Share

Bab 30

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rumah tangga Juragan Arga dan Nuria sudah memasuki bulan kedua. Dikarenakan hubungan Suryadi dan Mita sudah tampak semakin dekat, akhirnya Juragan Arga urung untuk meminta Mita keluar dari rumahnya. Hanya saja seorang baby sitter baru sudah kembali direkrutnya dan mau tak mau, Mita harus mau berbagi kamar dengan Elin---seorang janda dengan dua anak yang masih membutuhkan biaya.

Chemistry yang terpancar antara pasangan beda usia itu semakin kentara. Sikap dewasa Juragan Arga bak gayung bersambut dengan kelemah lembutan Nuria dan kebergantungannya. Apalagi lelaki itu, tampak begitu memberikan perhatian istimewa pada perempuan yang usianya memang terpaut sangat jauh di bawahnya.

Satu bulan kurang lebih, Nuria mencoba mendekati hadis keras kepala itu. Kini Celia mulai bisa diajak komunikasi. Meskipun sikapnya masih tampak ketus dan tak acuh, tetapi dia begitu totalitas membantu mencari informasi terkait keberadaan Fatma. Rasa senasib kehilangan Ibu pada usia yang tak jauh berbeda, rupan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 31

    “B--Bang? Kenapa polisi menangkap Paman Nursam? B--Bukankah anak b--buah Abang yang dulu sudah membuat Radit c--celaka?”Juragan Arga mengalihkan fokus dari layar kaca yang ada di depannya dan menoleh pada Nuria yang mematung tak jauh darinya. “Duduk sini ….” Lelaki itu bukannya menjawab, melainkan menepuk ruang kosong pada sofa yang didudukinya. “A--apa benar yang aku bilang tadi, Bang?”Nuria mendekat, lalu menurut untuk duduk pada sofa tersebut. Juragan Arga melingkarkan tangan kekarnya pada pinggang sang istri. Tubuh mungil itu sudah terbenam pada rengkuhan tangan kekar sang Juragan. Dibiarkannya beberapa saat, hingga gelayar hangat mengaliri darah. Lalu dia memangkas jarak dan menghadiahi beberapa kecupan singkat pada wajah sang istri yang tampak memerah. Satu kecupan singkat pada bibir Nuria mengakhiri semuanya. “Ke kamar, yuk! Abang akan cerita di sana.” “Eh?”Nuria bengong ketika lelaki itu bangkit dan menatap penuh hasrat. Namun lalu dia pun mengangguk karena paham, tak

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 32

    Celia dan Anggita sudah masuk ke sebuah restoran. Mereka gegas menuju privat room yang dipesannya. Mobil mereka parkir di halaman restoran tersebut, tanpa mereka sadari sebuah mobil yang mengikutinya menepi. Abimanyu memilih parkir di seberang jalan di depan deretan ruko-ruko di mana mengarah langsung ke arah lobi restoran. Rupanya hanya sekitar dua jam mereka berada di sana. Tampak Celia, Anggita dan beberapa orang keluar bersamaan. Abimanyu yang tengah mengawasi gegas bersiap untuk kembali mengawal. Tak lupa dia mengambil beberapa gambar untuk dia laporkan pada Juragan Arga. [Non Celia habis makan dari restoran, Juragan. Bersama Bu Anggita dan teman-temannya.] Abimanyu kembali menutup gawai ketika tampak mobil Anggita keluar. Dia baru saja hendak menginjak gas ketika sudut matanya menangkap jika Celia masih berada di lobi. Alis Abimanyu saling bertaut, rupanya mereka berpisah. Celia tampak masuk ke sebuah mobil fotuner warna hitam. Lalu mobil itu pun melesat berlawanan arah deng

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 33

    [Assalamu’alaikum. Apakah ini dengan Bu Fatma istrinya almarhum Pak Haidar? Kalau benar, tolong jawab saya segera ketika online atau hubungi nomor telepon saya.]Nuria gegas mengetik dan meninggalkan nomor WA-nya. Berharap jika akun itu benar-benar adalah akun facebook milik Fatma---ibunya. Beberapa detik berlalu, jawaban tak kunjung datang. Nuria menyimpan kembali gawai dan menghela napas panjang. Dia pejamkan mata seraya menggumam dalam dada. Melantunkan doa, berharap perempuan yang sudah berjuang mati-matian demi masa depannya itu segera pulang ke tanah air. Ada titik-titik hangat yang menyeruak ketika rindu itu sudah tak tertahan lagi. “Ibuuu … pulanglah … Ibu apa kamu baik-baik saja?” batin Nuria. Ketukan pada daun pintu membuatnya menjeda semua kegalauan yang berkelindan. Nuria bangkit dan membuka pintu kamar. “Maaf ganggu, Nyonya!” Rupanya Bi Menih yang datang. Dia sudah berdiri di depan pintu kamar dan tersenyum ke arahnya. “Ada apa, Bi?” “Ada tamu, Nyonya.” “Siapa?”

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 34

    Sepuluh komentar pertama akan dapat masing-masing 25 koin emas 😍😍😍. Komennya hari ini, besok pagi aku bagiinnya ya InsyaAllah. Rekomendasi novel lainnya : MENYEMBUNYIKAN JATI DIRI, ULANG TAHUN IBU MERTUA, PENGANTIN LELAKI PENGGANTI 😍😍😍 Yuk kepoin, siapa tahu suka. “Iya, Bi! Nanti aku sampaikan pada suamiku! Aku tinggal, ya!” Nuria tak menunggu lebih lama. Dia gegas meniti anak tangga dan menuju lantai atas di mana ada Celia di sana. Sementara itu, Bi Menih mengantar Bi Lela pulang. Wajahnya sedikit lebih berseri ketika satu kantong makanan sudah di tangan.Diketuknya pintu kamar Celia, tetapi tampaknya gadis itu tak mendengar. Mungkin kedua telinganya tengah ditutup handsfree seperti kebiasaannya. Nuria mencoba mendorong daun pintu, berharap tak dikunci. Rupanya keberuntungan tengah berpihak padanya. Benar, pintu itu tak dikunci. Ruangan kamar lengang, hanya ada beberapa bantal berserak di lantai, selimut menumpuk pada ujung tempat tidur. Di meja kecil sana, tampak gawai yang

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 35

    “I--Ibu?” Tenggorokan Nuria terasa tercekat. Ada rasa deg-degan dan gamang sebetulnya. Dia belum sempat menjelaskan terkait pernikahannya dengan Juragan Arga---lelaki yang sangat dibenci Ibunya. Dengan tangan gemetar dia membuka pintu mobil dan gegas berlari dengan kaki terasa mengawang. Nuria memburu sosok yang selama ini menghilang. Sosok yang susah payah dia cari. Sosok yang pagi tadi suskses membuat moodnya berantakan. Perempuan itu kini nyata, berdiri beberapa meter lagi di depannya. Air matanya sudah basah, menumpahkan rasa kerinduan yang membuncah. “Nur ….” Suara lembut itu terucap lirih ketika jarak terpangkas sudah di antara mereka. Tangis pun pecah. Nuria memeluk tubuh ringkih perempuan itu dengan erat. Rasanya seperti mimpi setelah bertahun-tahun, terkatung-katung sendirian, kini bisa dipertemukan kembali. Andai Ibu pulang lebih cepat, mungkin semua ini tak akan menjadi seperti sekarang. Setelah isak Nuria sedikit reda, dia menjauhkan tubuhnya dari Ibu. Lalu mencium tan

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 36

    “Abaaang!” Nuria memekik. Dia berusaha bangkit, tapi tubuhnya tiba-tiba terasa melayang. “Nur!” Bi Lela dan Ibu bersama-sama memburu tubuh Nuria yang tiba-tiba limbung dan terjatuh. Tekanan yang mendadak dan cukup berat membuat Nuria tak kuat dan kehilangan kesadaran. “Istriku!” Juragan Arga menoleh ketika mendengar suara memekik bersamaan. Dia gegas berlari dan memburu tubuh Nuria yang terkulai.“Kalian puas?! Puas sudah membuatnya seperti ini?” Juragan Arga membagi pandang dengan tajam pada Fatma dan Bi Lela. Sementara itu, tangannya dengan sigap membopong tubuh mungil sang istri dan membaringkannya di ruang tengah.“Ambilkan kayu putih atau minyak telon!” titah Juragan Arga. Bi Lela gegas bangkit tanpa dua kali diminta. Sementara itu, Fatma dengan gemetar mengusap-usap kepala Nuria dan menatapnya dengan penuh cemas. “Buatkan dia teh manis hangat!” titah Juragan Arga lagi ketika Bi Lela sudah datang membawa minyak kayu putih yang isinya tinggal seperempat. “B--baik, Juragan!” B

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 37

    Hari itu, seperti biasa Suryadi sudah menjemput Mita pagi-pagi. Namun, dia pun menyempatkan bertemu dulu dengan Juragan Arga untuk mengucapkan selamat. Saat dia datang ditemani Mita, Juragan Arga dan Nuria tengah menikmati sarapan di meja makan. Hanya berdua, Celia tengah bersiap-siap untuk berangkat sekolah dan sarapannya biasanya memang di antar ke kamar. “Selamat pagi, Juragan! Senang sekali mendengar kabar kehamilan Nyonya! Semoga semuanya dilancarkan!” Juragan Arga hanya mengangguk, tapi tak dapat dielakkan rona bahagia tampak kentara dari wajahnya. Nuria yang mengambil alih jawaban. “Terima kasih. Mari sarapan dulu, Pak Suryadi.” Nuria tersenyum dan mengangguk sopan pada dua orang yang berdiri tak jauh dari meja makan itu. “Gak usah, Nyonya! Hanya ingin mengucapkan selamat saja! Hmmm … semoga saya dan Mita juga bisa segera menyusul ke pelaminan.” Suryadi berucap malu-malu. Sesekali melirik kepada Mita yang tampak mengulas senyum yang hambar. Wajah Mita sedikit memucat mende

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 38

    Dia pun parkir di tempat yang agak jauh dan bisa mengawasi pintu masuk restoran tersebut. Anggita dan Celia sudah masuk. Abimanyu baru saja mengirimkan kabar pada Juragan Arga kalau Celia sedang makan siang dulu di luar dengan Tantenya ketika dia melihat sosok yang dikenalnya keluar dari salah satu mobil. Itu adalah Marvel---lelaki baj*ngan yang tempo hari hendak melecehkan Celia. Marvel pun masuk ke dalam restoran tersebut tanpa sadar ada sepasang mata yang mengawasinya dengan tangan mengepal. Restoran yang luas, membuat Abimanyu celingukan. Dia jarang sekali berada di tempat keramaian. Beruntung punggung Marvel masih terlihat, dia tengah menaiki anak tangga saat ini. Abimanyu pun menjaga jarak, lalu mengikuti langkah lelaki itu. Hanya saja dia berhenti ketika dilihatnya Marvel masuk ke sebuah ruangan. Abimanyu menggaruk kepala. Kenapa juga mereka makan siangnya harus di ruangan tertutup. Abimanyu kebingungan, lalu memilih duduk pada meja yang kosong dan menatap ke dalam pintu ruan

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 75 - End

    Gus Rasyid berjalan dengan wajah datar tanpa ekspresi, dia tak menjawab dengan tepat pertanyaan dari Juragan Arga, tetapi langsung menghampiri Abimanyu. Lelaki yang tingginya hampir sama dengannya itu pun berdiri. Sepasang mata mereka bersirobok. “Sebesar apa kamu yakin bisa membahagiakan Celia lebih dari aku?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Gus Rasyid yang menatap intens pada Abimanyu yang memandangnya dengan wajah tenang. “Insya Allah sangat yakin. Aku sudah lama mengenalnya dan sangat tahu wataknya. Dia keras, tetapi lembut. Dia galak, tetapi baik. Dia itu pemarah, tetapi penyayang. Aku tahu banyak tentang dia … lebih dari yang kamu perkirakan!” Ucapan Abimanyu yang tampak tenang dan datar membuat Gus Rasyid tersenyum kecut. Dia pun menoleh pada Juragan Arga dan menatapnya lekat. “Papa … andai benar Celia memiliki perasaan padanya, sepertinya saya tak pantas lagi mempertahankan dia lebih keras. Karena menghapus jejak itu akan jauh lebih sulit dari pada membuat

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 74

    “Dia Ibu saya, Non!” Sapaan khas itu sontak membuat Celia menoleh dan mencari sumber suara. Seketika kedua matanya membeliak melihat sosok yang tengah tersenyum dan berdiri tak jauh dari mereka. “A—Abimanyu?” lirihnya dalam gumaman. Tiba-tiba ada yang berdesir hangat dalam dada ketika manik mereka saling terpaku beberapa saat. “Masya Allah cantik sekali pakai kerudung seperti ini, Non.” Abimanyu tersenyum lalu menunduk lagi, seperti biasa dia tak berani memandang wajah manis itu lama-lama. Gegas dia melangkah dan memilih duduk pada tempat kosong di samping ibunya. Celia menunduk, dia menggigit bibir bawahnya dan sekuat tenaga menahan air mata yang menyeruak terjatuh. Hatinya yang tadi terasa hangat mendadak sakit. Perih ini bukan tanpa alasan, tetapi kenapa Abimanyu datang begitu terlambat. Kini bahkan hari pernikahannya hanya tinggal menghitung hari, lalu buat apa kedatangan lelaki itu ke sini. “Kakak … ayo duduk!” Nuria menarik lengan Celia agar duduk. “Enggak usah, Ma! Aku su

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 73-B

    “Hmmm?” Nuria menatap lekat dan menunggu jawaban.Celia menarik napas panjang, lalu dia pejamkan mata seolah tengah menimbang. Namun tak lama, terdengar ucapan lirih dari bibirnya.“Abi … manyu.” Kedua sudut bibir Nuria tersenyum. Dia lalu bangkit dan berjalan meninggalkan kamar Celia yang sepertinya penasaran atas pertanyaannya yang tiba-tiba. Namun, Celia memilih diam. Sudah sebulan lalu dia kehilangan semangat hidupnya. Hanya menghitung hari, menunggu masa hari pernikahan yang sedikit bergeser itu akan tiba. “Mama harus berbuat sesuatu untuk kamu, Kak! Semoga tak terlambat!” batin Nuria seraya lekas berjalan menuju kamarnya. *** Dua minggu lagi hari pernikahan yang dijanjikan pun terasa sangat lama. Meskipun, Celia tak terlalu peduli ketika tampak ada beberapa perubahan rencana, termasuk surat undangan yang tak jadi disebar. Rasa heran dan penasaran pun tak dia lontarkan, Celia lebih memilih diam. Dirinya yang sudah patah arang hanya pasrah, Celia sudah tak lagi peduli pada apa

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 73-A

    Semenjak hari pernikahannya dengan Gus Rasyid diputuskan. Celia menjadi lebih pemurung dari biasanya. Sehari-hari, selama sebulan ini hanya dia habiskan dengan mengurung diri di dalam kamar.Karena hal itu juga, Nuria menjadi lebih sering datang ke kamar putri sambungnya itu. Kadang mengajak Surya dan bermain di sana, kadang hanya duduk dan bercerita. Padahal Nuria berharap ada hal yang bisa dia dapatkan, sekecil informasi apapun akan sangat berguna untuk menjadi pertimbangan. Nuria paham, dijodohkan itu bukan hal indah yang diinginkan. Hanya saja, Celia sama sekali tak bercerita apakah ada lelaki lain yang dia inginkan.“Kak, Mama pinjam ponselnya bentar, ya! Mau telepon Papa! Quota Mama habis soalnya!” Nuria mengetuk pintu kamar Celia, lalu mendorongnya perlahan.“Hmm, ambil!” Celia menjawab dengan malas. Bahkan tak melirik ke arah Nuria yang berjalan mendekat ke arahnya. Dia sibuk dengan tablet baru yang isinya hanya games online dan tak ada akses ke sosial media mana pun. Dia mala

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 72

    “Loss contact dengan?” Mutia melambatkan langkah lalu menatap wajah serius Abimanyu. “Dengan tujuan masa depanku, Mut yaitu Celia.” Abimanyu mengucap nama itu dengan senyuman yang mengembang. Raut wajah Mutia yang berbinar seketika mendadak murung. Ada sesuatu yang kasat mata terasa begitu sakit menusuk hatinya. Lelaki yang ada di depannya bahkan dengan begitu ringan menyebut nama perempuan lain di hadapannya. “Abi, aku mau ngomong sesuatu.” Mutia menghentikan langkahnya seraya menunduk. Dia mengumpulkan segenap keberanian. “Eh, tumbenan kayak serius banget?” Abimanyu menoleh pada Mutia yang tertinggal beberapa langkah di belakangnya karena menghentikan langkah mendadak. “Iya, Abi. Ini hal paling serius yang ingin aku bicarakan sama kamu. Bisa ke kantin?” Mutia menatap wajah lelaki yang lama-lama bisa menarik perhatiannya. Dulunya dia memilih Abimanyu karena dia melihat sosoknya yang lurus dan gak neko-neko. Selain itu, penampilannya yang teramat sangat ketinggalan zaman membuat

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 71-B

    Abimanyu sedikit kaget ketika dia mendapati kabar kepulangan Celia dari Bu Ratna. Namun mendengar kabar katanya Celia sakit, akhirnya Abimanyu mengerti. Anak seperti Celia, mungkin tak bisa fighting sendiri sehingga ketika sakit harus kembali dekat dengan keluarga. Abimanyu berulang menghubungi Celia, tetapi nomornya selalu di luar jangkauan. Dirinya tak sadar, jika jemari yang dibubuhi segenap rasa cemburu itu sudah memblokir kontaknya. Akhirnya Abimanyu menghubungi Juragan Arga dan sedikit lega ketika mendengar kabar jika Celia baik-baik saja. Namun, sidang skripsi yang sudah ada di depan mata membuatnya harus fokus menyelesaikan semua hal yang harus diselesaikan. Masih ada satu kali lagi revisi yang harus dia kejar demi bisa ikut wisuda tahun ini. Abimanyu begitu bersemangat mengingat apa yang diucapkan Celia pagi itu. Kalimat tersirat yang seolah meminta dirinya peka dan memperjuangkannya. “Lili, doakan … semua sidang skripsinya lancar … setelah itu, aku baru akan fokus berjua

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 71-A

    “Lili! Kenapa berbuat seperti ini? Apa kamu sengaja membuat Papa kehilangan muka di depan keluarga Kyia Usman, hah? Kamu kenapa melakukan hal seperti ini! Bukannya mamamu tadi ada tanya, jika memang ada lelaki yang sudah berniat baik meminangmu, tolong katakan! Jangan buat seperti ini, Papa malu, Lili!”Suara Juragan Arga bergetar antara marah, kesal, malu dan kecewa berbaur menjadi satu di dalam dadanya. Celia menatap wajah Juragan Arga lalu menjawab dengan santai. “Aku hanya ingin, suamiku dan keluarganya menerima aku apa adanya, Pa! Andai aku harus menjadi orang lain, maka yang mereka sukai, bukanlah aku, tapi orang lain itu. Lalu, apa Papa pikir enak kalau aku kelak nikah dan harus menjadi bayang-bayang orang yang sangat senggak aku banget, Pa? Buat apa? Apa Papa pikir aku bisa bahagia kalau seperti itu?”Juragan Arga bergeming dan tampak mengatur napasnya yang memburu. Kedua tangannya mengepal akibat kemarahan yang tengah berusaha dia kendalikan. “Bukan gini caranya, Lili! Perc

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 70

    Perasaan Celia merasa lega ketika pada akhirnya dokter memperbolehkan Juragan Arga pulang setelah satu minggu lamanya dirawat di rumah sakit. Meskipun, hati kecilnya merasa heran, bukannya katanya ada virus berbahaya yang bersarang di dalam tubuh Papanya. Namun, kenapa bisa pulih secepat itu. Bahkan sampai kepulangan Juragan Arga, Celia tak mengetahui jenis penyakit apa yang diderita Juragan Arga sebetulnya. Perasaan senang dan lega itu berkecamuk menjadi buruk ketika Nuria mengabarkan, sore nanti akan ada kunjungan dari keluarga Gus Rasyid ke rumahnya untuk membahas hari pernikahan mereka. “Kakak, sore nanti pakai baju ini, ya!” Nuria membawa satu set gamis dengan kerudung lebar dan meletakkannya di lemari Celia. Pakaian yang berantakan sudah dia rapikan juga. Begitulah Nuria yang menjadi lebih dekat dan semakin dekat saja dengan putri sambungnya itu. Banyak hal dari mereka yang bertentangan, jika Nuria lemah lembut, Celia keras dan meluap-luap. Jika Nuria rapi dan teliti, maka Ce

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 69

    "Hah? Nikah sekarang?!” Celia sontak memutar tubuh dan melotot menatap lelaki yang terbaring lemah itu. Juragan Arga tersenyum samar. “Kalau kamu bersedia, lebih cepat, lebih baik! Papa mohon … Papa takut usia Papa tak lama lagi, Lili. Kamu dengar sendiri dari Mama kamu kalau dari pihak rumah sakit sendiri belum bisa mendeteksi virus asing yang bersarang di tubuh Papa … kalau Papa pergi, kamu sama siapa nanti? Papa tak ingin kamu salah jalan dan salah pergaulan, Lili ….” Lelaki itu menatap dengan air mata yang pertama kalinya dia tunjukkan di depan putrinya itu. Dirinya berharap, dengan seperti itu, Celia akan luluh dan bersedia menikah secepatnya dengan lelaki yang dia yakini adalah yang terbaik untuk Celia. Celia bergeming. Tiba-tiba terbayang lelaki yang ada di depannya itu terbujur kaku. Perasaan bersalah dan sesal itu menyelinap ke dalam dadanya. Dia mendongakkan wajah agar air mata yang memburu menyeruak itu tertahan. Begitulah hatinya Celia yang begitu sensitif, meskipun kera

DMCA.com Protection Status