Rangga menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya. Tampak seorang wanita paruh baya memasang wajah penasaran berdiri tepat di belakangnya.“Ibu,” Rangga menundukkan wajahnya ke lantai kemudian Ibu Rangga melangkah dan duduk di ranjang kamar itu.“Ibu tanya sekali lagi, apakah kamu masih mencintai Desya?”Rangga terdiam, benaknya berantakan entah apa yang ia rasakan saat ini.“Tidak, Rangga hanya mencintai Irma, lagipula Irma sedang mengandung anak Rangga, cucu Ibu, dan sebentar lagi kami akan menikah bukan?”Rangga mencoba tersenyum lebar meskipun hatinya sedang tak karuan entah apa yang tiba-tiba saja mengganggunya.“Baguslah kalau begitu, Ibu hanya ingin berpesan jangan kamu ingat-ingat lagi kenanganmu dengan wanita mandul itu, fokuskan pada keluarga barumu nanti, oh ya ibu minta di transfer lima puluh juta.”“Hah? Untuk apa Bu? Kemarin baru Rangga transfer tiga puluh juta apakah sudah habis?”“Ibu mau DP untuk vendor make up, catering, dan beberapa keperluan untuk pernikahan ka
Read more