Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 211 - Chapter 220

476 Chapters

Bab 211

PoV AdamPagi ini, aku memilih mampir ke rumah sakit sebelum berangkat ke kantor untuk menjenguk ibunya Nindya. Sudah semiinggu ini Ninyda cuti demi menemani ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Gadis itu juga tak pernah pulang ke apartemennya, membuatku selalu merasa sunyi tak ada Nindya di kantor dan juga di apertemen. Akhirnya sesekali aku memilih pulang ke rumah orang tuaku, namun ternyata menginap di rumah mama justru membuat rasa kesepian itu kian menggigit.Aku bahkan tak bisa tidur sama sekali di kamarku saat menginap di rumah mama, terasa ada yang hilang dari hatiku. Hingga aku menyadari jika tanpa sadar aku mencari keberadaan Aya, yang akan selalu menemaniku jika kami berdua sedang menginap di rumah mama. Di kamarku di rumah mama itu pula pertama kali aku dan Aya memulai kehidupan kami, di tempat tidurku itulah Aya menyerahkan dirinya pertama kalinya padaku, suaminya. Maka, menginap di rumah mama justru mengingatkanku padanya, dan merasakan bahwa aku merindukannya, jug
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 212

“Kasian ibu, akan semakin drop kalau tau dirawat di RSJ. Ibu akan merasa kami menganggapnya gila.” Begitu alasan Nindya.“Cutimu masih lama, Nin?” tanyaku setelah duduk di sofa. Nindya ikut duduk di ujung sofa.“Tiga hari lagi, Pak. Kenapa?”“Kantor sepi nggak ada kamu,” jawabku sambil tersenyum.Nindya tak menanggapi, tapi justru menatapku dalam-dalam.“Inilah yang dari dulu kutakutkan, Pak.”Keningku mengeryit, meminta penjelasan.“Pak Adam baru menyadari perasaan pada Aya, setelah dia pergi.”Aku terpana.“Matamu tak bisa bohong, ada penyesalan menyaksikan Aya menikah tadi.”Aku tersenyum getir. Gadis cerdas ini bisa menebak dengan tepat.“Nin.” Aku menggeser dudukku, mendekat padanya.“Aku baru merasakan kehilangannya. Aku baru menyadari arti hadirnya setelah dia pergi.”Kuraih tubuh Nindya dalam dekapku, gadis itu membalas memeluk pinggangku. Ada sesak yang tak dapat kutahan, mengingat aku dulu pernah mengalami hal seperti ini. Dulu, aku memeluk Aya saat merasakan pedih karena Ni
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 213

Aku pun berdiri, berniat pamit dari sini. Karena aku tau, kehadiranku tak pernah diharapkan oleh ibu dan kakak Nindya. Karena bagi mereka, aku adalah bayang-bayang ayah mereka, bayang-bayang luka masa lalu mereka. Aku tak bisa menyalahkannya, karena aku memang mendekati Nindya disaat masih terikat pernikahan dengan Aya, situasi yang sama yang dulu pernah di alami oleh ayah mereka. Luka masa lalu mereka kembali menganga saat aku hadir dalam hidup Nindya.Kakak Nindya sama sekali tak merespon saat aku berpamitan. Sejujurnya itu membuat harga diriku seolah diinjak-injak. Beruntung Nindya mampu meredam semuanya, karena gadis itu tetap tersenyum manis padaku dan bahkan mengantarku hingga ke parkiran. Kurasa aku benar-benar telah berhasil menaklukkan hati gadis ini.“Hati-hati, Mas.”Dadaku berdesir. Dia mengganti panggilannya dari “pak” menjadi “mas”. aku berbalik, menariknya ke dalam pelukan.“Jangan patah hati,” ucapnya.“Kalau Mas Adam patah hati karena Aya, aku juga akan patah hati kar
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 214

Mataku berkabut. Ini adalah kedua kalinya aku menangis di hadapan Mama. Pertama saat Bella memutuskan pertunangannya denganku waktu itu. Itulah awal sikap burukku terbentuk, yang akhirnya membuatku melakukan kekerasan verbal pada Aya, wanita yang datang dalam hidupku setelah Bella. Dulu, aku selalu merasa puas jika Aya menangis, karena aku seakan membalas sakit hatiku pada Bella. Dan kini, akulah yang menangisi kepergian Aya dariku.Mama memelukku lagi.“Maafin Mama, Nak.”Aku menggeleng. “Adam yang salah, Ma.”“Gimana dengan Nindya? Kamu suka dia, kan? Mungkin sebaiknya kamu melamarnya, agar kita semua juga bisa move on.”“Adam udah ngelamar Nindya, Ma. Tapi keluarganya menolak lamaran Adam.”Kurasakan mama mempererat pelukannya.“Sabar, ya, Nak. Pinta dia dalam doamu. Mama juga selalu mendoakan jodoh yang terbaik buat Adam, yang sesuai dengan yang Adam mau. Mama dan Papa tak akan memaksakan lagi, apalagi menjodoh-jodohkan. Hasilnya ya seperti ini, semua hancur.”“Bukan salah Mama da
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 215

Aku baru saja hendak masuk ke dalam lift setelah memarkirkan mobilku di lantai basement ketika abangnya Nindya juga masuk. Hening. Tak ada percakapan di antara kami. Namun, saat lift berhenti di lantai di mana unit Nindya berada, Bang Heri menahan pintu lift.“Bisa bicara sebentar?”Aku pun mengikutinya.Pria berato itu menatapku tajam setelah mempersilakanku duduk di sofa.“Kurasa kamu sudah tau betapa aku membenci laki-laki sepertimu, seperti ayahku.”Dia menarik napas. Aku diam, membiarkannya bicara.“Sayangnya adikku sudah terlanjur menyukaimu.”Pria itu memegang dadanya.“Selalu ada rasa sakit di sini saat mengingat bagaimana buruknya masa kecilku dan Nindya dulu, semua akibat perilaku pria yang sama sepertimu. Menggoda perempuan lain di saat masih terikat pernikahan sah.”Napasnya naik turun.“Aku dan Nindya bertahun-tahun hidup dalam rasa trauma. Melihat ibuku yang tertekan karena suaminya menikahi sahabatnya. Ibu trauma melihat anak-anaknya yang terlantar. Dan sekarang aku har
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 216

PoV IvanSosok wanita dengan balutan kebaya berwarna putih tulang yang kini melangkah ke arahku setelah tadi aku menyebut namanya dalam ikrar ijab kabul yang kuucapkan dengan lancar dan tenang.Cahaya Kirana, istriku!Tak dapat kusembuyikan perasaan bahagiaku ketika dengan takzim wanita yang kini sudah halal bagiku itu meraih tanganku lalu mencium dengan takzim punggung tanganku. Dan kutumpahkan semua rasaku saat aku mencium keningnya setelah itu.“Terima kasih, Istriku. Love u, Sunshine!”Kubisikkan kalimat itu dengan perasaan yang dalam, kulihat keharuan menyelimuti wanita kesayanganku itu.Satu hal lagi yang membuatku bernapas lega adalah, kehadiran Adam Haidar, mantan suami Aya di sana dan turut memberi ucapan selamat pada kami. Agak canggung, tapi rasa bahagia yang membuncah tak mampu lagi kusembunyikan. Meskipun kusadari aku meraih kemenangan ini dengan sedikit mencuranginya.Hal yang kemudian membuatku harus kecewa adalah, ternyata aku masih belum bisa menikmati malam-malam yan
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bab 217

PoV CahayaSiangnya, Tiara datang bersama perawat yang akan menjaga ibuku. Aku sendiri tak pernah memikirkan ini, tapi Ivan lah yang mengatur semuanya, menyuruh sekretarisnya mencari perawat terbaik untuk membantu merawat ibu, dan tentu saja dengan bayaran yang mahal. Pria itu memberi tatapan protes pada sekretarisnya karena menganggap Tiara terlambat menjalankan perintahnya, mencarikan perawat terbaik.“Pak Ivan kan ngasih perintahnya malam. Jadi baru bisa dapat siang ini, itu juga sudah minta bantuan beberapa orang. Nggak gampang mencari yang terbaik, Pak.” Gadis itu sudah memperlihatkan ekspresi hendak menangis saat Ivan memarahinya.Tiara memang tipe gadis yang cengeng. Sudah berkali-kali Ivan membuatnya menangis saat harus pasang badan ketika atasannya itu melenceng dari jadwal yang sudah disusunnya. Untungnya menurut Ivan, gadis itu sangat cerdas dan setia, maka dia tetap bekerja meskipun banyak kegilaan yang dilakukan boss belakangan ini, tepatnya sejak mengenalku.“Jangan dim
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bab 218

Aku terheran-heran melihat banyaknya karangan bunga berisi ucapan selamat atas pernikahan kami di depan rumah Ivan, bahkan berderet hingga ke depan pagar. Ternyata menurut Ivan, dia sudah menduga ini, karena ponselnya pun dari kemarin tak pernah berhenti berdering menerima ucapan selamat dari semua partner kerjanya sejak foto-foto pernikahan kami beredar.“Sebanyak ini?” Aku melongo.Kuperlambat jalanku dan membaca satu-persatu ucapan di karangan bunga. Sementara dia sudah tak sabar menarik tanganku yang lebih seperti menyeretku. Tadi saat aku minta mampir sebentar ke rumah ibuku dengan alasan mengambil beberapa pakaianku, dia sudah semakin terlihat gelisah. Mampir yang menurutku sebentar, sementara ia protes karena merasa terlalu lama. Reaksi yang berlebihan menurutku. Dan pria itu membuatku terheran-heran saat tadi tiba-tiba saja menyusul masuk ke dalam kamarku dan langsung mengunci pintu kamar.“Kenapa dikunci? Tunggu bentar lagi, aku masih milih pakaianku.”Dia berdecak kesal.“Bu
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bab 219

“Hufttt!” keluhnya setelah melepas bibirku.“Kenapa lagi?” tanyaku.“Celanaku sempit.” Dia tersenyum malu-malu,Astaga! Lucu sekali suamiku ini.Aku tertawa ngakak. “Sabar, ya,” kataku.Dia menarik tanganku ke arah depan tubuhnya, mengarahkan tanganku ke area pribadinya. Aku bisa merasakan betapa tersiksanya dia dari semalam. Karena aku sudah merasakan keinginan terbesarnya itu saat aku tertidur dalam peluknya di sofa semalam.“Dia udah nggak sabaran.” Tatapannya rapuh.Aku hanya menatapnya sekilas, lalu kemudian menarik tanganku dari sana. Kepalanya terhempas ke belakang saat aku dengan iseng menyapukan tanganku sebelum benar-benar menariknya dari sana.“Aya.” Dia menggumam, dengan sangat rapuh.“Cepat sedikit!” Dia setengah menyeretku ketika aku masih terus memperhatikan satu-persatu ucapan selamat di bunga-bunga yang berjejer.Dan kurasa ujiannya selanjutnya adalah sambutan Kak Dian saat dia baru saja hendak membuka pintu rumah.“Selamat datang pengantin baru!” sambut Kak Dian deng
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bab 220

“Terima kasih, Aya,” ucap lelaki yang kini terkapar di sampingku. Bibirnya tersenyum penuh kepuasan, matanya masih menatapku, membuatku tak tahan untuk kembali mengecup bibir tebal itu.“Ini yang pertama?” Entah mengapa aku menanyakan ini.Dia tak menjawab, hanya menoleh sekilas lalu memejamkan matanya. Namun, diamnya justru membuatku bertanya-tanya.“Ini yang pertama?” Aku mengulangi pertanyaanku, kali ini lebih kudekatkan lagi wajahku padanya.“Jangan nanya yang enggak-enggak, Sayang,” gumamnya, masih dengan mata tertutup, yang kini membuatku yakin jika jawabannya adalah tidak.“Jawab,” kataku. Dia membuka mata.“Nggak usah lihat ke belakang, Sayang. Nggak perlu bahas masa lalu, kita hanya perlu menatap ke depan.”Deg! Dan jawabannya makin membuatku yakin dengan dugaanku.“Jadi kamu sudah pernah? Kapan? Dengan siapa?”Hatiku tak terima. Kutepis tangannya saat Ivan berusaha meraih tanganku. Segera kuraih selimut dan menutupi tubuhku hingga leher. Rasa kecewa itu datang hanya selang b
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
48
DMCA.com Protection Status