Home / Romansa / TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA: Chapter 41 - Chapter 50

77 Chapters

Bab 41

“Cupu! Kenapa sih lo malah merepotkan!” tukasnya seraya gegas ke kamar Juragan Arga dan mencari kunci sepeda motor milik ayahnya. Celia akan berangkat ke rumah sakit dengan sepeda motor milik Juragan Arga, entah perasaan apa yang membuatnya tak hanya bisa menunggu kabar Abimanyu. Lelaki cupu yang selalu dibentaknya.Sepeda motor yang ditumpangi Celia sudah hendak keluar gerbang mau tak mau berhenti ketika tiba-tiba petugas keamanan yang berjaga di depan menahannya. “Lo lupa gue ini siapa?” hardik Celia seraya menatap kesal pada security yang berjaga. “Tidak, Non. Namun Juragan tadi berpesan, jika tak ada orang yang boleh meninggalkan rumah pada saat ini. Tidak hanya Non Celia, tapi semua penghuni rumah ini Juragan larang.”“Eh, lo mau gue pecat?!” Celia turun dari sepeda motor ketika security malah berjaga di depan gerbang.“Silakan Nona, tapi kami gak akan pergi hanya dengan dipecat Non Celia. Kami baru akan pergi kalau Juragan sendiri yang memecat kami.” Ck!Celia tahu dia tak ak
Read more

Bab 42

Keempat orang suruhan Toni yang sudah berhasil menyekap Nuria itu tengah duduk melingkar. Mereka kini berada di bangunan bekas gudang tua di pinggiran kota. Salah satu dari mereka, tampak tengah sibuk mengocok kartu. Semua tengah bersantai, karena biasanya oknum aparat yang memang dekat dengan Anggita, tak akan mengejarnya. Biasanya satu hari lagi juga akan ada laporan kasus selesai dengan penjahat yang tertangkap dan mereka akan bebas-bebas saja. Sudah terbukti, ketika mereka melakukan pengrusakan rem untuk mobil Saraswati dan juga penculikan Ardhan serta pemerkosaan pada Nilam. Sampai saat ini, bahkan tak pernah sedikit pun mencium bau penjara.Sementara itu, Nuria masih terisak dengan tangan dan kaki terikat. Sebagian pakaiannya terkoyak. Kerudungnya sudah terlempar entah ke mana. Orang-orang itu sengaja disuruh Anggita untuk menekan mental Nuria. Anggita ingin membuat Nuria depresi dan ingin melihatnya menjadi Gila. “Bah, gue masih penasaran, nih! Bisa-bisa gue mati berdiri kalau
Read more

Bab 43

Mobil yang dikendarai Juragan Arga baru saja menepi di halaman rumah. Meskipun awalnya dia enggan pulang, tetapi Nuria membutuhkan pakaian ganti. Bahkan pakaiannya sekarang sudah tak layak pakai. Wajah kuyu dan lesu itu disambut oleh sosok Mita yang membukakan pintu untuknya. “Juragan sudah pulang?” Gadis yang masih memakai daster rumahan itu mengulas senyum menyambut kedatangan Juragan Arga. “Hmmm.” Malas dan enggan menjawab. Juragan Arga langsung masuk dan lurus saja menaiki anak tangga menuju ke lantai atas. Lelaki itu langsung masuk ke kamarnya dan terduduk lesu di sofa mini yang ada di sana. Berulang dia memijat pelipis yang dirasa berdenyut. Setelah merasa lelahnya sedikit hilang, dirinya gegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Dalam hangatnya guyuran shower, tubuhnya sedikit terasa lebih segar. Pintu kamar mandi terbuka ketika Juragan Arga sedikit terperanjat, Mita sudah ada di dalam kamarnya dengan pakaian daster mini dengan kerut pada bagian dada sehingga menonjo
Read more

Bab 44

"Non, izin keluar sebentar, tadi Mita memang sedang sakit, sepertinya minta di antar ke dokter.” “Oke, jangan lama-lama! Males aku di sini bareng si cupu berdua doang!” tukas Celia seraya melirik ke arah Abimanyu yang tampak masih sangat lemah kondisinya. Sebetulnya hatinya berbunga, bisa memiliki alasan lebih lama untuk berada di dalam ruangan itu. Meskipun Celia sendiri tak paham, kenapa dia harus sebahagia ini bisa dekat dengan Abimanyu. Suryadi pun berangkat meninggalkan Celia yang masih berdiri mematung di samping ranjang pasien.“Duduk, Non.” Abimanyu melirik satu kursi tunggu yang biasanya diduduki Suryadi di sana. “Hmmmm.” Celia hanya berdehem, tapi tak urung juga dia menarik kursi itu lalu duduk. Hening, tak ada lagi percakapan. Untungnya ruang rawat untuk Abimanyu kelas VIP. Jadi terasa nyaman, bahkan ada juga televisi. Abimanyu memejamkan mata saja, tak tahu juga mau bicara apa? Dia lebih memilih merasakan perih dan sakit pada bekas jahitan yang masih belum kering itu.
Read more

Bab 45

Mobil yang ditumpangi Juragan Arga sudah menepi di sebuah rumah sakit ternama di mana Nuria dirawat. Gegas dia turun setelah mendapat posisi parkir yang nyaman. Langkah kakinya mengayun cepat menuju ruangan di mana Nuria dirawat. Beberapa perawat berlalu lalang dengan seragam khas mereka. Berulang kali dirinya menghela napas panjang. Sepanjang lorong rumah sakit di mana dia berjalan menuju kamar rawat inap Nuria, pikirannya berlarian. Di hatinya muncul beragam pertanyaan, siapakah sebetulnya dalang di balik semua ini? Kenapa selalu saja perempuan yang menjadi istrinya menjadi korban? Jika itu saingan bisnis, mungkin bisa saja mengarah pada keluarganya yang lain atau bahkan pada dirinya sendiri? Semua itu akhirnya hanya menjadi pertanyaan yang bergumpal-gumpal sendiri. Sama sekali belum ada bayangan. Dulu sempat dia mencurigai Anggita, tetapi semuanya dinapikan lagi dengan alasan jika Anggita adalah adik kandung dari almarhumah Saraswati---istrinya. Jadi mana mungkin, seorang adik te
Read more

Bab 46

“Lihat ini, Nyonya! Karena malam itu Anda tak ada, paginya Juragan melampiaskan semuanya pada saya! Tanda merah ini buktinya, Nyonya! Tolong bantu saya mendapatkan keadilan, Nyonya! Yang penting saya tak malu, bagaimana jika benih yang ada di rahim saya menjadi janin? Tolong saya, Nyonya! Gak apa saya jadi yang kedua, saya berjanji akan menjadi adik madu yang baik untuk Nyonya!”Nuria bergeming, pengakuan Mita yang bersimbah air mata dan tanda merah yang bertebaran itu seketika membuat kakinya terasa lemas. Namun, dirinya yang memang sedang lemah tak bisa mengurai semua kejadian ini dengan baik. Hanya saja memorinya masih merekam jelas, jejak perbuatan Mita terdahulu seperti apa. “Bagaimana bisa aku yakin kalau tanda merah itu adalah perbuatan suamiku? Bahkan semua orang bisa berbuat itu pada kamu jika kamu mau, Mbak.” Nuria ingat seperti apa obsesi Mita pada Juragan Arga. Meskipun akhir-akhir ini sudah menunjukkan itikad baik untuk berubah. “Saya memang tak bisa meyakinkan Nyonya
Read more

Bab 47

Juragan Arga pulang dengan hati tak karuan. Berharap semua yang dicurigai polisi itu tak benar. Anggita, kenapa harus nama itu yang harus dinyatakan terlibat. Bahkan dia sudah menyayangi Anggita seperti adik sendiri. Meskipun sempat terlintas sedikit pikiran yang sama. Mobil yang ditumpanginya terparkir sudah di garasi. Dia membuka pintu perlahan, suasana ruang tengah lengang. Dia hanya menoleh ke arah tangga, tapi tujuannya kali ini adalah teras belakang di mana ada kamar Abimanyu di sana.Waktu sudah merangkak senja ketika dia menatap lelaki muda yang tengah memakai kaos lengan pendek dan sarung itu tengah duduk pada kursi rotan di teras belakang. Abimanyu tengah memandangi hamparan tanaman yang didominasi oleh perdu melati pada tepian pagar. Wanginya menguar, membuat kerinduan pada Saraswati yang begitu mencintai bunga itu tak kunjung pudar. “Sudah baikan, Abi? Maafkan saya gak bisa urus kamu kemarin.” Juragan Arga memilih duduk di kursi single yang terpisah dari kursi rotan yan
Read more

Bab 48

Namun baru saja kedua mata itu terpejam. Gedoran pada daun pintu membuatnya terbangun dan berusaha menata kembali kesadaran. Siapakah orang sepagi ini yang mengganggu kesenangannya? Anggita duduk dan mengumpulkan keberanian untuk membukakan pintu. Entah kenapa hatinya mendadak ciut, perasaan tak tenang menimbulkan banyak prasangka berlarian. Anggita berjalan berjingjit menuju pintu. Hatinya yang ketar-ketir semakin tak menentu. Tak langsung membuka jendela. Andai yang datang polisi, baiknya dirinya melarikan diri melalui pintu belakang. Perlahan tirai jendela itu disibak. Hati yang ciut seketika menghangat ketika tampak Wisnulah yang berdiri di depan pintu. Akhirnya lelaki itu muncul juga. Anggita gegas membuka daun pintu.“Mas, cepetan masuk!” Anggita menarik lengan Wisnu. Bahkan melangkah keluar pun dia tak berani. Dirinya benar-benar takut. Wisnu menatap dirinya sekilas, lalu tanpa banyak tanya. Gegas dia pun masuk. Anggita menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menutup pintu. Ras
Read more

Bab 49

“Selamat siang, Pak Wisnu! Apakah bisa dijelaskan sejauh mana Anda mengetahui keberadaan istri Anda saat ini. Apakah benar dia datang ke villa semalam?” tutur seorang polisi dengan mata menatap tajam. Wisnu berulang menarik napas kasar lalu dia hembuskan. Lalu mengangguk perlahan dan menjawab, “Benar, Pak. Malam tadi dia ada di villa keluarga kami.” Satu jam sudah berlalu, akhirnya introgasi selesai. Wisnu keluar dari kantor polisi dan menyeka keringatnya. Kepalanya sedikit berdenyut mengingat pertanyaan dari pihak kepolisian yang seolah berputar-putar. “Maafkan aku, Gita. Kamu sendiri yang tak mendengarkanku untuk tak meninggalkan jejak. Semoga kamu selamat. Hmmmm … tapi kalau Gita ditangkap, bagaimana hubunganku dengan Roy akan ditutupi. Sepertinya aku harus segera mencari istri baru. Namun di mana bisa mencari orang yang hanya butuh harta tanpa butuh cinta?” Wisnu menyalakan kembali mobilnya. Gegas meluncur sambil berpikir. Dia harus kembali membenahi rencananya jika Anggita ben
Read more

Bab 50

Celia menghabiskan hari dengan lebih banyak diam. Bahkan teman-teman dekatnya yang biasa meminta traktiran di kantin, tak berani menegur. Seharian ini mood Celia benar-benar hancur. Bahkan pada pelajaran matematika, dia dikeluarkan dari kelas karena berani melawan. "Lia, kerjakan soal ini!""Hah? Soal apaan? Ngajar saja belum?"Brak!!! Suara gebrakan pada meja membuat seisi kelas hening. Bu Ningsih yang sudah mengoceh satu jam lamanya, bahkan sama sekali tak Celia sadari. "Keluar kamu! Gak usah lagi ikut pelajaran saya!" hardik Bu Ningsih. Sudah kelewat geram juga dengan kelakuan Celia yang biasanya semuanya. "Elah, gak usah marah-marah juga, Bu! Tinggal ngomong suruh keluar doang!" Itulah Celia, dengan ringan dan tanpa tawar menawar dia langsung melenggang pergi meninggalkan kelas. Hari yang dilewati terasa amat sangat lama. Berulang kali gadis dengan seragam putih abu itu melihat jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Dia sendiri tak paham, kenapa dirinya menjad
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status