Home / Rumah Tangga / Obsesi Liar Maduku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Obsesi Liar Maduku: Chapter 111 - Chapter 120

131 Chapters

Bab 111

"Bagaimana ini Pak Slamet, apa yang harus kita lakukan, jadi dibawa ke rumah sakit atau tidak," ucap salah satu warga menjadi tidak sabar karena terjadi perbedaan pendapat antara Bapak dan anak.  "Tentu saja dibawa ke rumah sakit pak, kita tidak mau menanggung risiko kalau terjadi sesuatu, kalau kita tidak membawanya ke rumah sakit, saya takut keluarga kami malah disalahkan suatu hari nanti," ucap Mak Jumi mendahului suaminya, Mak Jumi takut suaminya menjadi semakin bertambah emosi dengan sikap yang ditunjukkan oleh Siti.  Mak Jumi sendiri tidak habis pikir, apa yang ada di dalam otak anaknya tersebut, kenapa dia menghalangi orang-orang membawa Rama ke rumah sakit, Mak Jumi tidak menyangka bahwa anaknya benar-benar kehilangan hati nuraninya  Siti sendiri yang sebenarnya merasa kasihan dengan kondisi Rama, dia juga tidak ingin Rama sakit, hanya saja kalau dia membawa Rama ke rumah sa
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Bab 112

“Permisi, Sus. Pasien yang baru saja dibawa ke sini, sekarang berada di ruangan mana, ya?” tanya Selamet pada wanita berkulit putih juga memiliki tahi lalat di dagu. “Oh, pasien seorang pria, ya, Pak?” Suster itu justru melempar pertanyaan untuk kembali memastikan.“Iya, Sus. Benar,” jawab Selamet seraya menganggukkan kepala. “Oh, kalau pasien yang itu, dia ditempatkan di Ruang Instalasi Gawat Darurat. Baru saja masuk, Pak,” tukas Suster itu memberitahu. “Ah, baiklah. Terima kasih ya, Sus.” Setelah mengatakan itu, Selamet mempercepat langkah kakinya menuju ke ruang yang dimaksud oleh suster itu barusan. Kurang lebih lima menit, Selamet tiba di depan ruangan itu. Tetangga yang tadi sempat mengantar tampak berjaga. “Aduh, Pak Selamet ini dari mana saja? Aku jadi ikut panik karena pria itu langsung masuk ke rua
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Bab 113

Siti semakin cemas. Dia takut Anin akan menemukan Rama bila pria itu berlama-lama dirawat. Namun, jika Siti memaksa membawa Rama pulang ke rumah, itu juga bukan keputusan yang baik. Karena secara tidak langsung bisa membahayakan nyawa Rama sendiri. “Jadi bagaimana, Pak?” tanya Dokter itu lagi. “Lakukan apa pun yang paling terbaik untuknya, Dok. Meskipun harus rawat inap, tidak apa. Karena yang terpenting, dia bisa segera sembuh.” Selamet pada akhirnya memutuskan. “Baiklah, Pak. Saya kira, informasi ini sudah lebih dari cukup. Kalau begitu, saya permisi.” Dokter tersebut segera pamit undur diri. “Kau dengar sendiri kan, Siti! Bagaimana keadaan Rama yang sudah sangat memprihatinkan? Jika tidak cepat dibawa ke sini, mungkin Rama bisa saja meninggal karena kegilaanmu itu!” sentak Selamet yang amarahnya kembali meluap-luap. SUARA DESAHAN
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Bab 114

Lantas bagaimana dengan nasib keluarganya saat ini? Terlebih saat para tetangga dan warga sekitar yang tentu akan mempertanyakan hal ini, pasti akan membuat gempar seluruh kampung.  Kemudian mak Jumi meraih ponsel hendak menghubungi suaminya yang sedang berada di rumah sakit mengantar Rama, ia ingin tahu keadaan Rama saat ini.  Wanita itu mulai sibuk mengotak-atik ponsel dan menunggu panggilannya tersambung. Tetapi sayangnya, pak Slamet rupanya tak kunjung mengangkat panggilan telepon tersebut.  Hal itu lantas membuat mak Jumi khawatir bahwa kejadian buruk telah menimpan sosok lelaki yang dibawa oleh Siti.  Lalu mak Jumi meletakkan kembali ponselnya dengan prasa hampa.  "Bagaimana nanti kata para tetangga? Bisa tercoreng nama baik keluarga ini!" batin mak Jumi.  Ia kembali menatap S
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Bab 115

 "Aku benar-benar tidak menyangka dengan sikap Mak dan bapak. Sebagai orang tua seharusnya Mak dan Bapak mendukung keinginan Siti ini. Bagaimana pun bahagia Siti hanya dengan bersama Rama, Mak! Aku jadi curiga, apa Mak dan Bapak ini sebenarnya tidak ingin melihat Siti bahagia?" Siti terus melayangkan prasangka buruknya. Yang tentu saja hal itu semakin membuat dada mak Jumi diliputi sesak. Siti sepertinya benar-benar telah dibutakan dengan perasaan cintanya. "Tentu saja Mak dan bapak ingin melihatmu bahagia, Siti. Tetapi tidak dengan cara seperti ini. Yang kamu lakukan ini jelas salah! Menjadi perusak rumah tangga orang jelas bukan tindakan dibenarkan!" Mak Jumi memegang kedua bahu Siti seolah tak putus asa untuk menyadarkan anaknya itu. "Mak dan Bapak juga takut jika apa yang kamu lakukan ini berujung membuatmu terlibat dengan aparat kepolisian, Siti. Mak dan Bapak tidak ingin terjadi hal buruk kepada dirimu. Ini bentuk kasih sa
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Bab 116

 Dikompori dengan semangat oleh Bu Lela begitupun, akhirnya Bu Sri terbakar juga hatinya, sehingga ia segera mengajak Bu Lela untuk bertandang ke rumah ibu-ibu yang lainnya guna menyampaikan informasi ini. "Sudah, Nak! Kamu jangan terlalu kebanyakan melawan Ibu! Kalau kamu sampai bikin ibu sakit hati, kamu tahu kan, apa konsekuensinya? Kamu itu anak durhaka dan kamu bisa Ibu ...." Kata-kata Mak Jumi terpotong di udara, karena putri semata wayangnya itu langsung menyolot dengan tajam, "Kutuk? Ibu mau kutuk aku seperti Malin Kundang? Duh, aku masih menganggap Ibu itu adalah Ibuku dan aku juga tidak sembarangan langsung berbuat seenaknya. Buktinya, aku pulang ke rumah Ibu dan Bapak. Aku membawa calon suamiku ke sini dan aku meminta untuk dinikahkan juga di hadapan kalian. Kenapa seperti ini penolakan kalian?" Saat Siti dan Mak Jumi masih berdebat perihal Rama, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar rumah, "Pergi dari desa kam
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 117

"Tentu saja ini semua salah Siti, bagaimanapun kan yang membawa sial dia dan juga kalau keluarga kita sampai kenapa-kenapa, kita kepikiran pun jadinya kita bisa sakit-sakitan dan meninggal dunia! Naudzubillah! Pokoknya keluar, Siti, dari kampung ini! Jangan sampai kita seret kamu!"  "Sembarangan mau seret! Saya sendiri juga berhak untuk mengadili anak saya, ya!" teriak Mak Jumi tidak mau kalah. "Saya sadar akan kelakuan anak saya sendiri dan terima kasih sudah perhatian, tapi cukup tidak usah menambah-nambahi seperti ini, karena kita sudah tahu apa konsekuensinya dan bagi kalian yang beranggapan pembawa sial, silakan saja! Terserah! Saya tidak akan mempercayai hal-hal konyol seperti itu!"     Tentu keadaan saat ini semakin ricuh. Ketegangan serta tekanan seolah menjadi satu. Bagai badai petir yang menyambar tanpa ada henti.   Hal i
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 118

"Justru kau yang murahan! Pantas saja putrimu juga tak kalah jauh murahannya. Bukankah buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya?!" "Apa?!" pekik mak Jumi lagi. "Ternyata mulutmu itu perlu dijahit, Lela!" "Justru kau yang butuh dijatih, Jumi!" Seketika dengan guratan amarah dan sumbu yang meledak-ledak, Pun langsung membuat mak Jumi menerjang Lela begitu saja. Amarahnya sudah menumpuk saat ini. Bahkan saat ini mak Jumi sudah menjambak bu Lela dengan sangat kuat. Tentu saja bu Lela yuga tak akan tinggal diam. Dia juga melakukan perlawanan. "Dasar mulut comberan!" "Dasar mulut cabe-cabean!" "Apa? Kau mengataiku cabe-cabean?!" pekik mak Jumi. "Rasakan ini dasar jalang! Akan aku botakkan rambut sialanmu itu!" "Memangnya aku takut? Justru aku yang akan membuatmu tak punya lagi rambut atau bahkan bulu alis sekalipun!"&
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 119

“Kesalahan apa? Anak saya bahkan belum melakukan apa-apa, anak saya bahkan belum menikah dengan orang itu,” teriak Mak Jumi tidak terima.“Meskipun begitu Siti kan memang berniat menjadi pelakor Mak,” ucap Bu Sri menyela Bu Lela dan Mak Jumi, sudut bibir sebelah kiri Bu Sri naik sedikit sambil menggoyangkan tubuhnya.Mak Jumi bukan tidak mengerti jika Bu Sri mencibir anaknya, tapi dia menahan diri untuk tidak menggampar wanita bermulut tajam itu di depan Pak RT.“Sudah-sudah Ibu-Ibu, masalah ini biar saya yang berbicara dengan keluarga Mak Jumi, lagian ini masalah keluarga orang lain, jadi kita tidak perlu ikut campur,” jawab Pak Rt berusaha bijaksana.“Tidak bisa gitu dong Pak Rt, masalah ini bukan masalah keluarga mereka lagi kalau nantinya akan membuat nama desa ini tercoreng, nanti di pikirnya semua gadis-gadis di desa ini juga berniat menjadi pelakor juga, apa pak RT mau, desa kita berubah namanya menjadi des
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab120

Pria yang berusia tiga puluhan itu memberitahu pak Selamet bahwa, anak dan istrinya berkelahi dengan dua orang warga sekaligus.   Pak Selamet tentu menjadi penasaran, apa kendati yang menyebabkan pertengkaran itu.   Apa tidak bisa diselesaikan dengan kepala dingin saja? Kenapa harus ribut-ribut tak jelas dan berujung pada rasa malu di hadapan orang banyak.  Motor tua yang dikendarai oleh pak Selamet pun meluncur meninggalkan area klinik swasta di mana Rama dirawat. Untuk sementara, pak Selamet lebih fokus menyelesaikan perkara anak dan istrinya ketimbang Rama. Karena pria yang masih membutuhkan perawatan intensif itu sudah dijaga oleh suster yang sudah berpengalaman pastinya.  “Sebenarnya, kenapa lagi dengan Siti dan Mak Jumi? Mereka ini apa tidak tahu kondisi, ya? Mengurusi Rama yang sedang sakit saja, aku sudah pusing. Sekarang dit
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status