“Maaf belum bisa menghapus tangismu. Dulu aku pernah menghapusnya, itu semua menjadi kesalahan yang kini kusesali. Tapi, aku berjanji, setelah ini aku tak akan pernah membuatmu menangis lagi. Setelah menikahimu, aku akan menjadi orang yang menghapus air matamu jika kamu bersedih.”Lagi-lagi aku tersentuh. Hatiku menginginkan pria di hadapanku ini.“Aku menunggumu datang memintaku pada waliku. Aku menunggumu menghalalkanku. Aku menunggumu bisa menghapus air mataku. Aku menunggu sentuhanmu, sentuhan yang berhadiah pahala, bukan yang membawa dosa. Aku menunggumu, selalu menunggumu.”Dia mengangguk, lalu tersenyum lebar. Tatapan matanya meredup, menandakan betapa lelaki ini sedang berada di perasaan terdalamnya.“I love you,” ucapnya dengan suara berbisik. Itu membuat sekujur tubuhku meremang.Aku hanya mengangguk tanpa membalas, karena kulihat Kak Dian sudah kembali menghampiri.“Eh buset! baru ditinggal bentar udah pada melow gini.” Kurasa Kak Dian melihat mataku yang masih basah, juga
Last Updated : 2022-12-14 Read more