Home / Romansa / TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA: Chapter 21 - Chapter 30

77 Chapters

Bab 21

“B--bukan itu, Juragan. Saat ini, Nirina sudah dewasa … dia sudah siap untuk menikah! Apakah Juragan ada minat untuk tambah istri baru misalnya. Saya jamin, Nirina gak kalah cantik dari pada Nuria, Juragan!” Paman Nursam akhirnya bisa menyampaikan kalimatnya dengan lancar. Juragan Arga tertegun, ditatapnya lekat wajah lelaki paruh baya yang ada di depannya itu.“Pak Nursam bercanda?”“Tidak, Juragan. Saya serius. Waktu kemarin itu Nirina memang belum siap nikah. Sekarang dia sudah siap, Juragan.” Juragan Arga bergeming. Dia menautkan alis dengan tatapan yang tajam menatap Paman Nursam.“Bagaimana orang bisa dewasa secepat itu.” Seolah tengah berbicara dengan dirinya sendiri, Juragan Arga hanya memalingkan wajah. “Betul, Juragan. Kemarin itu Nirina sangat takut untuk menikah, tetapi sekarang sudah siap. Dia bahkan siap menjadi adik madu dari Nur, Juragan. Saya harap Juragan bisa mempertimbangkannya.” Lelaki dengan wajah tampan itu bergeming. Dia melirik sekilas pada Paman Nursam de
Read more

Bab 22

"Lagi pula! Saya tahu, salah satu alasan kenapa kalian menginginkan Nirina untuk menikah cepat!” Juragan Arga menepuk tangannya. Tak berapa lama tampak Suryadi berjalan dari arah pos security dan menghampirinya. “Tolong tunjukkan pada mereka, apa yang kamu ketahui, Suryadi!” titahnya. “Baik, Juragan!” Suryadi langsung berdiri di tengah-tengah mereka. Lalu dia mengeluarkan satu buah amplop. Lalu di tumpahkannya isinya. Semua mata memandang benda-benda yang tercecer itu. Seketika wajah Nirina memucat. Paman Nursam dan Bi Lela menoleh pada putrinya. Dengan tangan gemetar dia mengambil salah satu foto yang tergeletak. “S--siapa lelaki dalam foto ini, Rina?” Suara Bi Lela bergetar. Bahkan rasanya dirinya tak punya muka melihat gambar-gambar tak berpakaian dengan berbagai fose itu berserak di depannya. Nirina menunduk, jemarinya saling bertaut. Susah payah dirinya menelan saliva. Berharap tak harus menjawab apapun lagi. “Ini semua pasti hanya rekyasa? Kenapa Juragan berbuat seperti i
Read more

Bab 23

Nuria mengangguk, sentuhan tangan suaminya menyapu sekilas pipinya dengan lembut. Lalu juragan Arga bangkit dan kembali menggamit jemarinya. “Mari ikut aku, Istriku. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Hal yang sudah kupersiapkan lama, tetapi bingung seperti apa aku akan memberikannya.” Nuria hanya mengikuti langkah panjang-panjang itu dengan sedikit cepat. Hingga Juragan Arga terkekeh. Lalu melepas gamitan jemarinya. “Tunggu saja di sini. Abang lupa, kamu minimalis.” Lalu dia melangkah cepat menaiki tangga meninggalkan Nuria yang mematung di ruang tengah. Menatap foto keluarga di mana ada Saraswati, Celia dan Juragan Arga. Tak ada foto Nilam, rupanya itulah alasannya. Dia menikahi Nilam bukan karena cinta dan tak ada juga foto pernikahannya. Karena cintanya Juragan Arga masih untuk Saraswati … sedangkan untuknya hanya sebatas rasa tanggungjawab untuk menjalankan sebuah amanat.Tak berapa lama sosok tinggi tegap itu tampak menuruni tangga dengan tergesa. Kunci mobil sudah dia g
Read more

Bab 24

Juragan Arga menatap was-was pada Nuria. Namun gadis yang sudah terbiasa menjalani kerasnya hidup itu tersenyum pasti. “Abang … selama ini Abang sudah begitu baik denganku, maka izinkan aku untuk memberikan satu kebaikan saja untukmu. Aku akan berusaha menjadi Ibu dan sahabat yang baik untuk Celia … semoga saja aku bisa, Bang.” Lelaki itu mengangguk. Tak menyangkan istri kecilnya bisa berpikiran sedewasa itu. Bahkan dirinya sendiri yang rasanya masih belum siap jika pada kenyataannya, Celia dan Nuria tak bisa dipersatukan. Apalagi watak Celia yang begitu keras dan emosinya yang meledak-ledak. Mereka pun meluncur, menuju Kota Jakarta di mana Naima dan Celia masih berada di kediaman Anggita. Sepanjang perjalanan tak banyak percakapan yang terjadi. Sesekali Juragan Arga mengangkat telepon, entah ada update apa terkait pekerjaan atau hal lain. Nuria hanya menyimak saja. Jalanan kampung sudah terlewati, mereka mulai memasuki jalanan padat merayap yang membawa mereka ke pusat kota. Kema
Read more

Bab 25

Perjalanan menuju kediaman terdengar riuh oleh celotehan Naima. Dia berada dalam pangkuan Mita yang duduk di kursi belakang bersama Celia. Sementara itu, Nuria duduk di kursi depan. Beberapa kali bayi gembil itu meronta ingin ke depan, tetapi terdengar Mita mengalihkan perhatiannya. Seolah Naima adalah hal yang haram untuk dipegang oleh Nuria. “Mamamama ….” Naima meronta, tetapi terdengar lagi-lagi Mita mengalihkan perhatiannya.“Ima mau mamam, Sayang? Sebentar Bunda buatin dulu, ya!”“No No No! Mamamama ….” Sepertinya Naima sudah mengerti jika diajak bicara. Dia menggeleng seraya menyebutkan kata yang biasa diucapkan Anggita ketika perempuan itu tak menyetujuinya melakukan sesuatu yaitu no. “Mbak Mita, kasih Naima ke sini … dia sudah tahu kalau saya ini adalah mamanya.” Nuria menoleh seraya mengulurkan tangan pada Naima. Gadis kecil itu menatapnya dengan mata berbinar, sedangkan Celia tampak mendengus ketika melihat perempuan yang hampir sebayanya itu seolah cari perhatian.“Gak u
Read more

Bab 26

“Apa itu, Istriku! Selama Abang bisa memenuhinya … Abang akan memenuhinya.” “Aku bisa berbagi Naima dengan siapapun baby sitternya asal jangan Mita!” Juragan Arga terdiam. Dia tampak menatap wajah Nuria lekat. Wajah lembut, manis dan tak pernah tersirat kebencian di sana itu kali ini meminta sesuatu yang terdengar tak masuk akal.“Apakah kamu sedang cemburu, hmmm?” Juragan Arga menatap lekat pada wajah Nuria. Ada senyum tipis tersungging pada bibirnya. “B--bukan, Bang.” Nuria menggeleng. Tiba-tiba wajahnya terasa panas karena malu. Apalagi suaminya menatap dengak senyum simpul pada bibirnya yang kemerahan. “Mita adalah baby sitter yang sudah lama sekali kerja di sini, Istriku. Mungkin dia tampak sedikit posesif pada Naima, tetapi menurut Abang wajar. Dia mengurusnya sejak lama dan mungkin dia merasa cemburu karena Naima sekarang dekat denganmu.” Nuria tersenyum hambar. Dia mengangkat wajah sekilas lalu menunduk kembali. Entah kenapa, tak ada keberanian untuk beradu pandang lama-l
Read more

Bab 27

Mita merasakan tubuhnya digendong oleh seseorang. Aroma maskulin yang menguar membuat debar di dalam dadanya berdentum cepat. Dalam bayangannya, kini tubuh tinggi tegap sang Juragan tengah mendekapnya. Namun dia tak berani sekadar mengintip. Kedua matanya tetap terpejam rapat sambil menikmati sensasi yang mendebarkan. Daun pintu kamar terbuka yang dia dengar ada deritan. Lalu tubuhnya dibaringkan di atas tempat tidur. Ingin rasanya Mita mengalungkan lengan ke tengkuk lelaki yang menggendongnya. Namun bagaimanapun kini, dirinya tengah berpura-pura menjadi korban. “Bi Lala, Bi Menih … tolong urus dia! Saya mau ketemu dulu dengan Juragan!” Mendengar suara lelaki itu, mendadak semua kebahagiaan dan debaran yang bertalu itu mendadak sirna. Itu bukan suara Juragan Arga melainkan Suryadi. Tangan kekar yang memeluk dan membopongnya, rupanya tangan milik orang lain. Namun tak banyak hal yang bisa dia lakukan, dirinya kini tengah berpura-pura kehilangan kesadaran. Andai bisa sedikit lebih b
Read more

Bab 28

“Hari ini ada kunjungan dari psikiater lagi, Bang?” Nuria menatap suaminya yang baru saja duduk dan meneguk kopi hitam buatannya. “Iya.” Hanya jawaban singkat Juragan Arga, tatapannya tampak menatap jauh ke depan, melewati halaman yang luas di depan rumah dan gembok yang tinggi menjulang. “Kenapa gak dirawat di rumah sakit saja sih Mbak Nilamnya, Bang? Kan jadi gak repot jemput-jemput dokternya ke sini.” “Terlalu berbahaya bagi Nilam. Dulu pernah dirawat beberapa pekan, tetapi kondisinya malah semakin buruk. Ketika dokter memeriksanya, ada obat-obat pemicu halusinasi yang tercampur dalam darahnya.” Juragan Arga menjelaskan tanpa diminta. Nuria menatap lekat, kini dia baru tahu alasan Juragan Arga mengurung Nilam di rumah saja. “Kenapa bisa begitu ya, Bang?” Nuria memandang lurus ke depan. Lelaki itu menarik napas panjang lalu kembali menatap sang istri. “Sepertinya ada yang menginginkan Nilam tak pernah sembuh. Bahkan sepertinya menginginkan dia mati saja. Pernah mobil yang mem
Read more

Bab 29

Nuria menggulir layar, menyusuri semua laman yang menampilkan nama Fatma di sana. Satu per satu akun dengan nama Fatma. Ada harap membumbung seiring dengan satu per satu nama dikliknya. Naima sudah mulai bosan ketika Mama kecilnya lebih fokus pada gawai, tangan mungilnya meronta berusaha meraih benda pipih yang dipegang Nuria. "Mamamamama .... " "Duh, Adek bosen, ya? Maafin mama, ya, Sayang!" Nuria hendak menyimpan gawai nya dan meraih tubuh mungil yang meronta-ronta. Namun tanpa Nuria sangka, tangan Celia menahannya. "Dedek sini! Mau lihat kambing, gak?" Nuria tertegun ketika secepat kilat, tangan Celia meraih tubuh mungil Naima dan didudukkan di pangkuannya. "Abiiing?" Kedua mata bulat Naima membesar ketika Celia menunjukkan layar gawai padanya. Tampak dalam layar itu video kambing yang Celia tunjukkan pada Naima. Gadis kecil itu tampak excited sekali melihat kambing-kambing itu mengembik."Iya, Adek lihat kambing saja. Jangan berisikl!" Celia berbicara dengan nada ketus, teta
Read more

Bab 30

Rumah tangga Juragan Arga dan Nuria sudah memasuki bulan kedua. Dikarenakan hubungan Suryadi dan Mita sudah tampak semakin dekat, akhirnya Juragan Arga urung untuk meminta Mita keluar dari rumahnya. Hanya saja seorang baby sitter baru sudah kembali direkrutnya dan mau tak mau, Mita harus mau berbagi kamar dengan Elin---seorang janda dengan dua anak yang masih membutuhkan biaya. Chemistry yang terpancar antara pasangan beda usia itu semakin kentara. Sikap dewasa Juragan Arga bak gayung bersambut dengan kelemah lembutan Nuria dan kebergantungannya. Apalagi lelaki itu, tampak begitu memberikan perhatian istimewa pada perempuan yang usianya memang terpaut sangat jauh di bawahnya. Satu bulan kurang lebih, Nuria mencoba mendekati hadis keras kepala itu. Kini Celia mulai bisa diajak komunikasi. Meskipun sikapnya masih tampak ketus dan tak acuh, tetapi dia begitu totalitas membantu mencari informasi terkait keberadaan Fatma. Rasa senasib kehilangan Ibu pada usia yang tak jauh berbeda, rupan
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status