Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 191 - Chapter 200

476 Chapters

Bab 191

“Van ... kamu benar-benar belum mengenal Gina?”“Kenal. Namanya Gina Andrea.”“Bukan itu maksudku.” Aku menatap matanya. “Dia gadis yang luar biasa. Punya aura positif dan juga hatinya sangat baik. Kamu ... nggak nyesal ninggalin dia, batalin pernikahan kalian demi aku?”“Aku tau, Ay. Makanya waktu itu aku milih dia. Makanya rasa bersalahku sangat besar pada Gina dan keluarganya. Gina dan keluarganya baik dan sangat tulus. Mungkin aku orang pertama yang membuat citra mereka porak poranda. Itulah sebabnya aku menerima apa pun hukuman mereka. Aku tau Gina punya aura positif. Tapi ... rasaku semua padamu, Aya. Tidak ada yang bisa mengubahnya. Aku tak bisa mengendalikan rasa ini. Aku hanya ingin kamu.” Suaranya meredup.Meski tersanjung, tapi aku justru merasa bersalah sudah membuatnya jatuh sedalam ini.“Jalan, Aya. Aku nggak mau lama-lama begini. Takut terbawa suasana.”Aku melajukan mobilku perlahan meninggalkan tempat di mana raganya terkurung selama dua bulan ini. Dua bulan yang menu
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

Bab 192

“Jangan dihalangin.” Suaranya semakin berat, kini disertai dengan deru napas yang tersengal.“Jangan,” pintaku. Padahal aku juga harus susah payah menahan keinginan yang menggebu-gebu di dalam dada.Telapak tangannya menyentuh pipiku, lalu menyusup ke belakang telinga.“Ja ... ngan.” Aku bertahan dari keinginanku sendiri. Aku juga sangat ingin, tapi juga harus menolak dalam waktu bersamaan.Lalu saat wajahnya semakin mendekat tanpa sanggup kutahan lagi, aku memilih menampar pipinya untuk menyadarkannya. Dia memundurkan wajahnya dengan desahan napas yang sangat berat. Sesaat pria di hadapanku itu membeku, meski napasnya terus terengah-engah.“Jangan lakukan,” pintaku memelas. "Aku bukan tak ingin, tapi ini tak boleh."Pria itu memejamkan mata sesaat, kemudian membuka pintu dan keluar dari ruangan. Lalu pintu ditutup dengan kasar. Tubuhku luruh ke lantai, menyesali apa yang baru saja terjadi. Hingga akhirnya aku memilih berpindah dan duduk di sofa yang ada di dalam ruangan.Selang beber
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

Bab 193

Keluar dari ruangan Ivan di Twin House tak serta merta membuat jantungku berhenti bekerja keras. Karena kini di hadapan kami berdua tiba-tiba saja berdiri Imelda, dengan mata tajam menatapku dan Ivan.“Ivan ... Aya ... kalian ....”“Hai, Mel.” Aku menyapa, sementara Ivan hanya berdiri di sampingku.“Kalian ... kok bisa?” Mata Imelda menatap penuh tanya.“Kami jadian!” ucap Ivan tanpa basa-basi.“Jadian? Kok bisa? Bukannya ....” Kalimat Imelda tak ada yang selesai.“Aya udah cerai.” Lagi-lagi diucapkan pria itu dengan tegas tanpa basa-basi.“Aya?” Imelda menatapku.Matanya menyiratkan kekecewaan padaku. Gadis modis ini memang pernah memintaku untuk menjadi perantara agar Ivan mau menerimanya sebagai kekasih. Bahkan pada saat ulang tahunnya waktu itu, Imelda tak segan menyuapi potongan kuenya pada Ivan. Kurasa ia kaget sekaligus kecewa melihatku dengan Ivan. Apalagi Ivan tanpa basa-basi memberi signal bahwa kami sedang dalam hubungan.“Ngobrol bentar, yuk, Mel.” Aku meraih tangan Imelda
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

Bab 194

“Kamu kenapa sih?”“Aku pusing kalau ada kamu, Ay. Pengen nerkam tapi belum boleh. Efeknya ke kepala, nggak bisa ngontrol diri.”Aku bergidik ngeri mendengarnya, aku mengerti apa yang sedang mati-matian ditahan oleh pria ini.“Kalau gitu kita pulang.”Dia mengangguk.“Nanti aku minta maaf sama Imel. Maaf sudah membuatmu merasa tak nyaman,” ucapnya sambil menyalakan mesin mobil.🍁🍁🍁 Kak Dian menyambut dengan wajah keheranan saat Ivan masuk ke dalam rumahnya.“Aya ... aku lagi nggak ngeliat hantu, kan? Kok dia bisa ada di sini?”Aku tertawa mendengarnya.“Ceritanya panjang, Kak. Yang pasti Ivan udah dibebasin atas bantuan Gina.”“Hah? Serius?”Aku mengangguk, sementara pria dengan rambut ikal gondrong itu langsung memeluk Kak Dian yang tengah duduk di sofa.“Hey bayi besar! Jangan peluk-peluk!”“Dia belum boleh dipeluk. Jadi peluk kakak aja.”Kak Dian tertawa nyaring. Aku selalu tersenyum melihat keakraban kedua kakak beradik itu.“Makanya dihalalin, Bro!”“Belum waktunya, Kak. Nant
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

Bab 195

“Maaf belum bisa menghapus tangismu. Dulu aku pernah menghapusnya, itu semua menjadi kesalahan yang kini kusesali. Tapi, aku berjanji, setelah ini aku tak akan pernah membuatmu menangis lagi. Setelah menikahimu, aku akan menjadi orang yang menghapus air matamu jika kamu bersedih.”Lagi-lagi aku tersentuh. Hatiku menginginkan pria di hadapanku ini.“Aku menunggumu datang memintaku pada waliku. Aku menunggumu menghalalkanku. Aku menunggumu bisa menghapus air mataku. Aku menunggu sentuhanmu, sentuhan yang berhadiah pahala, bukan yang membawa dosa. Aku menunggumu, selalu menunggumu.”Dia mengangguk, lalu tersenyum lebar. Tatapan matanya meredup, menandakan betapa lelaki ini sedang berada di perasaan terdalamnya.“I love you,” ucapnya dengan suara berbisik. Itu membuat sekujur tubuhku meremang.Aku hanya mengangguk tanpa membalas, karena kulihat Kak Dian sudah kembali menghampiri.“Eh buset! baru ditinggal bentar udah pada melow gini.” Kurasa Kak Dian melihat mataku yang masih basah, juga
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

Bab 196

[Lagi ngapain, Sayang?]Sebuah pesan masuk di ponselku. Tak perlu ditanya siapa pengirim pesan ini, sudah pasti dari nomor yang tiap hari membuatku sibuk membalas pesannya.Setelah berpisah di rumahnya waktu itu, Ivan memang tak pernah lagi muncul di hadapanku. Tapi, pria itu menerorku dengan ratusan pesan WA setiap harinya. Apalagi di waktu-waktu jam istirahat seperti saat ini. Juga malam hari, saat orang lain sedang beristirahat, dia justru makin intens mengirim pesan atau pun meneleponku meskipun hanya mendengar suara napasku karena aku sudah terlelap tidur.[Lagi makan siang.] Balasku singkat.[Makan yang banyak, ya.][Biar apa?][Biar nanti kuat ngadapin aku.] Ada emoticon cium di akhir.Aku tak mau menanggapinya, karena tau arti dari kalimat itu. Aku tak mau membuat pikirannya ke arah sana.[Kerjaannya gimana? Lancar?][Nggak bisa konsentrasi.] Balasnya.[Kok bisa?][Kepikiran kamu terus.]Aku tersenyum.[Kalau kepikiran aku harusnya tambah semangat kerja dong. Biar nanti bisa m
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 197

Pagi ini, mobil sport merah milik Ivan sudah terparkir di depan butikku saat aku tiba. Aku memang datang agak siang karena tadi harus mampir dulu ke bekas rumah lamaku dan Mas Adam yang diberikannya sebagai hak ku. Aku mengajak Candra pagi-pagi tadi mampir ke sana untuk membersihkan rumah dan menyirami tanamanya. Selalu ada rasa perih di dalam hatiku saat memasuki rumah itu, itulah sebabnya aku tak pernah datang sendirian ke sana dan meminta Candra atau salah satu adikku yang lain menemani jika ingin ke sana. Selalu ada rasa rindu yang menggigit ketika menatap taman mungiku di sana. Selalu ada rasa pilu yang menyesakkan saat menatap dapurnya. Aku bahkan tak berani masuk ke dalam kamar utama di rumah itu. Semua masih membekas, masih mengusik sanubari. Karena sejatinya, tak pernah ada perpisahan yang tak menyisakan rasa. Entah itu rasa sesal atau pun rasa rindu seperti yang selalu kurasakan saat datang ke rumah itu. Aku sudah berencana menjual rumah itu, namun belum menemukan pembeli ya
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 198

“Kenapa ke sini?” tanyaku.“Turun dulu. Nanti kujelasin. Kita jalan ke sebelah sana.” Ivan menunjuk jalan, mengarahkan langkahku.Pria itu bahkan masih memakai kemeja kerjanya. Dia menggulung lengan kemejanya hingga siku, dan membuka dua buah kancing atasnya. Itu membuat penampilannya sangat menarik di mataku, aku selalu suka melihat gayanya seperti ini.Lalu setelah berjalan beberapa menit, Ivan berhenti dan membawaku duduk di salah satu tempat yang tersedia di tepi pantai.“Aku kangen ayah dan ibuku,” ucapnya tak lama setelah kami berdua duduk bersisian tapi berjarak.“Pantai ini adalah tempat yang terakhir kali kami kunjungi bersama,” lanjutnya. Ada kesedihan dibalik ucapannya.Aku tak menanggapi, hanya menatapnya, membiarkannya mengenang apa yang ingin dikenangnya.“Aku tak terlalu suka suasana pantai. Aku lebih suka gunung dengan keheningannya.”Kata-katanya ini sudah pernah kudengar, saat pertama kali aku bertemu dengannya di acara pembukaan coffeeshopnya waktu itu. Pertemuan pe
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 199

PoV IvanBanyak sekali hal yang terjadi dalam hidupku setelah memutuskan masuk ke dalam hidup Cahaya. Jatuh bangun, kehilangan akal sehat, logika yang tak lagi berada pada tempatnya, membuat hidupku menjadi jungkir balik. Namun aku tak bisa mundur lagi, karena beberapa kali mencoba mundur, aku akan kembali bertemu dengan segala keruwetan ini.Bukan hanya kehidupanku, kehidupan Kak Dian juga bahkan ikut terusik oleh kegilaan ini. Kegilaan yang benar-benar membuatku menampilkan sisi yang lain dari diriku. Kalau kedua orang tuaku masih ada, mungkin mereka akan kubuat jantungan berkali-kali oleh tindakan-tindakan di luar nalar yang kulakukan.Bagaimana tidak, demi Cahaya aku bisa melakukan semuanya. Memutuskan persahabatan yang terjalin dari bangku SMU dengan Adam karena aku mengganggu rumah tangganya, kemudian mundur saat Cahaya ternyata mengandung anaknya. Lalu kemudian merencanakan menikah dengan gadis lain demi usahaku menghilangkan Aya dari pikiranku. Rencana yang kemudian membawaku
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

Bab 200

Candra, adik bungsu Aya yang kurekrut diam-diam untuk bekerja di perusahaanku. Pemuda tanggung yang masih kuliah semester awal, yang membuat bawahanku kebingungan saat aku memintanya merekrut Candra sebagai salah satu arsitek untuk beberapa proyek kecil bagaimana pun caranya. Yang membuat bawahanku protes karena ada banyak tenaga arsitek lain yang lebih berpengalaman yang menunggu panggilan bergabung dengan perusahaanku. Tapi aku tak peduli, aku punya misi memaksakan pemuda tanggung itu bekerja di perusahaanku, meski sampai sekarang mungkin dia belum tau bahwa aku atasannya.Bukan tanpa sebab aku memaksa Candra bergabung, dan bahkan diam-diam memberi gaji yang sebenarnya tak masuk akal untuk arsitek pemula dan belum berpengalaman sepertinya. Tujuanku hanya satu, agar adik-adik Aya tidak lagi bergantung pada Adam, yang memang dari dulu loyal dan rutin mengirim uang pada Candra untuk keperluan sekolah mereka.Diam-diam aku juga membuat butik Aya menjadi ramai, yang akhirnya membuatnya d
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
48
DMCA.com Protection Status