Share

Bab 67

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-05 08:58:00

Suara tangis Sekar terdengar sangat menyakitkan mendengar ucapan pria itu. Rama tidak selamat? Tidak mungkin! Kepala Sekar menggeleng. "Anak saya pasti selamat, Pak. Anak saya tidak akan mati semudah itu!"

Anin pun sejak tadi tidak dapat menghentikan tangisannya, mendengar perkataan ibu mertuanya membuat tangisnya semakin kencang. Berita itu seolah mimpi buruk yang tiba-tiba datang untuk menghancurkan mimpi indah mereka.

Padahal, beberapa waktu yang lalu mereka masih berbincang dengan Rama, masih bisa bercanda. Bayangan wajah Rama terukir jelas di kepala Anin, serta momen-momen bahagia yang telah mereka lalui bermunculan.

'Kamu tenang saja, Sayang. Aku hanya dua hari saja berada di sana. Setelah selesai, aku janji akan secepatnya pulang.'

"Bohong! Kamu bohong, Rama!" Anin berucap saat ucapan Rama beberapa saat yang lalu terngiang di kepalanya.

"Katanya kamu cuma pergi dua hari sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 68

    Beberapa Petugas kepolisian yang telah berada di tempat itu berjaga-jaga agar tidak ada orang yang memasuki lokasi kejadian, selain pihak keluarga.Sebagian dari petugas kepolisian itu sedang meneliti jejak-jejak yang terdapat di jalan dan di pinggir jurang di mana batu-batu di pinggiran jurang tersebut tampak meninggalkan bekas tabrakan yang cukup keras.Perasaan Anin hancur. Apakah mungkin Rama masih hidup? Sementara hanya bau hangus dari mesin mobil yang terbakar saja yang menjadi bukti, apa yang dialami oleh suaminya itu.Tak ada tanda-tanda keberadaan suaminya di sana.Anin begitu takut jika apa yang ada di dalam pikirannya terjadi pada Rama.Anin yang menyaksikan keadaan disekitar lokasi itu, tiba-tiba merasakan kedua tungkai kakinya mendadak lemas.Wajahnya memucat. Tubuh Anin bergetar. Wanita itu seakan kehilangan seluruh tenaganya.Bayangan kengerian

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 69

    "Saya sebenarnya mau menyampaikan ini dengan berat hati kalau Pak Rama tidak ditemukan jasadnya. Kami hanya menemukan potongan baju dan juga celananya yang berlumuran darah dan sedikit hangus karena terbakar," ucap pak Rudi sembari memberikan potongan baju dan celana yang ia dapatkan dari lokasi kejadian.Aku terpaku seketika, begitupun dengan mami. Apa katanya tadi? Jasad mas Rama tidak ditemukan? Lelucon apalagi ini?"A-apa maksud Bapak? Jasad siapa? Tidak mungkin Mas Rama meninggal. Omong kosong apa ini! Mi, katakan kalau itu semua bohong. Pasti ini hanya prank dari Mas Rama saja kan, Mi? Katakan, Mi!" Lemas sekali rasanya tubuhku hingga aku sendiri seolah-olah tidak mampu menahan berat badanku sendiri. Aku sedikit limbung kalau saja tidak dibantu ditahan oleh pak Rudi mungkin aku sudah terjatuh."Anin jangan seperti ini, kamu ikhlaskan saja Rama. Polisi itu sudah mencari-cari Rama hingga kesana-sana

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 70

    "Tidak Ma, sampai kapanpun aku tetap menganggap Mas Rama masih hidup sepanjang aku tidak bisa melihat jasadnya," jawab Anin berisi kukuh bahwa suaminya masih hidup.Sekar kemudian menangis tersedu-sedu karena merasa Anin mempersulit kehidupan Rama setelah meninggal."Kamu harus percaya takdir Anin, hidup dan mati seseorang itu hanya Allah yang menentukan, jadi kita sebagai insan yang masih hidup, harus ikhlas dan mendoakan agar arwah Rama diterima di sisi Allah," ucap Sekar sambil memeluk menantunya tersebut.Anin yang sedang bersedih semakin tidak tahan melihat tangisan Sekar, dia akhirnya luluh juga.Walaupun dalam hati dia masih belum rela menganggap Rama meninggal, mau tidak mau akhirnya dia mengikuti acara tersebut agar Sekar tidak bisa lagi."Maafkan Aku Mas aku terpaksa mengikuti acara ini demi Mama aku tidak ingin Mama sakit karena memikirkan penolakanku, jika Mama sakit,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 71

    “Astaga! Kau mau apa?” Reno menahan lengan Siti karena kaget melihat tindakan wanita itu.“Aku harus mencari Mas Rama,” tukasnya setelah menghapus air matanya dengan punggung tangan wajahnya begitu serius dan tekadnya tampak kuat dari gerakannya.“Kau apa-apaan!” Reno kembali menarik tangan Siti ke atas, namun wanita itu menepis tangannya. “Mas Rama sudah mati, Siti. Dia pasti ikut meledak bersama mobil itu! Untuk apa kau turun?”Siti menggeleng keras. “Aku tidak akan berspekulasi apa pun sebelum melihat langsung bagaimana keadaan Mas Rama.”“Tapi, Siti! Kau lihat sendiri dan menyaksikannya dengan mata kepalamu, ‘kan! Mobil itu meledak. Mustahil Mas Rama bisa ditemukan jasadnya apalagi dalam keadaan hidup!”“Jangan anggap Mas Rama begitu, Reno. Mas Rama belum mati!” kecam Siti mendorong Reno

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 72

    Di tempat lain, Reno yang mendengar penuturan Siti pun segera mengikuti titah dari wanita itu. Dengan cepat Reno menarik ponsel yang ada di saku celananya kemudian menyalakan aplikasi penerangan yang terdapat pada benda pipih tersebut, lalu mulai mencari posisi di mana Siti berada saat ini."Astaga, Siti!" teriak Reno saat mengetahui lokasi di mana Siti berada."Cepat datang kemari! Sepertinya Rama akan kehilangan kesadaran," ujar Siti meminta Reno untuk segera membantu. Reno pun dengan cepat berusaha melangkahkan kakinya turun mendekati posisi Siti saat ini. Bisa dikatakan Reno sudah gila sekarang, karena dia mau bersusah payah hanya untuk membantu Siti mendapatkan apa yang wanita itu inginkan.Entah mengapa rasanya Reno sama sekali tidak bisa menolak setiap permintaan yang Siti layangkan. Wanita berwajah khas pedesaan yang sama sekali tak pernah membosankan ketika dipandang."Cepat, bantu aku memba

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 73

    Ibu itu pun kemudian bertanya, "Wah, ada tamu. Siapakah nama pemuda ini?"Disapa begitu, Rama pun dengan sopan berusaha untuk berdiri, tetapi melihat keadaannya yang sepertinya kesakitan, ibu Siti pun melarangnya untuk bergerak."Kalau begitu, tidak usah berdiri, Nak, kita bersalaman sambil duduk saja," ucap Ibu Siti.Kemudian, datanglah Ayah Siti yang juga terkejut melihat ruang tamunya ramai. Ia langsung mengenali sosok baru yang belum pernah ia jumpai sebelumnya, sekaligus menanyakan hal yang sama."Halo, Ayah ketinggalan rupanya. Salam kenal, Nak, dengan Mas siapa ini, ya?" sapa Ayah Siti seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman.Awalnya Siti dan Reno saling pandang, tapi akhirnya Siti mendapat ide juga. "Mmm ... kenalkan, Ibu, Ayah, ini adalah Mas Rama," papar Siti yang senyumnya melebar dari telinga kiri hingga ke telinga kanan.Mereka pun bersalaman

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 74

    Reno dan Siti, dibantu Bapak, lalu membawa Rama ke dalam kamar. Setelah itu, Reno berpamitan pada Bapak Siti, untuk pulang."Terimakasih Nak Reno, karena sudah mengantarkan Siti dan suaminya pulang ke rumah Bapak," ujar Bapak tulus. Tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Reno mengangguk. "Sama-sama, Pak," jawab Reno, lalu beranjak keluar, dan berpamitan pada Emak yang berpapasan dengannya di ruang depan.Tak lama kemudian, suara deru mobil terdengar di halaman rumah, yang semakin lama semakin menjauh.Setelah Reno pergi, Bapak menoleh pada anak gadisnya yang masih duduk di tepi tempat tidur, di samping pria yang pingsan itu."Bapak dan Emak menunggumu di depan ya Siti. Bapak masih ingin dengar cerita dari kamu. Kami masih belum mengerti benar cerita kamu, tadi. Bapak mau dengar sekali lagi penjelasanmu," ujar Bapak, sambil menutup tirai kamar, dimana Siti berada bersama pr

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 75

    "Mak, Mas Rama nggak begitu. Aku sangat yakin kalau dia sangat mencintaiku jadi aku tidak masalah meski hanya jadi yang kedua. Aku juga sangat mencintainya, Mak." Kedua orang tua Siti mendesah pelan untuk menghilangkan sesaknya dada. Sungguh mereka tidak habis pikir atas apa yang anaknya pikirkan dan lakukan."Kalau dia baik seharusnya dia selesaikan dulu urusan sama istri pertamanya baru dia menikahimu dan itu pun melamarmu kemari dan meminta restu kepada kami. Tapi nyatanya apa? Dia sama sekali gak kesini kan? Memangnya kamu itu kambing yang bisa main dikawinin begitu aja?!" ketus emaknya Siti. Sungguh ia merasa kesal karena anaknya begitu bodoh yang mau begitu saja dikibulin dan terpedaya oleh majikannya dengan mengatasnamakan cinta."Mak, tolong dong hargai keputusan Siti, Siti juga berhak bahagia dan bahagianya Siti hanya dengan Mas Rama. Siti sangat yakin kalau Mas Rama itu sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Maduku   bab 131

    Bugh. Anin memukulkan sepotong bambu sepanjang tangan orang dewasa ke arah Siti secara cepat sehingga membuat Siti tersungkur ke arah samping dan pisau itu terlepas dan mendarat di bawa kaki Anin. Jadi, Anin sudah melihat bambu itu sejak tadi dan Anin sudah memikirkan ke arah sana karena ia hanya menunggu saat yang tepat saja. Kini pisau itu sudah aman berada di tangannya. Reno dan pak Slamet segera memegangi Siti yang berniat ingin menyerang kembali Anin meski dengan tangan kosong. Tidak lama kemudian tiga orang polisi pun masuk ke dalam rumah pak Slamet dan membantu Reno juga pak Slamet mengamankan Siti. Siti meronta dan berteriak minta untuk dilepaskan. Ternyata para polisi itu juga diminta Anin untuk datang ke rumah Siti. Namun, di tengah perjalanan ban mobil mereka pecah sehingga mengharuskan mereka menggantinya terlebih dahulu dengan ban serep. "Lepaskan aku dasar bangsat kalian semua. Lepaskan!" Siti terus saja berteriak dan meronta membuat para tetangga yang sejak tadi k

  • Obsesi Liar Maduku   bab 130

    "Tolong buka pikiranmu, Siti. Lepaskan Rama, biarkan dia hidup tenang bersama keluarganya sendiri," ucap pak Slamet, "Kalau kau sayang pada lelaki itu ... Kau pasti tidak akan tega melihatnya menderita dan jauh dari keluarganya seperti sekarang ini bukan?"Suaranya kini terdengar melemah dan tulus. Ia menatap Siti dengan tatapan dalam, sampai-sampai membuat gadis itu tampak terdiam dan menundukkan kepalanya.Sepertinya ucapan pak Slamet sedikit berpengaruh, membuat senyuman pak Slamet mulai terlihat.Sedangkan mak Jumi, wanita itu masih terisak dan terus berharap sebuah keajaiban datang dan merubah jalan pikiran Siti.Beberapa detik berlalu, Siti mulai mengangkat wajahnya, dengan sedikit melemahkan bahkan meSitiunkan pisau yang menempel pada pergelangan tangannya.Hal itu sontak membuat mak Jumi dan pak Slamet sedikit tersenyum simpul."Tidak!" ucap Siti dengan lantang. Membuat sepasang suami istri tersebut kembali tercengang.Kening pak Slamet kembali mengerut karenanya, senyuman yan

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 129

    Siti yang merasa frustasi karena keinginannya tidak tercapai dan mendapat penolakan dari Bapaknya langsung emosi. Tanpa pikir panjang, dia meraih pisau yang berada di rak dapur.Siti mengacungkan pisau itu ke arah Mak Jumi dan Pak Slamet yang bergidik ngeri.“Apa yang kamu lakukan Siti?” teriak Pak Slamet.“Kalau Bapak tidak mau menikahkan aku, maka aku akan bunuh diri.”“Siti..”"Astagfirullah, Siti! Apa-apaan kau ini, Nak!?" teriak mak Jumi yang mulai terlibat histeris.Betapa terkejutnya mak Jumi tat kala anak gadis satu-satunya tengah memegangi sebilah pisau, bahkan tanpa rasa takut sekalipun.Mak Jumi tidak menyangka jika Siti akan bertindak sejauh ini, setan apa yang tengah merasuki gadis itu? Sungguh tak dapat dipercaya.Siti yang sudah terobsesi oleh ambisinya sendiri, oleh rasa cintanya

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 128

    “Tidak seperti itu Mak, Mas Rama itu belum sepenuhnya ingat apa yang terjadi, jadi kita harus cepat, tolong nikahkan aku dengan Mas Rama,” Siti tetap bersikukuh untuk menikah dengan Rama.Tapi Pak Slamet masih bertindak waras, sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan, dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lebih baik tidak jadi menikah jika kedepannya pernikahan itu tidak bisa di jamin kelanggengannya.Dan dia yakin Rama akan sadar dengan sepenuhnya, jika waktu itu tiba, dia yakin Rama akan membuang anak gadisnya.Dengan latar belakang yang di miliki Rama, dia yakin Rama akan melakukan itu. Masih untung jika hanya di ceraikan, bagaimana kalau putrinya di laporkan ke polisi dengan pasal penipuan.Pak Slamet sendiri sudah berkonsultasi dengan orang-orang pintar seperti Pak RT, Pak Kepala desa bahwa tindakan penipuan bisa berakhir di penjara, bukan hanya anaknya tapi j

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 127

    “Kamu itu Siti, Bapakmu baru datang, sudah kamu cerca pertanyaan, buatkan minum sana dulu,” cerca Mak Jumi.Mak Jumi tak habis pikir dengan perubahan sikap Siti yang sangat drastic antara sebelum berangkat ke kota dan sesudahnya, hingga Mak Jumi berpikir apakah kehidupan kota begitu cepat merubah sikap seseorang?“Iya Mak, aku kan cuman nanya saja, kok Mak marah,” gumam Siti sembari masuk ke dapur, tidak lupa dia menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal karena omelan Mak Jumi.“Apakah kita salah mendidik anak kita Mak?” tanya Pak Slamet sedih. Dia kecewa dengan perubahan sikap Siti yang semakin menjadi-jadi, minim sopan santun dan sangat suka menggerutu, sama sekali tidak menunjukkan kasih sayang kepadanya.“Entahlah Pak, selama ini kita juga menyayangi dia dengan tulus ikhlas, Mak ini juga selalu mendoakan Siti agar menjadi anak sholehah, tapi kok jadinya be

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 126

    Maka dari itu, pak RT kini sudah mengizinkan semua pelaku keributan itu untuk pulang ke rumah masing-masing."Yasudah, kalau begitu kalian pulanglah!" ucap pak RT."Terimakasih, Pak," ucap pak Selamet dengan senyuman yang samar."Terimakasih untuk semuanya, Pak." Pun juga dengan bu Lela yang juga mengucapkan terimakasih untuk pak RT.Tak berselang lama, kini pak Selamet pun menangkup bahu sang istri. Di mana ia menuntun mak Jumi untuk segera pulang dari rumah pak RT. Sedangkan bu Lela ... dia berjalan di depan kedua pasangan suami istri itu.Tetapi setelah berjalan cukup jauh dari rumah pak RT, pak Selamet yang sedari tadi menatap punggung bu Lela dengan tajam dan penuh amarah itu, pun pada akhirnya membuka suaranya."Bu Lela, tunggu sebentar!" ucapnya dengan cukup penuh ketaj

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 125

    "Ya itu bukan urusan saya! Kan memang Bu Lela yang maunya menunjukkan ke orang-orang kalau anak saya itu berbuat zina! Ya kalau tidak ada buktinya, mau dibawa ke pengadilan pun tidak bisa dibuktikan! Selama ini saya yang jadi saksi kuncinya bersama Mak Jumi. Kalau saya sudah bilang anak saya tidak tinggal sekamar, tanyakan saja kepada Rama, kasarannya dia sebagai korban pun juga akan berkata jujur kalau dia tidak pernah sekamar dengan anak saya. Mau apa kalau sudah begitu? Dia bisa saja mengatakan kalau dia tidak ingin dibawa Siti ke sini, tetapi saya yakin dia pasti dengan jujur mengatakan kalau tidak melakukan hal zina itu. Dia ini pria yang bertanggung jawab, Bu. Dia sendiri juga tidak tahu selama ini kenapa walaupun anak saya mengaku istrinya, tapi tidak pernah bersentuhan dengannya. Kalau memang dia pria seperti kebanyakan, sejak awal juga pasti menagih-nagih, Bu, untuk diberikan haknya dia sebagai suami oleh anak saya dan anak saya pun kalau memang tidak bermoral

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 124

    Pak Slamet masih dengan tatapannya menghina itu langsung berceloteh, "Mau apa lagi, Bu? Tidak bisa membalas, ya, karena ketahuan? Begini sajalah, Bu, selama ini saya tidak mau mengikuti langkah Ibu. Ibarat kata gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan yaitu Bu Lela sendiri. Kesalahannya sendiri saja sebesar gunung tidak ditampakkan ke publik, tapi kalau tahu ada kesalahan orang lain saja paling cepat mengompori yang lainnya. Memangnya semua orang di sini sempurna apa? Tidak pernah membuat dosa begitu? Lagi pula, Siti ini anak saya! Buat apa turut campur? Orang, saya saja tidak pernah ikut campur masalah Ibu. Saya sendiri sudah tahu dari dulu kelakuan Ibu, tapi saya pendam sendiri saja. Tidak ada untungnya juga. Buat apa saya suka lihat ibu dikeroyok massa?"Bu Lela menelan ludah menutupi rasa gugupnya yang sudah merebak di dada. Ia tidak mau terlihat kalah, karena kalau seandainya ia sampai gemetar di hadapan Pak Slamet, maka otom

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 123

    Pria paruh baya itu pun terus berusaha untuk menjelaskan secara rinci permasalahan yang sebenarnya terjadi. Tetapi bagaimanapun penjelasan yang diutarakan oleh Pak Slamet sama sekali tidak mengubah pemikiran Bu Lela dan juga Bu Sri. Kedua wanita itu terus saja berusaha keras menepis penjelasan yang Pak Slamet berikan. Bahkan Pak RT pun dibuat kewalahan dengan ulah kedua wanita itu. Terlebih ucapan Bu Lela dan Bu Sri yang terkadang tidak bisa untuk di sela."Apa pun alasannya tetap saja yang dilakukan oleh Siti itu tidak benar, Pak Slamet. Walaupun tidak berbuat zina di sini, tetapi aku yakin Siti dan pria kota itu pasti sudah pernah berbuat zina saat berada di kota. Ulah mereka justru hanya akan membuat malapetaka untuk desa kita. Siti sangat pantas untuk diusir dari Desa ini dan jangan biarkan dia kembali lagi," seru Bu Sri dengan begitu lantang."Benar apa yang dikatakan oleh Bu Sri, Pak RT. Sebagai rukun tetang

DMCA.com Protection Status