Home / Rumah Tangga / Obsesi Liar Maduku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Obsesi Liar Maduku: Chapter 61 - Chapter 70

131 Chapters

Bab 61

Yang dia tahu, saat ini Rama pasti sudah berangkat ke luar kota.Jadi Anin hanya bersam seorang Lestri seorang. Biasanya Anin masih menyetir sendiri atau mencari sopir sewaan. “Terus rencana Mbak kembali ke kampung naik apa?” tanya penjual itu. “Naik mobil sewaan milik teman Bu, ini sedang menunggu teman saya, nah itu mobil sewaannya datang, saya pamit dulu ya Bu,” ucap Siti ketika melihat mobil sewaan yang di setir oleh temannya, tak lupa dia meninggalkan uang dua puluh ribuan untuk membayar nasi dan kopinya. “Hati-hati Mbak di jalan,” ucap penjual nasi tersebut, tetapi Siti tidak menjawabnya, dia memilih untuk buru-buru meninggalkan warung tersebut dan masuk ke mobil sewaan. Siti aslinya sangat jengkel, karena ibu itu terus mengajaknya ngobrol, hanya saja dia takut tidak boleh berada di situ, akibatnya dia tidak bisa mengawasi rumah Anin. Dan
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Bab 62

“Kita salah sasaran, Ren,” jawab Siti dengan mimik wajah yang terlihat sangat panik.  “Salah sasaran? Maksudmu bagaimana?” Reno masih tak mengerti. Ia kesulitan mencerna ucapan Siti jika dibarengi fokus menyetir begini.  “Ternyata yang ada di dalam mobil itu Rama. Sekarang bagaimana?” tukas Siti yang semakin panik. Pikirannya buntu seketika.  “Ya mana aku tahu.” Reno juga tak mau ambil pusing setelah ini. Karena itu urusan Siti.  Siti terdiam sejenak. Mobil itu sudah disabotase. Kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan bisa dikatakan sembilan puluh lima persen. Karena sebelumnya, Siti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merencanakan Kecelakaan bagi Anin. Akan tetapi, kenapa malah Rama yang menjadi korbannya?  Siti merutuki kebodohannya sendiri. Harusnya, sebelum per
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Bab 63

“Ya Tuhan! Apakah ini adalah akhir dari hidupku? Mobil ini pasti akan meledak dan terbakar dalam hitungan detik. Dan aku … sekarang masih berada di dalamnya,” batin itu datang dengan cepat dalam waktu yang sesingkat itu. Tubuh Rama terguncang-guncang. Sabuk pengamannya terlepas saking kerasnya bantingan mobil itu pada tanah yang curam itu.Beruntung pada suatu timing, tubuh Rama terlempar keluar lewat kaca jendela yang sudah bolong. Entah bagaimana tiba-tiba lelaki itu sudah terpisah dengan mobilnya dan terguling ke arah lain. Rama mendarat pada daerah rerumputan tebal yang berjarak masih sekitar dua meter dari tempat mobilnya jatuh.Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Telinga berdenging keras, kepalanya yang berdarah mengaliri wajahnya, dadanya sesak dan kakinya hampir tidak dapat digerakkan. Sesaat, lelaki itu merasa beruntung bahwa dirinya masih dapat merasakan sentuhan rumput dan aroma tanah yang basah
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Bab 64

"Tidakkkkkk!" teriak Siti ketika melihat kobaran api yang begitu besar. Sebelumnya Siti tidak berekspetasi jika akan ada api di sana. Ternyata mobil itu sudah terbakar. Tubuhnya seolah-olah seperti jelly sekarang. Siti lemah dan dia sudah meneteskan air matanya. "Mas Rama!" teriak Siti memanggil nama Rama. Hancur, itulah yang Siti rasakan sekarang. Tubuhnya yang sudah duduk di atas aspal itu menangis sekencang-kencangnya. Siti sedih dan tidak terima jika malah yang terjadi seperti ini. Jika sudah seperti ini apa yang akan dirinya dapatkan selain pengumuman seseorang yang sudah meninggal. "Tidak, Mas Rama pasti masih hidup," ucap Siti mencoba menghilangkan pikirannya yang sudah terlalu jauh mengira-ngira. Sementara Reno sama terkejutnya dengan Siti. Reno masih berdiri di sebelah Siti dan melihat dengan jelas mobil yang terbakar itu. Reno tidak yakin jika masih ada yang bertahan hi
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Bab 65

["Jadi begini, Bu. Saya ingin mengabarkan jika mobil yang suami Ibu kendarai hari ini terkena laka lalu lintas,"] terang sang polisi yang sontak membuat jantung Anin kian mencelos seolah berusaha keluar dari tempatnya.  "A-- apa, Pak? Ba-- bagaimana mungkin? Ini pasti bohong. Bapak menipu saya kan? Bapak bukan polisi kan? Kenapa, Pak? Bapak ingin meminta uang? Meminta tebusan, iya?" Anin kian meracau tak percaya. Sementara sang polisi yang berada di balik telepon itu terus berusaha menjelaskan.  ["Tadi kebetulan tim kami menemukan ponsel Bapak Rama terlempar beberapa meter dari lokasi kejadian, Bu. Dan kebetulan tidak ada password apa pun yang menghalangi kami untuk mengeceknya. Akhirnya, melalui itu kami segera mencari informasi terkait keluarga bapak Rama ini. Dan dari yang kami telusuri nomor Ibu lah yang paling sering berhubungan dengan beliau jadi kami memutuskan untuk memberitahu Ibu terkait hal ini."] Dengan
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Bab 66

Anin pun terdiam dan memikirkan perkataan ibu mertuanya untuk sesaat sembari menyeka air matanya perlahan. "Benar juga! Mungkin aku terlalu bereaksi berlebihan terlebih aku memang sedang merindukannya saat ini," batinnya. Sembari menyeka air matanya yang membasahi pipi, Anin pun menatap ibu mertuanya dengan tatapan dalam tanpa berkata apapun. Setelah dirasa cukup tenang, Sekar pun hendak berbicara perlahan-lahan kepada menantunya. "Coba kamu pastikan sendiri keadaan suamimu, bisa jadi dia sekarang sedang baik-baik saja," perintah Sekar. Anin pun mengangguk, ia sama sekali tak terpikirkan akan hal itu. Wanita itu terlalu fokus dengan apa yang disampaikan seseorang di balik sambungan telepon. Dengan cepat Anin kembali mengorak-atik ponselnya hendak mencari nomor kontak suaminya. Dan ketemu! Sebuah nama yang bertuliskan 'Suamiku' muncul dala
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

Bab 67

Suara tangis Sekar terdengar sangat menyakitkan mendengar ucapan pria itu. Rama tidak selamat? Tidak mungkin! Kepala Sekar menggeleng. "Anak saya pasti selamat, Pak. Anak saya tidak akan mati semudah itu!" Anin pun sejak tadi tidak dapat menghentikan tangisannya, mendengar perkataan ibu mertuanya membuat tangisnya semakin kencang. Berita itu seolah mimpi buruk yang tiba-tiba datang untuk menghancurkan mimpi indah mereka. Padahal, beberapa waktu yang lalu mereka masih berbincang dengan Rama, masih bisa bercanda. Bayangan wajah Rama terukir jelas di kepala Anin, serta momen-momen bahagia yang telah mereka lalui bermunculan. 'Kamu tenang saja, Sayang. Aku hanya dua hari saja berada di sana. Setelah selesai, aku janji akan secepatnya pulang.' "Bohong! Kamu bohong, Rama!" Anin berucap saat ucapan Rama beberapa saat yang lalu terngiang di kepalanya. "Katanya kamu cuma pergi dua hari sa
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

Bab 68

Beberapa Petugas kepolisian yang telah berada di tempat itu berjaga-jaga agar tidak ada orang yang memasuki lokasi kejadian, selain pihak keluarga. Sebagian dari petugas kepolisian itu sedang meneliti jejak-jejak yang terdapat di jalan dan di pinggir jurang di mana batu-batu di pinggiran jurang tersebut tampak meninggalkan bekas tabrakan yang cukup keras. Perasaan Anin hancur. Apakah mungkin Rama masih hidup? Sementara hanya bau hangus dari mesin mobil yang terbakar saja yang menjadi bukti, apa yang dialami oleh suaminya itu. Tak ada tanda-tanda keberadaan suaminya di sana. Anin begitu takut jika apa yang ada di dalam pikirannya terjadi pada Rama. Anin yang menyaksikan keadaan disekitar lokasi itu, tiba-tiba merasakan kedua tungkai kakinya mendadak lemas.Wajahnya memucat. Tubuh Anin bergetar. Wanita itu seakan kehilangan seluruh tenaganya. Bayangan kengerian
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

Bab 69

"Saya sebenarnya mau menyampaikan ini dengan berat hati kalau Pak Rama tidak ditemukan jasadnya. Kami hanya menemukan potongan baju dan juga celananya yang berlumuran darah dan sedikit hangus karena terbakar," ucap pak Rudi sembari memberikan potongan baju dan celana yang ia dapatkan dari lokasi kejadian.  Aku terpaku seketika, begitupun dengan mami. Apa katanya tadi? Jasad mas Rama tidak ditemukan? Lelucon apalagi ini?  "A-apa maksud Bapak? Jasad siapa? Tidak mungkin Mas Rama meninggal. Omong kosong apa ini! Mi, katakan kalau itu semua bohong. Pasti ini hanya prank dari Mas Rama saja kan, Mi? Katakan, Mi!" Lemas sekali rasanya tubuhku hingga aku sendiri seolah-olah tidak mampu menahan berat badanku sendiri. Aku sedikit limbung kalau saja tidak dibantu ditahan oleh pak Rudi mungkin aku sudah terjatuh.  "Anin jangan seperti ini, kamu ikhlaskan saja Rama. Polisi itu sudah mencari-cari Rama hingga kesana-sana
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

Bab 70

"Tidak Ma, sampai kapanpun aku tetap menganggap Mas Rama masih hidup sepanjang aku tidak bisa melihat jasadnya," jawab Anin berisi kukuh bahwa suaminya masih hidup. Sekar kemudian menangis tersedu-sedu karena merasa Anin mempersulit kehidupan Rama setelah meninggal. "Kamu harus percaya takdir Anin, hidup dan mati seseorang itu hanya Allah yang menentukan, jadi kita sebagai insan yang masih hidup, harus ikhlas dan mendoakan agar arwah Rama diterima di sisi Allah," ucap Sekar sambil memeluk menantunya tersebut. Anin yang sedang bersedih semakin tidak tahan melihat tangisan Sekar, dia akhirnya luluh juga. Walaupun dalam hati dia masih belum rela menganggap Rama meninggal, mau tidak mau akhirnya dia mengikuti acara tersebut agar Sekar tidak bisa lagi. "Maafkan Aku Mas aku terpaksa mengikuti acara ini demi Mama aku tidak ingin Mama sakit karena memikirkan penolakanku, jika Mama sakit,
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status