Share

Bab 61

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-10-03 08:53:00

Yang dia tahu, saat ini Rama pasti sudah berangkat ke luar kota.Jadi Anin hanya bersam seorang Lestri seorang. Biasanya Anin masih menyetir sendiri atau mencari sopir sewaan.

“Terus rencana Mbak kembali ke kampung naik apa?” tanya penjual itu.

“Naik mobil sewaan milik teman Bu, ini sedang menunggu teman saya, nah itu mobil sewaannya datang, saya pamit dulu ya Bu,” ucap Siti ketika melihat mobil sewaan yang di setir oleh temannya, tak lupa dia meninggalkan uang dua puluh ribuan untuk membayar nasi dan kopinya.

“Hati-hati Mbak di jalan,” ucap penjual nasi tersebut, tetapi Siti tidak menjawabnya, dia memilih untuk buru-buru meninggalkan warung tersebut dan masuk ke mobil sewaan.

Siti aslinya sangat jengkel, karena ibu itu terus mengajaknya ngobrol, hanya saja dia takut tidak boleh berada di situ, akibatnya dia tidak bisa mengawasi rumah Anin.

Dan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 62

    “Kita salah sasaran, Ren,” jawab Siti dengan mimik wajah yang terlihat sangat panik.“Salah sasaran? Maksudmu bagaimana?” Reno masih tak mengerti. Ia kesulitan mencerna ucapan Siti jika dibarengi fokus menyetir begini.“Ternyata yang ada di dalam mobil itu Rama. Sekarang bagaimana?” tukas Siti yang semakin panik. Pikirannya buntu seketika.“Ya mana aku tahu.” Reno juga tak mau ambil pusing setelah ini. Karena itu urusan Siti.Siti terdiam sejenak. Mobil itu sudah disabotase. Kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan bisa dikatakan sembilan puluh lima persen. Karena sebelumnya, Siti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merencanakan Kecelakaan bagi Anin. Akan tetapi, kenapa malah Rama yang menjadi korbannya?Siti merutuki kebodohannya sendiri. Harusnya, sebelum per

    Last Updated : 2022-10-03
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 63

    “Ya Tuhan! Apakah ini adalah akhir dari hidupku? Mobil ini pasti akan meledak dan terbakar dalam hitungan detik. Dan aku … sekarang masih berada di dalamnya,” batin itu datang dengan cepat dalam waktu yang sesingkat itu.Tubuh Rama terguncang-guncang. Sabuk pengamannya terlepas saking kerasnya bantingan mobil itu pada tanah yang curam itu.Beruntung pada suatu timing, tubuh Rama terlempar keluar lewat kaca jendela yang sudah bolong. Entah bagaimana tiba-tiba lelaki itu sudah terpisah dengan mobilnya dan terguling ke arah lain.Rama mendarat pada daerah rerumputan tebal yang berjarak masih sekitar dua meter dari tempat mobilnya jatuh.Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Telinga berdenging keras, kepalanya yang berdarah mengaliri wajahnya, dadanya sesak dan kakinya hampir tidak dapat digerakkan. Sesaat, lelaki itu merasa beruntung bahwa dirinya masih dapat merasakan sentuhan rumput dan aroma tanah yang basah

    Last Updated : 2022-10-04
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 64

    "Tidakkkkkk!" teriak Siti ketika melihat kobaran api yang begitu besar.Sebelumnya Siti tidak berekspetasi jika akan ada api di sana. Ternyata mobil itu sudah terbakar. Tubuhnya seolah-olah seperti jelly sekarang. Siti lemah dan dia sudah meneteskan air matanya."Mas Rama!" teriak Siti memanggil nama Rama.Hancur, itulah yang Siti rasakan sekarang. Tubuhnya yang sudah duduk di atas aspal itu menangis sekencang-kencangnya. Siti sedih dan tidak terima jika malah yang terjadi seperti ini. Jika sudah seperti ini apa yang akan dirinya dapatkan selain pengumuman seseorang yang sudah meninggal."Tidak, Mas Rama pasti masih hidup," ucap Siti mencoba menghilangkan pikirannya yang sudah terlalu jauh mengira-ngira.Sementara Reno sama terkejutnya dengan Siti. Reno masih berdiri di sebelah Siti dan melihat dengan jelas mobil yang terbakar itu. Reno tidak yakin jika masih ada yang bertahan hi

    Last Updated : 2022-10-04
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 65

    ["Jadi begini, Bu. Saya ingin mengabarkan jika mobil yang suami Ibu kendarai hari ini terkena laka lalu lintas,"] terang sang polisi yang sontak membuat jantung Anin kian mencelos seolah berusaha keluar dari tempatnya."A-- apa, Pak? Ba-- bagaimana mungkin? Ini pasti bohong. Bapak menipu saya kan? Bapak bukan polisi kan? Kenapa, Pak? Bapak ingin meminta uang? Meminta tebusan, iya?" Anin kian meracau tak percaya. Sementara sang polisi yang berada di balik telepon itu terus berusaha menjelaskan.["Tadi kebetulan tim kami menemukan ponsel Bapak Rama terlempar beberapa meter dari lokasi kejadian, Bu. Dan kebetulan tidak ada password apa pun yang menghalangi kami untuk mengeceknya. Akhirnya, melalui itu kami segera mencari informasi terkait keluarga bapak Rama ini. Dan dari yang kami telusuri nomor Ibu lah yang paling sering berhubungan dengan beliau jadi kami memutuskan untuk memberitahu Ibu terkait hal ini."] Dengan

    Last Updated : 2022-10-04
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 66

    Anin pun terdiam dan memikirkan perkataan ibu mertuanya untuk sesaat sembari menyeka air matanya perlahan."Benar juga! Mungkin aku terlalu bereaksi berlebihan terlebih aku memang sedang merindukannya saat ini," batinnya.Sembari menyeka air matanya yang membasahi pipi, Anin pun menatap ibu mertuanya dengan tatapan dalam tanpa berkata apapun.Setelah dirasa cukup tenang, Sekar pun hendak berbicara perlahan-lahan kepada menantunya."Coba kamu pastikan sendiri keadaan suamimu, bisa jadi dia sekarang sedang baik-baik saja," perintah Sekar.Anin pun mengangguk, ia sama sekali tak terpikirkan akan hal itu. Wanita itu terlalu fokus dengan apa yang disampaikan seseorang di balik sambungan telepon.Dengan cepat Anin kembali mengorak-atik ponselnya hendak mencari nomor kontak suaminya.Dan ketemu! Sebuah nama yang bertuliskan 'Suamiku' muncul dala

    Last Updated : 2022-10-05
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 67

    Suara tangis Sekar terdengar sangat menyakitkan mendengar ucapan pria itu. Rama tidak selamat? Tidak mungkin! Kepala Sekar menggeleng. "Anak saya pasti selamat, Pak. Anak saya tidak akan mati semudah itu!"Anin pun sejak tadi tidak dapat menghentikan tangisannya, mendengar perkataan ibu mertuanya membuat tangisnya semakin kencang. Berita itu seolah mimpi buruk yang tiba-tiba datang untuk menghancurkan mimpi indah mereka.Padahal, beberapa waktu yang lalu mereka masih berbincang dengan Rama, masih bisa bercanda. Bayangan wajah Rama terukir jelas di kepala Anin, serta momen-momen bahagia yang telah mereka lalui bermunculan.'Kamu tenang saja, Sayang. Aku hanya dua hari saja berada di sana. Setelah selesai, aku janji akan secepatnya pulang.'"Bohong! Kamu bohong, Rama!" Anin berucap saat ucapan Rama beberapa saat yang lalu terngiang di kepalanya."Katanya kamu cuma pergi dua hari sa

    Last Updated : 2022-10-05
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 68

    Beberapa Petugas kepolisian yang telah berada di tempat itu berjaga-jaga agar tidak ada orang yang memasuki lokasi kejadian, selain pihak keluarga.Sebagian dari petugas kepolisian itu sedang meneliti jejak-jejak yang terdapat di jalan dan di pinggir jurang di mana batu-batu di pinggiran jurang tersebut tampak meninggalkan bekas tabrakan yang cukup keras.Perasaan Anin hancur. Apakah mungkin Rama masih hidup? Sementara hanya bau hangus dari mesin mobil yang terbakar saja yang menjadi bukti, apa yang dialami oleh suaminya itu.Tak ada tanda-tanda keberadaan suaminya di sana.Anin begitu takut jika apa yang ada di dalam pikirannya terjadi pada Rama.Anin yang menyaksikan keadaan disekitar lokasi itu, tiba-tiba merasakan kedua tungkai kakinya mendadak lemas.Wajahnya memucat. Tubuh Anin bergetar. Wanita itu seakan kehilangan seluruh tenaganya.Bayangan kengerian

    Last Updated : 2022-10-05
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 69

    "Saya sebenarnya mau menyampaikan ini dengan berat hati kalau Pak Rama tidak ditemukan jasadnya. Kami hanya menemukan potongan baju dan juga celananya yang berlumuran darah dan sedikit hangus karena terbakar," ucap pak Rudi sembari memberikan potongan baju dan celana yang ia dapatkan dari lokasi kejadian.Aku terpaku seketika, begitupun dengan mami. Apa katanya tadi? Jasad mas Rama tidak ditemukan? Lelucon apalagi ini?"A-apa maksud Bapak? Jasad siapa? Tidak mungkin Mas Rama meninggal. Omong kosong apa ini! Mi, katakan kalau itu semua bohong. Pasti ini hanya prank dari Mas Rama saja kan, Mi? Katakan, Mi!" Lemas sekali rasanya tubuhku hingga aku sendiri seolah-olah tidak mampu menahan berat badanku sendiri. Aku sedikit limbung kalau saja tidak dibantu ditahan oleh pak Rudi mungkin aku sudah terjatuh."Anin jangan seperti ini, kamu ikhlaskan saja Rama. Polisi itu sudah mencari-cari Rama hingga kesana-sana

    Last Updated : 2022-10-06

Latest chapter

  • Obsesi Liar Maduku   bab 131

    Bugh. Anin memukulkan sepotong bambu sepanjang tangan orang dewasa ke arah Siti secara cepat sehingga membuat Siti tersungkur ke arah samping dan pisau itu terlepas dan mendarat di bawa kaki Anin. Jadi, Anin sudah melihat bambu itu sejak tadi dan Anin sudah memikirkan ke arah sana karena ia hanya menunggu saat yang tepat saja. Kini pisau itu sudah aman berada di tangannya. Reno dan pak Slamet segera memegangi Siti yang berniat ingin menyerang kembali Anin meski dengan tangan kosong. Tidak lama kemudian tiga orang polisi pun masuk ke dalam rumah pak Slamet dan membantu Reno juga pak Slamet mengamankan Siti. Siti meronta dan berteriak minta untuk dilepaskan. Ternyata para polisi itu juga diminta Anin untuk datang ke rumah Siti. Namun, di tengah perjalanan ban mobil mereka pecah sehingga mengharuskan mereka menggantinya terlebih dahulu dengan ban serep. "Lepaskan aku dasar bangsat kalian semua. Lepaskan!" Siti terus saja berteriak dan meronta membuat para tetangga yang sejak tadi k

  • Obsesi Liar Maduku   bab 130

    "Tolong buka pikiranmu, Siti. Lepaskan Rama, biarkan dia hidup tenang bersama keluarganya sendiri," ucap pak Slamet, "Kalau kau sayang pada lelaki itu ... Kau pasti tidak akan tega melihatnya menderita dan jauh dari keluarganya seperti sekarang ini bukan?"Suaranya kini terdengar melemah dan tulus. Ia menatap Siti dengan tatapan dalam, sampai-sampai membuat gadis itu tampak terdiam dan menundukkan kepalanya.Sepertinya ucapan pak Slamet sedikit berpengaruh, membuat senyuman pak Slamet mulai terlihat.Sedangkan mak Jumi, wanita itu masih terisak dan terus berharap sebuah keajaiban datang dan merubah jalan pikiran Siti.Beberapa detik berlalu, Siti mulai mengangkat wajahnya, dengan sedikit melemahkan bahkan meSitiunkan pisau yang menempel pada pergelangan tangannya.Hal itu sontak membuat mak Jumi dan pak Slamet sedikit tersenyum simpul."Tidak!" ucap Siti dengan lantang. Membuat sepasang suami istri tersebut kembali tercengang.Kening pak Slamet kembali mengerut karenanya, senyuman yan

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 129

    Siti yang merasa frustasi karena keinginannya tidak tercapai dan mendapat penolakan dari Bapaknya langsung emosi. Tanpa pikir panjang, dia meraih pisau yang berada di rak dapur.Siti mengacungkan pisau itu ke arah Mak Jumi dan Pak Slamet yang bergidik ngeri.“Apa yang kamu lakukan Siti?” teriak Pak Slamet.“Kalau Bapak tidak mau menikahkan aku, maka aku akan bunuh diri.”“Siti..”"Astagfirullah, Siti! Apa-apaan kau ini, Nak!?" teriak mak Jumi yang mulai terlibat histeris.Betapa terkejutnya mak Jumi tat kala anak gadis satu-satunya tengah memegangi sebilah pisau, bahkan tanpa rasa takut sekalipun.Mak Jumi tidak menyangka jika Siti akan bertindak sejauh ini, setan apa yang tengah merasuki gadis itu? Sungguh tak dapat dipercaya.Siti yang sudah terobsesi oleh ambisinya sendiri, oleh rasa cintanya

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 128

    “Tidak seperti itu Mak, Mas Rama itu belum sepenuhnya ingat apa yang terjadi, jadi kita harus cepat, tolong nikahkan aku dengan Mas Rama,” Siti tetap bersikukuh untuk menikah dengan Rama.Tapi Pak Slamet masih bertindak waras, sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan, dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lebih baik tidak jadi menikah jika kedepannya pernikahan itu tidak bisa di jamin kelanggengannya.Dan dia yakin Rama akan sadar dengan sepenuhnya, jika waktu itu tiba, dia yakin Rama akan membuang anak gadisnya.Dengan latar belakang yang di miliki Rama, dia yakin Rama akan melakukan itu. Masih untung jika hanya di ceraikan, bagaimana kalau putrinya di laporkan ke polisi dengan pasal penipuan.Pak Slamet sendiri sudah berkonsultasi dengan orang-orang pintar seperti Pak RT, Pak Kepala desa bahwa tindakan penipuan bisa berakhir di penjara, bukan hanya anaknya tapi j

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 127

    “Kamu itu Siti, Bapakmu baru datang, sudah kamu cerca pertanyaan, buatkan minum sana dulu,” cerca Mak Jumi.Mak Jumi tak habis pikir dengan perubahan sikap Siti yang sangat drastic antara sebelum berangkat ke kota dan sesudahnya, hingga Mak Jumi berpikir apakah kehidupan kota begitu cepat merubah sikap seseorang?“Iya Mak, aku kan cuman nanya saja, kok Mak marah,” gumam Siti sembari masuk ke dapur, tidak lupa dia menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal karena omelan Mak Jumi.“Apakah kita salah mendidik anak kita Mak?” tanya Pak Slamet sedih. Dia kecewa dengan perubahan sikap Siti yang semakin menjadi-jadi, minim sopan santun dan sangat suka menggerutu, sama sekali tidak menunjukkan kasih sayang kepadanya.“Entahlah Pak, selama ini kita juga menyayangi dia dengan tulus ikhlas, Mak ini juga selalu mendoakan Siti agar menjadi anak sholehah, tapi kok jadinya be

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 126

    Maka dari itu, pak RT kini sudah mengizinkan semua pelaku keributan itu untuk pulang ke rumah masing-masing."Yasudah, kalau begitu kalian pulanglah!" ucap pak RT."Terimakasih, Pak," ucap pak Selamet dengan senyuman yang samar."Terimakasih untuk semuanya, Pak." Pun juga dengan bu Lela yang juga mengucapkan terimakasih untuk pak RT.Tak berselang lama, kini pak Selamet pun menangkup bahu sang istri. Di mana ia menuntun mak Jumi untuk segera pulang dari rumah pak RT. Sedangkan bu Lela ... dia berjalan di depan kedua pasangan suami istri itu.Tetapi setelah berjalan cukup jauh dari rumah pak RT, pak Selamet yang sedari tadi menatap punggung bu Lela dengan tajam dan penuh amarah itu, pun pada akhirnya membuka suaranya."Bu Lela, tunggu sebentar!" ucapnya dengan cukup penuh ketaj

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 125

    "Ya itu bukan urusan saya! Kan memang Bu Lela yang maunya menunjukkan ke orang-orang kalau anak saya itu berbuat zina! Ya kalau tidak ada buktinya, mau dibawa ke pengadilan pun tidak bisa dibuktikan! Selama ini saya yang jadi saksi kuncinya bersama Mak Jumi. Kalau saya sudah bilang anak saya tidak tinggal sekamar, tanyakan saja kepada Rama, kasarannya dia sebagai korban pun juga akan berkata jujur kalau dia tidak pernah sekamar dengan anak saya. Mau apa kalau sudah begitu? Dia bisa saja mengatakan kalau dia tidak ingin dibawa Siti ke sini, tetapi saya yakin dia pasti dengan jujur mengatakan kalau tidak melakukan hal zina itu. Dia ini pria yang bertanggung jawab, Bu. Dia sendiri juga tidak tahu selama ini kenapa walaupun anak saya mengaku istrinya, tapi tidak pernah bersentuhan dengannya. Kalau memang dia pria seperti kebanyakan, sejak awal juga pasti menagih-nagih, Bu, untuk diberikan haknya dia sebagai suami oleh anak saya dan anak saya pun kalau memang tidak bermoral

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 124

    Pak Slamet masih dengan tatapannya menghina itu langsung berceloteh, "Mau apa lagi, Bu? Tidak bisa membalas, ya, karena ketahuan? Begini sajalah, Bu, selama ini saya tidak mau mengikuti langkah Ibu. Ibarat kata gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan yaitu Bu Lela sendiri. Kesalahannya sendiri saja sebesar gunung tidak ditampakkan ke publik, tapi kalau tahu ada kesalahan orang lain saja paling cepat mengompori yang lainnya. Memangnya semua orang di sini sempurna apa? Tidak pernah membuat dosa begitu? Lagi pula, Siti ini anak saya! Buat apa turut campur? Orang, saya saja tidak pernah ikut campur masalah Ibu. Saya sendiri sudah tahu dari dulu kelakuan Ibu, tapi saya pendam sendiri saja. Tidak ada untungnya juga. Buat apa saya suka lihat ibu dikeroyok massa?"Bu Lela menelan ludah menutupi rasa gugupnya yang sudah merebak di dada. Ia tidak mau terlihat kalah, karena kalau seandainya ia sampai gemetar di hadapan Pak Slamet, maka otom

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 123

    Pria paruh baya itu pun terus berusaha untuk menjelaskan secara rinci permasalahan yang sebenarnya terjadi. Tetapi bagaimanapun penjelasan yang diutarakan oleh Pak Slamet sama sekali tidak mengubah pemikiran Bu Lela dan juga Bu Sri. Kedua wanita itu terus saja berusaha keras menepis penjelasan yang Pak Slamet berikan. Bahkan Pak RT pun dibuat kewalahan dengan ulah kedua wanita itu. Terlebih ucapan Bu Lela dan Bu Sri yang terkadang tidak bisa untuk di sela."Apa pun alasannya tetap saja yang dilakukan oleh Siti itu tidak benar, Pak Slamet. Walaupun tidak berbuat zina di sini, tetapi aku yakin Siti dan pria kota itu pasti sudah pernah berbuat zina saat berada di kota. Ulah mereka justru hanya akan membuat malapetaka untuk desa kita. Siti sangat pantas untuk diusir dari Desa ini dan jangan biarkan dia kembali lagi," seru Bu Sri dengan begitu lantang."Benar apa yang dikatakan oleh Bu Sri, Pak RT. Sebagai rukun tetang

DMCA.com Protection Status