“Maaf, Bu. Aisyah tak sengaja menginjak gamis Aisyah sendiri,” dustaku sambil menahan bendungan air mata yang kembali hadir. “Sudah bersihkan dulu sana.”Aku mengangguk dan mengambil sapu di dapur, membersihkan pecahan kaca dan membuangnya ke sampah. Aku tertunduk lemas, bersender di bangku makan sambil menahan Isak tangis yang ingin ku keluarkan. Batinku seperti tersiksa, masalalu terus saja membawaku ke lembah penderitaan. Baru saja aku mendapat secercah kebahagiaan, namun cahaya itu berangsur menghilang. Kembali gelap. Setelah ketegangan hatiku mereda, aku mencoba menguatkan diri. Aku yakin saat ini Zafran membutuhkanku, jam sudah menunjuk pukul 20.00, sudah saatnya Zafran mengasi dan tidur.“Aisyah, kamu kuat. Kamu pernah mengalami masalah yang lebih berat dari masalah ini,” ucapku pelan mencoba menguatkan batinku yang terus menyiksa. Aku kembali ke kamar. Di sana masih ada Ibu, Mbak Zahra dan Mas Zul. “Lama sekali, Nduk. Ini lo kasihan Zafran, dari tadi pengen asi. Tampakny
Read more