Home / Rumah Tangga / Obsesi Liar Maduku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Obsesi Liar Maduku: Chapter 81 - Chapter 90

131 Chapters

Bab 81

Anin menggigit bibirnya. Sementara sebelah tangannya memegang dadanya. Bagaimanapun dia cuma seorang perempuan yang dihadapkan oleh orang misterius yang mencoba memerasnya.  "Bagaimana Nyonya?" tanya orang itu kembali.   Sepertinya dia tidak main-main dengan ancamannya. Mau tidak mau Anin memang harus memberi kepastian.   "Apa jaminannya untukku? Bagaimana aku tahu kalau kamu tidak akan menipuku?" Anin mencoba msngulur waktu.  "Jangan banyak alasan, Nyonya! Saya tidak main-main dengan ancaman saya! Jika dalam hitungan jam Anda tidak memberikan uang tebusan itu sekarang juga. Saya pastikan suami Anda—"  "Tunggu! Berapa uang yang kamu minta?" potong Anin cepat.   Perempuan itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut sakit. Dia berharap semua yang dilaluinya hari
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Bab 82

Sementara itu Sekar nampak mondar-mandir di depan kamarnya. "Mau ke mana sih, Anin itu? Kok aku jadi curiga kepadanya. Sepertinya dia tengah menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi aku tidak tahu apa itu." Sekar berbicara sendiri sambil mondar-mandir. Wanita berumur yang masih terlihat awet muda itu akhirnya pergi ke dapur kembali dan duduk di sana. Sambil menuang air lalu meneguknya, dia tampak tengah berpikir keras. "Apa aku buntuti saja ya? Tapi … pasti dia sudah jauh juga. Ah, sebaiknya aku telpon Akbar saja supaya dia membuntuti Anin."  Sekar pun beranjak dari dapur lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengambil ponselnya. Dia nampak sibuk mencari nama Akbar di panggilan kontak keluarnya. Begitu dapat wanita itu bergegas menghubungi lelaki itu. Nada sambungan ponselnya masih belum tersambung untuk beberapa saat. Sekar sudah terlihat sedikit kesal. Wanita itu tampak tidak
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Bab 83

"Baiklah, aku akan menurutumu tapi jangan pernah kau menipuku atau kau akan menyesal karena telah melakukannya padaku." Tidak ada jawaban dari orang tersebut karena setelahnya sambungan ponsel pu terputus.  ***Seorang pria duduk termenung di kursi teras rumahnya. Jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam. Masih lekat dalam ingatan saat dirinya tadi berdebat dengan Siti. Ingatan pria itu kembali lagi ke waktu sore hari tadi saat dirinya berkunjung ke rumah Siti yang kini makin sibuk dengan dunia barunya bersama suami palsu yakni, Rama.  "Siti, aku harap kamu segera hentikan permainan konyol dan gila ini. Apa kamu tidak takut jika ketahuan maka hidupmu berakhir di penjara. Apa kamu gak kasihan sama emak bapakmu?" tegur Reno pada Siti yang sedang melipat baju milik Rama yang baru saja ia angkat dari jemuran. Selama Rama tinggal di rumah orang tua Siti memang Siti menyediakan segala nya kebutuhan Rama seperti pakaian dan makana
last updateLast Updated : 2022-10-11
Read more

Bab 84

"Iya benar kamu Sri. Aku sering lihat Siti bawa pulang laki-laki ke rumahnya cuman baru kali ini yang sampai menginap lama di rumahnya," kompor Lela lagi yang membuat Sri dan ibu-ibu yang lainnya membulatkan mata.  "Masa sih sampai menginap?" "Iya Sri. Lha wong udah hampir seminggu e." "Oalah udah gak bener ini. Harus kita usir ini jangan sampai kampung kita ketiban sial." "Yaudah ayo kita ke rumah pak rt minta buat ngusir si Siti sama laki-laki itu. Kalau perlu si Mak Jumi sama Pak Slametnya sekalian diusir. Dasar orang tua gak benar kelihatannya saja alim suka ke mushola e ternyata menyimpan bangkai." Akhirnya mereka semua yang sudah mulai terhasut oleh komporan bu Lela pun berniat ke rumah pak rt untuk meminta Siti dan Rama pergi. Namun, saat kaki mereka akan beranjak dari warung Mak Murni tiba-tiba saja mereka dikejutkan suara dari Mak Jumi yang ternyata baru saja pulang dari sawahnya. 
last updateLast Updated : 2022-10-11
Read more

Bab 85

"Ah enggak kok, Bu, mana berani kita ngetawain Bu Lela. Iya nih Mak Jumi sembarangan aja kalau ngomong. Orang cantik dan seksi begini dikata monyong. Daripada emak udah keriput tua dan jelek lagi." "Idih ya biarin aja aku tua keriput jelek yang penting aku gak pernah julidin hidup orang dan nyinyirin hidup orang. Biarpun aku begini juga hidupku tenang gak pernah panas sama apa yang orang punya. Bilang aja kalian semua itu karena anakku yang kalian katakan perawan tua itu nyatanya laku sama orang kota mana ganteng lagi. Iya kan?" "Hahahah! Haduh Mak-Mak, mbok ya ngaca kalau ngomong, Mak! Ganteng sih memang tapi miskin juga kan? Hah pastilah gak jauh-jauh beda soal rezeki nasibnya mah sama sampean. Meskipun kota kalau miskin juga buat apa?!" ejek bu Lela dan dijawab anggukan kepala oleh bu Sri. Tanpa mereka sadari ternyata para ibu-ibu yang lainnya sudah membubarkan diri karena mereka merasa keadaan sudah semakin panas.  
last updateLast Updated : 2022-10-11
Read more

Bab 86

"Hah?! Kamu serius dia ngomong begitu? Atas dasar apa dia bisa ngatain anak kita begitu? Atau kamu yang salah dengar kali?!"   "Kok Kamu malah belain dia sih, Mas? Jangan-jangan sampean iku naksir ya sama si monyong?"   "Apaan sih kamu, seenaknya saja kalau ngomong. Hati-hati nanti jatuhnya fitnah. Kan gak enak kalau kedengaran sama suaminya."   "Halah memangnya kamu tahu di mana suaminya si Lela itu? Selama ini dia ngaku-ngakunya saja kan punya suami dan dinafkahi sama suaminya. Katanya suaminya pelaut lah hobi berlayar ke luar negara lah makanya gak pulang-pulang. Aku kok malah curiga kalau suaminya itu demit. Ya kali orang berlayar gak pulang-pulang meski cuka sehari dua hari?"   "Sssttt sembarangan aja kamu kalau ngomong. Masa iya manusia kawin sama demit. Yang enggak-enggak aja ah. Memangnya k
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 87

"Kenapa sih wajahnya seperti itu, apakah kamu mempunyai masalah?" tanya Adit pada akhirnya tahu jika sahabatnya sedang di landa masalah serius sehingga tidak bisa ikut bercanda seperti biasanya. "Aku ingin berbicara denganmu tapi aku minta kamu jangan menyala aku atau mencercaku," pinta Reno sambil membuka naai bungkus dan meletakkannya di piring. "Iya, apaan sih? Tidak biasanya kamu lecek seperti ini," jawab Adit sambil mengamati wajah Reno yang masih belum bisa tersenyum. Masih dengan wajah datar, Reno menghela nafasnya perlahan, rasanya suaranya tersangkut di tenggorokan. "Janji kamu tidak tertawa ya?" pinta Reno. "Iya-iya, masa iya aku mentertawakan masalahmu sih, kamu harus belajar untuk membaginya dengan orang lain agar dadamu tidak sesak," jawab Adit mulai bersimpati melihat sikap Reno yang tidak biasanya. "Sebenarnya aku menyukai Siti, lebih tepatnya
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 88

Adit yang melihat keputusasaan dari raut muka yang ditampilkan oleh Reno, pun juga ikut merasakan betapa patah hatinya teman satu-satunya yang dekat dengannya itu. Hal itu pun membuat ide gila yang tiba-tiba saja tercetus dari otaknya. "Haahh ...," deru napas Adit cukup panjang dan lirih untuk sesaat. "Tetapi ... bukankah Siti dan laki-laki kota itu hanya nikah siri?" celetuknya langsung.Hal itu lantas langsung membuat Reno tersentak dan menatap Adit secara langsung. Ia juga mengerutkan dahinya guna untuk mencerna apa yang sedang akan dikatakan oleh Adit selanjutnya. "Apa yang sedang ingin kau katakan, Dit?" tanya Reno penuh dengan telisik. "Dengar, Ren, bahkan seseorang yang ada di dalam ikatan pernikahan saja bisa pecah karena orang ketiga yang datang di antara pasangan suami istri itu. Apalagi kalau hanya pasangan suami istri yang menikah secara siri!" ucap Adit penuh makna. Reno masih tid
last updateLast Updated : 2022-10-12
Read more

Bab 89

 Reno tampak begitu terkejut tatkala ia mendengar saran yang diberikan Adit padanya, bisa-bisanya Adit berpikiran seperti itu.  Niat hati Reno ingin mendinginkan pikirannya justru mendapat tanggapan yang berbeda, pun semakin memperkeruh pikirannya.  "Ah, tidak! Aku tidak bisa melakukan itu!" pekik Reno dengan nada suara meninggi berusaha menepis saran yang disebutkan oleh Adit, rekannya sendiri.  Reno tampak sangat panik, dengan keringat dingin yang menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Pasalnya, sepanjang hidupnya Reno tidak pernah berani berbuat macam-macam apalagi terlibat dengan dunia kejahatan.  Sedangkan Adit, lelaki itu masih bersikap tenang bahkan merasa tak bersalah setelah menyarankan suatu hal yang tidak baik. Justru Adit semakin tergerak ingin lebih memanas-manasi temannya.  "Kenapa tidak? Bu
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab 90

Ia bahkan tidak ingin melihat Siti terbelenggu oleh ambisinya sendiri.  Lalu Reno meraih ponsel dan membuka galeri di dalamnya, melihat-lihat foto sosok wanita yang tengah berpose tersenyum.  Senyuman yang selalu membiusnya selama mereka menjalin persahabatan bersama, senyuman itulah yang membuat Reno akhirnya jatuh hati ada perempuan itu.  "Apa aku memang tak ditakdirkan untuk bisa memilikimu, Siti? Kamu selalu terobsesi dengan pria yang jelas-jelas sudah bersuami. Bahkan mengabaikanku yang selalu ada untukmu," gumamnya.  Cuaca di luaran sana terasa begitu cerah dengan awan putih yang turut mengikuti arah angin, namun tidak dengan suasana hati Reno. Ia terhanyut dalam bayang-bayang Siti yang selalu menghantuinya, harapan untuk bisa memiliki pujaan hatinya kini semakin sulit karena kehadiran Rama di tengah-tengah mereka.  
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status