Home / Rumah Tangga / Obsesi Liar Maduku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Obsesi Liar Maduku: Chapter 101 - Chapter 110

131 Chapters

Bab 101

 Tentu saja fakta yang ia temukan itu benar-benar membuat jantung rasanya mau copot bukan main! Bahkan, mak Jumi benar-benar merasa syok atas apa yang ia temui itu. Di mana ternyata anaknya sudah berbuat gila dengan mengaku-ngaku sebagai istri dari majikannya sendiri. Memanfaatkan kondisi majikannya yang sedang sakit dan tidak mengingat apapun. Mengaku sebagai istri dengan cara yang licik. Sungguh demi Tuhan, mak Jumi tidak pernah mengajarkan hal-hal menyimpang apalagi kegilaan seperti itu! Mak Jumi dan bapak Slamet benar-benar mengajarkan Siti selayaknya menjadi manusia yang jujur dan tidak tamak! Akan tetapi, kenapa justru Siti bertindak sejauh ini? Kenapa dia bertindak segila ini?Hal itu lah yang membuat mak Jumi syok. Bahkan juga merasa kecewa dan sedih.  "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam mak Jumi dengan wajahnya yang memucat. Saat ini dia
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more

Bab 102

Reaksi Pak Slamet? Tentu saja terkejut bukan main saat ini! Bahkan pak Slamet sampai tak bisa berkata-kata apa pun! Membeku. Syok bukan main. Bahkan mungkin juga sudah memucat seperti yang dialami oleh istrinya tadi. "A-apa yang harus kita lakukan saat ini, Pak?" Seketika mak Jumi tak dapat lagi menahan gejolak perih yang ada di hatinya. Mengingat perbuatan yang dilakukan oleh putrinya, benar-benar membuat mak Jumi sangat sedih bukan main sekarang. Maka dari itu, ia pun tak kuasa untuk tidak meneteskan air matanya. Bahkan mak (umi sudah menutupi wajahnya dengan telapak tangan serta tubuh yang bergetar. "Kenapa putri kita berbuat segila itu, Pak?" isak mak Sumi. "Sekarang apa yang harus kita lakukan, Pak? Ibuk gak mau kalau putri kita bertindak terlalu jauh dengan segila itu." "Ibuk ingin menghentikan obsesi putri kita yang salah itu!" Miris. Amat sangat. Mak
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more

Bab 103

Siti terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan dari Mak Jumi, entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu. Apakah dia akan mengaku kepada kedua orang tuanya atau justru dia membuat alasan agar orang tuanya kembali kepercayaan kepada dirinya. Melihat keterdiaman Siti, Pak Slamet kehabisan kesabarannya sehingga dia melontarkan kata-kata yang sedikit keras."Siti, ayo jawab! Kenapa diam saja, apakah kamu mendadak bisu?" teriak Pak Slamet sembari menggebrak meja di depannya. Siti terlonjak kaget karena tidak menyangka reaksi Bapaknya semurka itu, bukan hanya Siti yang kaget, Mak Jumi juga setali tiga uang dengan Siti. Selama ini Mak Jumi tidak pernah melihat suaminya marah hingga membentak sang putri. Mak Jumi ingat saat Siti masih duduk di kelas 6 SD, Pak Slamet pernah marah besar terhadap Siti, karena saat itu Siti bersama teman-temannya membully seorang siswa, karena Pak Slamet sangat marah dan kecewa terhadap per
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more

Bab 104

“I-iya, Pak.” Siti sampai tergagap dalam menyahut. Ia pun sampai menundukkan kepala. Takut bila harus bersitatap dengan pria yang sedang berada di ambang kemarahan tersebut. Siti bukan pribadi yang mempunyai mental yang kuat. Ada di mana dia bisa merasa terguncang. Apalagi saat berhadapan dengan ke dua orang tuanya sekaligus. “Jangan iya-iya saja. Cepat jawab apa hubunganmu dan Rama? Jangan menunda-nunda terus. Bapak ingin dengar dari mulutmu sendiri, Siti!” sentak Slamet seraya mengusap wajahnya kasar. Dia bisa hilang kesabaran jika terus begini. Siti benar-benar sudah sukses memancung amarahnya. “Ayo jawab, Siti!” Kini Mak Jumi juga ikut mendesak putrinya itu agar mau bercerita tentang hal yang sebenarnya. Jujur, dia juga penasaran. Ia hanya ingin membuktikan, yang dikatakan Reno tempo lalu itu benar atau tidak.  Siti pun menghembuskan napas pasrah. Seperti
last updateLast Updated : 2022-10-18
Read more

Bab 105

“Caramu itu keliru, Siti! Kamu sudah salah jalan. Bagaimana mungkin kami berdua membantu untuk cara yang sesat begitu. Apalagi tingkahmu itu sudah keterlaluan! Merebut sesuatu yang bukan milikmu,” tandas Pak Slamet yang emosinya kembali naik. “Terserah Bapak dan Mamak saja. Siti sudah tidak peduli. Karena sampai kapan pun, Siti akan menganggap mas Rama itu hanya milik Siti!” putus wanita itu sesuai dengan argumennya sendiri.  "Gula sudah, garam juga sudah ... Apalagi ya? Mumpung masih dekat," ujar bu Lela dengan langkah perlahannya tengah mengingat-ngingat barang belanjaannya. Seorang wanita yang sibuk mengorek-ngorek isi kantong plastiknya berjalan perlahan menyusuri gang kecil di area tersebut, raut wajah yang menampakkan kebingungan mengingat-ngingat sesuatu. "Kamu benar-benar bikin malu!" Lalu sayup-sayup terdengar pekikan suara seseorang
last updateLast Updated : 2022-10-18
Read more

Bab 106

Detik berikutnya pak Somantri tersenyum dan kemudian berkata, "Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu. Bu Lela habis dari warung ya?" tanya lelaki itu seraya melirik ke arah bawah lebih tepatnya asa kantong plastik berwarna hitam yang tengah ditenteng oleh bu Lela. "Ah! I-iya, Pak. Saya habis dari warung mau masak," sahut bu Lela dengan tersenyum penuh kegelisahan. "Baik, selamat memasak, bu Lela!" Pak Somantri pun membungkukkan badannya sebelum akhirnya ia berlalu meninggalkan bu Lela yang masih termangu. "Fyuh ...." Bu Lela mengusap-usap dadnya sembari menghela napas panjang, ia merasa begitu lega kala pak Ustadz sudah pergi dari hadapannya. Tetapi meskipun begitu, bu Lela tetaplah merasa malu, wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian bergumam, "Astaga ... Bisa-bisanya pak Ustadz muncul tiba-tiba. Untung saja beliau tidak mencurigaiku!" Sungguh mem
last updateLast Updated : 2022-10-18
Read more

Bab 107

"Apa? Dari Siti sendiri? Bagaimana ceritanya?" tanya Bu Sri yang kian dilanda penasaran. "Sebenarnya bukan Siti sendiri yang bercerita kepadaku, tetapi aku tadi tidak sengaja menguping pembicaraan wanita itu dengan Bu Jumi." Bu Lela menyandarkan tubuhnya. Kemudian wanita paruh baya itu memukul pahanya pelan. "Tetapi, tetap saja hal ini tidak bisa dibiarkan 'kan, Bu? Ibu rela desa kita kena musibah hanya karena ulah Siti? Dia yang berbuat maksiat, satu desa yang kena!" Bu Lela kembali mengompori. Sementara Bu Sri sendiri masih terdiam. "Sebentar, sebentar. Bisakah kamu menceritakan yang lebih detail lagi? Bagaimana ceritanya Siti bisa mengakui hal itu kepada bu Jumi? Padahal jelas-jelas kemarin Bu Jumi terlihat begitu yakin jika anaknya itu telah menikah siri." Bu Sri berusaha menyambungkan kenyataan yang ada. "Jadi begini, Bu. Tadi aku tidak sengaja mendengar Siti ribut dengan Bu Jumi dan Pak Slamet.
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

Bab 108

  Ia mengibaskan kepalanya, ingin mengalihkan perhatiannya, tetapi kemudian ia meringis, "Aw, masih pusing!" katanya. Rama lalu merilekskan tubuhnya dengan meregangkan persendiannya satu persatu perlahan.     Kemudian, tiba-tiba saja sayup-sayup terdengar suara teriakan dari luar kamarnya. Pria itu jadi memasang indra pendengarannya baik-baik. Didengarnya suara istrinya itu berdebat dengan kedua orang tuanya. Rama jadi menelan ludah, cemas.     "Aduh, bagaimana ini? Apakah Siti bertengkar gara-gara aku yang masih sakit ini? Kasihan juga istriku itu masa dialah yang harus merawat dan membelaku. Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa sebagai suaminya dan lagi, kasihan juga orang tuanya. Masa aku sebagai menantunya ini hanya menumpang di rumah mereka, tanpa ada penghasilan dan kemampuan untuk menafkahi anak mereka," batin Rama yang mulai menyalahkan dirinya sendiri itu.    
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

Bab 109

Ternyata semua ini hanyalah kedok dari obsesinya. Bagaimana mungkin aku terus bisa lolos setelah ini, kalau tidak ada bantuan dari pihak luar? Akankah orang tua Siti hanya mengusir kami begitu saja tanpa menyelamatkan aku juga dari perbuatan anaknya?" Rama bermonolog dengan dirinya sendiri dalam perasaan yang sangat sedih. Ia merasa kakinya lunglai, tulang-tulangnya seolah menjadi lembek seperti jelly, dan tidak mampu lagi menopang berat badannya. Ditambah dia sendiri belum pulih keadaannya dari peristiwa kecelakaan itu. Bruk! Rama ambruk di ambang pintu. Siti terkejut dan melihat ke arah Rama. Perempuan itu sontak merasa takut kalau pria itu mendengar perdebatan dirinya dan orang tuanya.  "Ramaaa ...!!" pekik Siti dengan cukup kencang saat melihat Rama akan ambruk dari dirinya yang berdiri di ambang pintu. Namun masih bisa menahan tubuhnya yang akan ambruk itu. Tent
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

Bab 110

"I said close your fucking mouth, bitch!" pekik Rama yang kembali menggelegar sembari mendorong tubuh Siti dengan sangat keras. Hingga membuat Siti langsung tersentak begitu saja. Ia bahkan langsung terjatuh di atas lantai karena dorongan kasar dari Rama. "Astaga ... Siti!" pekik kedua orang tua Siti yang langsung menghampiri putrinya itu. Mau bagaimanapun Siti adalah putri yang mereka cintai. “Apakah kamu tak apa?” tanya mak Jumi yang cukup khawatir. Namun Siti tak mengindahkan kekhawatiran kedua orang tuanya saat ini. Karena pusatnya masihlah Rama. Bagaimanapun, Siti haru menekankan kalau dialah istri Rama yang asli. Tidak! Tetapi memang dialah istri sah Rama. Itulah yang Siti percayai dengan mutlak. Lantas, Siti kini sudah tak bisa berkata lagi. Dia tak bisa menahan amarahnya juga, di mana semua bayangan tentang cintanya terhadap Rama kembali m
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status