Waktu terus bergulir. Hari pernikahan putri sulung Bulek Ratih segera tiba. Di rumahnya, Karin tengah mematut diri di depan cermin, mencoba kebaya serta rok barunya yang akan dikenakan di acara pernikahan Sita, anak kedua Bulek Ratih. Kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan senyum, melihat pantulan diri di depan cermin besar.Gamis bernuansa biru muda itu terlihat pas di badan. Demikian pula sang ibu mertua, ikut mematut diri seperti menantunya."Dah siap kondangan ini, Bu," ucap Karin dengan senyum menghiasi bibirnya."Iya, bagus ya, hasil jahitannya," timpal Bu Elis. Karin menganggukkan kepalanya."Sudah, ayo ganti baju, Bu. Yang ini biar dicuci dulu. Bisa gatel nanti kalau langsung dipakai. Kalau di penjahit kan suka kena debu, kadang ditaruh di lantai juga."Menadahkan tangan, meminta gamis yang dikenakan Bu Elis. "Iya, bentar to, Rin. Nyucinya besok aja. Sudah malam ini," tawar Bu Elis, yang terlihat senang dengan tampila
Read more