[ Neng, punya uang simpanan lima juta nggak? A'a baru dapet musibah kecolongan di toko. Mana saldo cuma tinggal tiga ratus ribu, ditambah akhir bulan lagi. ] Kutatap layar ponsel dalam genggaman yang menunjukkan spam chat dari A Miftah, suamiku. Sudah dua hari sejak ponselnya tak bisa dihubungi, hari ini pesannya tiba-tiba datang tanpa menanyakan kabar dan langsung meminjam uang. [ Sebenarnya ada, tapi buat biaya check up, Akbar, A. Dua hari dia sempat demam, aku sampe harus ambil cuti, pulang-pergi sendiri nemenin anak kita yang sempet tantrum sampe bikin heboh di rumah sakit. ]Aku memang tak bisa bohong tentang apa pun pada A Miftah. Khususnya masalah keuangan. Kalau ada pasti aku katakan, begitu pun sebaliknya. Itulahh komitmen yang selalu aku jaga selama tujuh tahun pernikahan kita. Sejenak kutolehkan pandangan pada bocah berusia lima tahun yang tengah menonton tayangan kartun di TV, bersama pengasuhnya Bi Tati. Anak spesial kami, buah cintaku dan A Miftah yang kala itu selalu
Read more