Bu Elis seperti tersadar dengan apa yang diucapkan, sontak menutup mulutnya dengan telapak tangan.'Aduh, bagaimana ini? Kenapa bisa keceplosan, sih?', rutuk Bu Elis menyesali ucapannya. "Apa, Bu? Sertifikat dibawa Mira? Sertifikat apa?" tanya Angga penuh curiga.Bu Elis tergeragap. Andin menatap ibu mertuanya penuh selidik. "Mira? Bukankah dia yang dulu mau dijodohkan sama Yudha, kenapa ibu nyebut nama wanita itu? Ada apa ini sebenarnya?" tanya Andin dalam hati."Eh i-itu, apa, sih!" Bu Elis mengibaskan tangan di depan wajah. "Sertifikat apa. Ibu salah bicara. M-Mira cuma pinjam kok, sebentar, buat cari pinjaman. Aduh!"Bu Elis memukul mulutnya berkali-kali. Niat hati ingin mengelak, justru berkata jujur apa adanya. Wanita itu ketar-ketir, sebab semenjak Mira memegang sertifikat sawah miliknya, gadis itu seperti menghilang.Jika sebelumnya sering mampir dan dia bisa curhat banyak hal, tapi tidak dengan belakangan ini.
Read more