Sejenak aku kembali teringat akan perkataan Ayah. Bahwa tidaklah benar jika kita menilai kesalahan seseorang, hanya dari satu sisi saja. Apapun masalahnya, tetaplah harus mendengarkan penjelasan dari masing-masing pihak. Oleh sebab itu, aku mencoba tuk menguatkan hati. Mengorek kembali luka lama, yang semula telah aku dan Ayah coba lupakan. Malam itu, disaksikan hujan deras dan kilatan petir bersahut-sahutan, kubiarkan Andar menjelaskan apa yang ingin diungkapkannya. Sesuatu yang sudah lama ingin kudengar, namun tertahan saking tak sanggupnya lagi untuk membahasnya. Ribuan pertanyaan dan kisah itu, bak sebuah gunung yang menekan hati dan perasaanku. Tinggal menunggu kapan akan meletus dan memporak-porandakan selurih isinya. Lalu menunggu, apakah aku yang menjadi korban keganasannya, atau malah yang kelak akan menikmati hasil dari proses alamnya.Malam itu, aku membiarkannya bicara. Tentang suatu masa, dimana aku dan dia sama-sama menderita. Tentang sebuah cerita yang membuat takdir
Baca selengkapnya