Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 181 - Chapter 190

476 Chapters

Bab 180

“Aya, kalau aku tak menghubungimu, kalau aku tak muncul di hadapanmu, kamu jangan menganggap aku pergi atau aku menghindar. Tidak. Aku tak akan pernah pergi darimu lagi. Aku hanya ingin memberi ruang padamu, juga memberi jarak waktu, agar orang lain tak menilai buruk padamu.”Aku masih diam.“Kamu masih percaya aku kan?”Tangannya terjulur, kurasa hendak memegang pipiku. Tapi, aku menepisnya.“Aya ....”“Kamu akan menikah, Van. Kenapa masih memberi harapan padaku? Jangan lagi mempermainkan perasaanku.”Ada sesak yang menyeruak saat aku mengatakannya.“Iya. Kamu benar, Aya. Persiapannya bahkan sudah sembilan puluh persen.”Netraku memanas.“Lalu untuk apa semua ini? Please, Van. Jangan lagi. Aku udah nggak sanggup sakit hati.”Dia memegang pipiku, kali ini aku tak dapat pagi menepis tangannya.Sentuhan telapak tangannya di pipi sungguh membawa rasa hangat, membuatku melayang sejenak. Sebelum akhirnya aku berusaha menepisnya. Namun tangannya bertahan di sana, tak bergerak oleh tanganku
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Bab 182

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Kini sudah sebulan kujalani hidupku dengan status janda. Beruntung butik sedang ramai-ramainya, jadi aku bisa menghabiskan waktuku di sana, melakukan hal-hal yang kusukai tanpa beban pikiran apa pun lagi. Mas Adam masih mengirimkan sejumlah uang di rekeningku di awal bulan, meski aku sudah menolak melalui pesan yang kukurim padanya.[Ini masih tanggung jawabku, Ay. Kalau nggak mau dipakai kamu boleh sumbangin ke mana aja terserah kamu, tapi jangan memintaku untuk berhenti hingga masa iddahmu selesai.]Itu jawaban yang diberikan Mas Adam padaku. Bagiku, pria itu justru menjadi lebih baik dan lebih sopan setelah kami bercerai. Tak pernah lagi ada caci maki yang selama tiga tahun hidup bersamanya selalu menjadi makananku sehari-hari. Jawabannya pun selalu sopan ketika membalas pesan ku, karena aku selalu memilih berkomunikasi hanya lewat pesan padanya. Sangat berbeda dengan perlakuannya saat aku masih menjadi istrinya, dia tak pernah membalas
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Bab 183

Mas Adam ke sini? Untuk apa? Apa masih ada urusan yang belum selesai? Ini pertama kali dia menelponku sejak kami berpisah, karena biasanya kami hanya berkomunikasi melalui pesan singkat. Kuhela napas dalam-dalam. Sungguh aku tak mengharapkan untuk kembali bertemu dengannya, itu akan membuat lukaku akan kegagalan pernikahan kami semakin sulit untuk kusembuhkan.Terus terang saja, saat ini aku lebih mengharapkan orang lain yang datang padaku. Seperti janjinya saat terakhir kali kami bertemu.“Kalau begitu cukup diam di sana, Aya. Lepaskan semua lelahmu, tinggalkan semua tangismu, pulihkan semua lukamu. Aku yang akan datang padamu.”Tapi, dia tak pernah memenuhi janjinya setelah itu. Dia tak pernah datang, bahkan tak pernah lagi menghubungiku setelah kami berpisah di parkiran rumah sakit waktu itu. Mas Adam datang beberapa menit setelah meneleponku tadi. Aku sedikit gugup ketika membuka pintu kaca butik untuknya.“Hai, gimana kabarmu?” sapanya dengan seulas senyum.Hatiku menghangat. Du
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Bab 184

“Jadi, Mas Adam tinggal di mana?”Kali ini aku berbasa-basi, padahal aku sudah tau dia membeli unit apartemen yang dulu disewanya.“Aku ... beli unit yang kemarin kusewa,” suaranya pelan, sedikit salah tingkah.“Wah, selamat, ya.”“Untuk apa?” dia menatap.“Untuk ....” Aku sendiri bingung untuk apa memberinya selamat.“Kamu pikir aku jadian ama Nindya?”Ya, kurasa itu yang ada di pikiranku. Aku mengangguk.Dia membuang napas kasar.“Dia nolak aku. Keluarganya juga. Ibunya sampai sakit waktu tau aku bercerai, dipikirnya kita cerai semata-mata karena aku mau dekatin Nindya.”“Oh.”Aku hanya menjawab singkat. Tak ingin membahas apa pun yang ujung-ujungnya jadi membahas masa lalu kami.“Ivan gimana kabarnya?”Dia bertanya, tatapannya lain.“Nggak tau.”“Kamu nggak pernah nengokin dia?”Aku mengeryitkan kening. Nengokin? Kenapa aku harus nengokin? Padahal dia menyuruhku menunggunya dan berjanji untuk datang kembali.Aku hanya menaikkan bahu, tanda tak mengerti dengan pertanyaannya dan tak
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Bab 185

Pagi ini, mobilku berhenti tepat di depan rumah Ivan. Kemarin setelah mengobrol dengan Kak Dian di telepon, wanita yang belakangan selalu dipusingkan dengan urusan adiknya itu akhirnya mengabulkan permintaanku untuk ikut dengannya mengunjungi Ivan yang kabarnya ditahan di salah satu kantor kepolisian.Aku terdiam sesaat, memilih duduk diam sambil mencengkeram setir mobilku. Terakhir kalinya aku menginjak rumah ini saat Mas Adam datang dan menghajar Ivan hingga babak belur lalu menyeretku dengan kasar dari sana. Kupejamkan mata menahan perasaan bersalah yang menyesakkan. Sungguh pria itu sudah sangat banyak mengalami kesakitan karenaku, padahal dia punya banyak pilihan untuk menjauh.Kak Dian menyambutku ramah, sambil terus membicarakan kronologi kenapa Ivan sampai berada di dalam penjara.“Adikku itu udah gila, deh, Ay.”“Coba bayangin, gedung udah dipesan, katering udah dibayar lunas, wedding organizer udah lunas, gaun pengantin udah fitting sampai berkali-kali, undangan udah disebar
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Bab 186

“Jadi aku harus gimana, Kak?”“Just wait him! Cukup katakan kamu akan menunggunya. Itu akan membuatnya lebih bersemangat, itu akan membuatnya merasa perjuangannya tidak sia-sia.”“Tapi aku merasa nggak pantas diperjuangkan seperti ini, Kak.”“Tapi dia merasa kamu pantas, sangat pantas, dan di matanya cuma ada kamu, Cahaya! Aku nggak akan maafin kamu jika kamu kembali membuatnya patah hati. Cukup menyemangatinya. Biarkan dia menjalani risiko atas jalan yang dipilihnya.”Meski masih gamang, aku memilih mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Kak Dian.Namun ternyata hatiku tak cukup kuat ketika melihat sosok pria yang menyuruhku menunggunya itu berada di tempat yang tak semestinya. Tanpa sanggup mengucapkan sepatah kata pun aku langsung menyerbu ke dalam dekapannya ketika seorang petugas mengantarkan Ivan untuk bertemu kami. Sementara dia hanya berdiri mematung, sepertinya tak menyangka aku akan hadir di sana dan melihatnya seperti ini. Dia tak membalas pelukanku.Kuberanikan diri mene
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Bab 187

“Mbak Cahaya?” Seorang gadis berpenampilan khas wanita karir masuk ke dalam butik dan langsung menyapaku.“Iya, Mbak. Saya Cahaya, ada yang bisa dibantu?”“Bisa bicara sebentar, Mbak?”Alisku bertaut, berusaha menebak siapa wanita ini dan ada keperluan apa ingin mengajakku bicara.“Maaf, Mbak. Bicara mengenai apa ya?”“Mas Ivan.”Deg! Jantungku berdetak lebih cepat.“Mbak Gina?” tebakku.Dia tersenyum tipis, mengangguk tanpa menjawab.Aku menelan saliva, menduga-duga apa yang ingin dibicarakan oleh gadis ini.“Silakan.” Kuajak gadis cantik itu ke ruang kerjaku.“Ehm ... soal Mas Ivan. Saya minta maaf atas apa yang terjadi,” Gadis dengan rambut berwarna kecoklatan itu memulai percakapan.Gaya bicaranya sangat elegan dan terlihat berpendidikan tinggi.“Maaf sebelumnya, Mbak Gina. Tapi apa yang terjadi pada Ivan sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan saya.”Gadis itu tersenyum, sangat manis. Aku jadi berpikir, kenapa Ivan melepas wanita high class ini?“Iya, saya tau, Mbak. Tapi tetap
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Bab 188

“Ini yang membuat saya justru merasa bersalah. Mas Ivan dan orang-orang di sekitarnya, Kak Dian, Pak Malik dan sekarang Mbak Cahaya, tak satu pun yang datang meminta atau bernegosiasi agar Mas Ivan dibebaskan. Agar keluargaku mencabut laporan atas tindakan tak menyenangkan. Tapi kalian semua diam dan bersikap realistis bahwa dia memang bersalah.”Aku tak mengerti arah pembicaraannya.“Saya salut dengan kalian semua. Ivan bersalah, dia menerima hukumannya tanpa pernah protes, keluarganya bahkan orang yang dicintainya juga bersikap sama. Dan sungguh rendah diriku jika memaksakan kehendak pada orang yang tidak menginginkanku. Sayang sekali pandangan ayah saya berbeda.”“Maksud, Mbak?”“Ayah saya justru sebaliknya. Meski Mas Ivan sudah meminta maaf langsung pada ayah, beliau justru menunggu salah satu dari orang terdekat Mas Ivan untuk datang dan meminta agar dia dibebaskan. Mbak Cahaya tau kenapa?”Aku meggeleng.“Karena ayah saya sangat menyayangi saya. Dia merasa harga dirinya diinjak-
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Bab 189

“Jadi, Mbak Cahaya mau ketemu ayahku? Aku akan bantu melunakkan hatinya. Percuma juga menahan Mas Ivan di dalam sana, tidak akan ada yang berubah. Hati dan perasaan tak bisa dipaksakan. Itu justru akan membuat catatan kelam dalam hidup kita. Aku ingin melihat Mas Ivan bebas dan menjalani hidupnya. Apalagi dia sudah terkurung dua bulan di dalam sana, banyak pekerjaan positif yang harus tertunda karenanya, pasti banyak karyawannya yang mengeluh karena atasan mereka tak bisa bekerja dan mengawasi seperti biasanya, banyak hati yang merindu padanya. Mengurungnya di sana lebih lama lagi pun tak akan mengubah apapun, justru hanya akan membawa aura negatif.”Sekarang aku tau, kenapa Ivan sempat memilih wanita ini dan berniat menikahinya. Dia gadis yang sangat istimewa. Sayangnya aku kembali di saat mereka sudah hampir menikah. Tapi sekali lagi, tak ada yang bisa memaksakan rasa. Itulah takdir, itulah jodoh, dan aku pun belum tau ke mana jalanku selanjutnya, siapa jodohku setelah ini. Semua ma
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Bab 190

Aku masih merasakan keharuan atas perlakuan dan penerimaan tulus dari Gina dan ayahnya ketika pintu ruangan ayah Gina diketuk dari luar. Lalu netraku melebar saat melihat salah seorang berseragam kepolisian muncul di depan pintu. Bukan karena sosok berseragam itu, tapi sosok yang berdiri mengikutinya dari belakang.“Aya! Kenapa ke sini?”Persis dengan pertanyaannya sewaktu pertama kali aku datang dengan Kak Dian ke tempatnya ditahan.“Sudah nggak usah basa-basi. Kemarin-kemarin nggak nyadar ada CCTV main peluk-pelukan aja.” Ayah Gina malah menggodanya.Pria paruh baya penuh wibawa itu masih memerintahkan beberapa hal pada bawahannya, sebelum kemudian mengajak Ivan bicara. Aku menautkan alisku heran, tak ada kecanggungan di antara keduanya. Tak ada pembahasan mengenai kasus Ivan atau apa pun. Mereka justru membahas isu-isu publik dan beberapa hal lain yang bersifat umum. Sungguh, semua tak masuk di akalku, atau mungkin aku yang belum terbiasa dengan orang-orang seperti mereka. Aku tur
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
48
DMCA.com Protection Status