“Zal, kamu sahabatku. Aku nggak mau punya sahabat yang hanya mendewakan kecantikan fisik. Semakin tua, kecantikan fisik juga akan hilang. Tapi, kecantikan hati, akan bertahan,” ucap Gilang. “Sepertinya, justru kamu yang dulu naksir Ratih kayaknya….” Kelakar Rizal. “Ck. Sudah, sudah. Mendingan kamu pulang deh!” Gilang mengibaskan tangannya. Geram sekali dia dengan Rizal. Dibantu meyakinkan, malah dia yang dituduh menyimpan rasa. "Dan ingat, camkan pula kata-kata istriku tadi!" anacam Gilang. “Mama…Mama!” teriakan Sasti di kamar Gilang membuat dua lelaki muda itu saling berpandangan. Namun, tak lama, wajah Rizal sudah berubah datar. “Ngigau paling, dia,” tutur Rizal. “Kamu emang nggak peka, Zal. Dia itu nyari mamanya!” “Dia punya mama, kok. Nggak usah khawatir,” sahut Rizal enteng. Sebelum Gilang mendengus kesal, Sasti dengan wajah berantakan berlari ke luar kamar. Karena ia mengigau, Dira ikut bangun. Tangis bayi pun terdengar hingga ruang tamu. “Adiknya bangun, ya?” t
Terakhir Diperbarui : 2023-01-04 Baca selengkapnya