“Dia merindukanmu, selalu merindukanmu, tetap merindukanmu dan akan berhenti merindukanmu setelah ini. Hiduplah dengan bahagia, agar dia tak lagi punya niat untuk datang dan melihatmu. Hiduplah dengan bahagia, agar Ivan tak lagi punya alasan untuk merindukanmu.”Air mataku luruh.“Kak ... bilang padanya aku akan bahagia, bilang padanya dia juga harus bahagia. Dan sekali ini saja, bilang padanya ... kalau aku ... merindukannya.”Sekali lagi ada yang runtuh dan hancur dalam hati. Aku mengakhiri telepon dengan deraian air mata, namun segera kususut mataku saat menyadari jika seseorang sedang berdiri di depan pintu, menatapku tanpa berkedip.“Mas Adam!”Pria itu menggerakkan alisnya ke atas.“Tumben ... kemari?” Aku terbata.“Mau ngajakin makan siang, tapi sepertinya kamu sedang nggak bisa.”“Aku ... aku bisa, kok. Tunggu bentar, ya. Aku ... siap-siap.”Dia meraih tanganku yang masih gemetar.“Jangan dipaksakan.”“Nggak, Mas.” Aku berusaha sekuat tenaga menguasai diriku.Mas Adam datang k
Last Updated : 2022-12-06 Read more