumah sakit ruangan ibu kami berdampingan, namun belakangan ini aku jarang bertemu Nindya. Karena dia sudah pergi saat aku datang, dan Ivan sudah kembali menjemputku sebelum dia kembali ke rumah sakit.“Sendirian, Nin?” Aku mencari-cari seseorang yang bisa saja bersamanya.Dia
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 230

[Udah ngobrolnya?]Pesan dari nomor Ivan masuk saat aku dan Nindya masih mengobrol.[Udah. Aku dan Nindya di sini.]Kukirim sebuah foto untuk menginformasikan kami sedang di mana. Tak lama pria yang itu terlihat di pintu masuk restoran franchise, kulambaikan tangan agar ia melihat kami.“Kamu kelihatannya bahagia banget sekarang, Ay,” kata Nindya. Aku kembali menatapnya, sambil menunggu Ivan berjalan ke arah kami.“Iya, aku bahagia.”“Kamu nggak merasa bersalah?”“Untuk?”“Hubungan kalian terjalin saat kamu masih sama Mas Adam.”Aku menarik napas. “Bohong kalau kubilang nggak merasa bersalah, Nin. Ada rasa bersalah pada keluargaku dan juga keluarga Mas Adam. Tapi aku sudah tak mau lagi melihat ke belakang. Aku hanya ingin fokus memperbaiki diri, agar kesalahan-kesalahan yang kemarin terjadi bisa kujadikan pelajaran hidup untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan pasti punya rencana mempertemukanku dengan suamiku, dia orang yang bisa mengembalikan apa yang sudah rusak di hubunganku
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
48
DMCA.com Protection Status