Semua Bab DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Bab 101 - Bab 110

198 Bab

Season2/ Bab 4b

“Mau, tante yang nggak ada Om-nya?” Gilang langsung teringat rencananya kemarin. Sasti mengangguk mantap. “Ada?” “Ada. Nanti minta kakek sama nenek ya, ajak Papa ke rumah tante yang nggak ada Om-nya.” Gilang masih melanjutkan ucapannya, hingga Sekar menyikutnya. “Apaan sih, kamu, Lang? Nanti Sasti kira sungguhan,” ucap Rizal. “Lhah, emang sungguhan.” Sayangnya Dira keburu menangis sebelum Sekar ikut menyela. “Ngantuk dia, Dik,” ucap Gilang sambil menyerahkan Dira. “Sasti, ikut Tante, yuk…” ajak Sekar. Jiwa keibuannya tak tega meninggalkan Sasti dengan dua pria yang hendak ngobrol di ruang tamu. “Zal, emang kamu mau rujuk sama mamanya Sasti?” tanya Gilang. Dia ingat pembicaraannya dengan Pak Rustam. “Ah, pasti kamu yang bikin gara-gara!” Telunjuk Rizal mengarah pada Gilang. “Gara-gara apa?” “Kemarin sore, habis kamu pulang, pamannya Ratih ke rumah tuh, nanya hal yang sama. Sial*an kamu!” “Eit! Kata-kata dari mana itu? Masak Rizal sekarang ngumpat segala?” Gilang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-03
Baca selengkapnya

Season2/ Bab 5a

“Sasti mau ikut bobok, sama Dik Dira?” tawar Sekar. Sasti kelihatan ingin juga merebah di sebelahnya yang sedang menyusui Dira. “Sini, sebelah Dik Dira.” Sekar menepuk kasur di belakang Dira. Sasti kecil langsung naik dan ikut merebah di sebelah Dira. Tangan Sekar ikut membelai kepala Sasti, bergantian dengan menepuk-nepuk pant*t Dira. Tak lama, keduanya pulas. Setelah dirasa aman, Sekar meletakkan guling di antara Sasti dan Dira. Juga meletakkan pengaman di sekeliling kasur itu, agar dua bocah itu tidak terjatuh saat ditinggalnya. “Mana Sasti?” tanya Rizal saat Sekar keluar kamar. “Bobok.” “Tidur? Ikut tidur?” Rizal mengulang kata-katanya. Sekar hanya menjawab dengan anggukan. Lalu ia ke dapur mencari cemilan yang bisa dikeluarkan untuk tamu suaminya itu. “Pokoknya aku nggak setuju kalau Mas Rizal dijodohin sama Mbak Ratih.” Sekar langsung pada pokok bahasan. Sekilas dia mendengar suaminya itu masih menyebut-nyebut nama kakak kelasnya itu. “Lhoh, gimana, sih, Dik?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

Season 2/ Bab 5b

“Zal, kamu sahabatku. Aku nggak mau punya sahabat yang hanya mendewakan kecantikan fisik. Semakin tua, kecantikan fisik juga akan hilang. Tapi, kecantikan hati, akan bertahan,” ucap Gilang. “Sepertinya, justru kamu yang dulu naksir Ratih kayaknya….” Kelakar Rizal. “Ck. Sudah, sudah. Mendingan kamu pulang deh!” Gilang mengibaskan tangannya. Geram sekali dia dengan Rizal. Dibantu meyakinkan, malah dia yang dituduh menyimpan rasa. "Dan ingat, camkan pula kata-kata istriku tadi!" anacam Gilang. “Mama…Mama!” teriakan Sasti di kamar Gilang membuat dua lelaki muda itu saling berpandangan. Namun, tak lama, wajah Rizal sudah berubah datar. “Ngigau paling, dia,” tutur Rizal. “Kamu emang nggak peka, Zal. Dia itu nyari mamanya!” “Dia punya mama, kok. Nggak usah khawatir,” sahut Rizal enteng. Sebelum Gilang mendengus kesal, Sasti dengan wajah berantakan berlari ke luar kamar. Karena ia mengigau, Dira ikut bangun. Tangis bayi pun terdengar hingga ruang tamu. “Adiknya bangun, ya?” t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

Season 2/ Bab 6a

Sebuah panggilan masuk ke ponsel Rizal. Nama Desti terlihat jelas, membuat Rizal menyingkir. “Ada apa?” Sahutan itu terdengar dingin. Tak seperti Rizal sebelumnya yang selalu hangat. “Mas, Papa sudah bicara kan sama kamu?” tanya Desti dari seberang. “Iya,” sahut Rizal pendek. “Jadi, apa keputusanmu? Kita rujuk kan? Aku masih mencintaimu, Mas.” Rizal tersenyum miring. Bahkan empat tahun lamanya saat mereka hidup bersama, kata-kata itu tak pernah keluar dari mulutnya. Selama empat tahun, Rizal hanya cinta sendiri. Dia mencintai Desti, tapi tidak sebaliknya. “Mas, kamu masih dengar aku kan?” “Maaf aku sibuk.” Rizal segera menutup sambungan teleponnya. Dia terduduk lemas di sisi ranjang di kamarnya. Saat dia ke rumah orang tuanya, dan sejak dia berpisah dengan Desti, Sasti selalu tidur dengan neneknya. Kakeknya biasanya akan tidur di kamar tamu setelah sampai malam akan berbincang dengan Rizal. Belum Rizal meletakkan ponsel itu, pesan tanda masuk membuatnya urung. [Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

Season 2/ Bab 6b

Rizal baru saja hendak meninggalkan masjid usai sholat jamaah. Sebuah tepukan di bahu, membuatnya menoleh. “Eh, Pak Rustam…” Rizal mengangguk, meski dalam hati, ingin rasanya buru-buru meninggalkan pria yang hari itu berpeci putih yang senada dengan gamisnya. “Masih ingat ponakan saya, nggak, Mas Rizal?” Deg, perasaan Rizal tak enak. Jangan bilang Pak Rustam bawa Ratih ke Masjid juga? Mata Rizal memindai sekeliling. “Bentar, masih di dalam.” Pak Rustam tersenyum penuh arti, saat melihat wajah panik Rizal. Mau tak mau, Rizal memang menyembunyikan rasa tak nyaman. Apalagi teringat kelakarnya dengan Gilang tadi. Jangan-jangan Gilang menyampaikan ucapannya, tentang sales tadi? “Nah, itu dia,” tunjuk Pak Rustam pada pria dengan baju koko warna coklat susu dan celana bahan warna milo itu. Ada rasa lega. Bukan Ratih yang dimaksud Pak Rustam. “Hai, Mas Rizal. Apa kabar?” Tangan Hasan terulur yang langsung disambut oleh Rizal. Hasan dulu masih kelas satu saat Rizal sudah ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

Season 2/ Bab 7a

Rizal menatap punggung Hasan yang meninggalkannya. Dia menyesap kopi yang sudah terlanjur dingin. Ingatannya kembali ke masa SMA. Sudah samar apa yang diucapkan Hasan barusan. Bagi Rizal, apa yang dikatakan pada Ratih adalah hal sepele. Wanita itu terlalu memperbesar masalah. Ratih, wanita yang selama ini tak ada dalam kamus hidupnya. Dia hanyalah penghalang kebahagiaannya. Namun, kenapa setelah sepuluh tahun berselang, kenapa harus kembali diributkan? Kopi hitam di cangkirnya sudah tandas. Rizal segera beranjak. Mobil Pajero sport keluaran terbaru, dilajukan menuju rumah orang tua Sekar, dimana Gilang menginap malam ini. “Bisa ketemu dengan Gilang, Bu?” tanya Rizal pada Ibunya Sekar yang membukakan pintu. Hari sudah malam. Seluruh penghuni rumah keluarga Sekar sudah pulas. “Mas Gilang sudah tidur, Nak. Besok pagi-pagi mau kembali ke Jakarta. Ada yang penting?” Rizal menunduk. Dia tahu, itu sudah terlalu larut. Nggak mungkin memaksa sahabatnya itu bangun. Apalagi kalau Gil
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Season2/ bab 7b

“Bagian mana yang kamu sebut “busuk”? Hanya karena dia mencintai mantan kekasihnya dan meminta cerai darimu, kamu bilang “busuk”? Dia bahkan tak mengambil hak dia sepeserpun darimu.” “Ah. Sudahlah! Aku nggak mau membahas lagi. Percuma. Kita beda pemikiran!” Rizal bangkit dari duduknya lalu masuk ke kamarnya. “Rizal, kamu akan tahu akibatnya!” ancam Prita sebelum Rizal benar-benar menghilang di balik pintu. Di dalam kamar, dia tak langsung bisa tidur. Matanya berusaha terpejam, namun pikirannya menggembara. Kata-kata Hasan dan Prita bergantian memenuhi kepalanya. Hal yang tadinya membuat dia pasti ingin meninggalkan Desti, mendadak ragu kembali. Ya, pernikahannya dengan Desti memang mampu mengangkat derajat keluarganya. Yang tadinya bukan siapa-siapa di kampung, menjadi sedikit dipandang. Dia yang dulu hanya berbekal tekat untuk kuliah di ibukota, terbantu dengan bekerja menjadi supir pribadi Desti, hingga akhirnya mengenal dunia bisnis yang digelutinya sekarang. Jam sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Season 2 / Bab 8a

Rizal tersenyum lega. Ulangan Fisikanya selamat. Bahkan nilainya nyaris sempurna. Catatan Ratih bahkan sangat lengkap. Termasuk cara-cara pengerjaan soal, yang semua mirip dengan yang keluar di ulangan. Ratih, selain rajin menyimak pelajaran di kelas, dia juga rajin membuat resume agar pelajaran mudah diingat. Dan salah satu hal yang dia rajin lalukan di pelajaran fisika adalah Latihan soal. Tak hanya soal yang diberikan oleh Pak Guru. Tapi, Ratih juga rajin mencari bahan pengayaan di perpustakaan. Dia meminjam buku, dan dibawanya pulang. Di rumah, dia akan mengerjakan soal-soal itu. Tak heran jika cara belajar yang dilakukannya banyak menolongnya saat ujian. Di saat yang genting pun, dia tak harus panik. “Zal, aku kecewa sama kamu. Ratih yang bisanya dapat sepuluh, ulangan kali ini jeblok karena kamu!” Dewi memprotes Rizal saat pembagian kertas ulangan. Fisika adalah pelajaran favorit Ratih. “Itu namanya takdir,” jawab Rizal santai. Dalam hati, ia berbunga, karena berkat dia nger
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-07
Baca selengkapnya

Season 2 / Bab 8b

“Sini. Punya orang, jangan main rusak-rusak aja.” Gilang segera merebut buku itu. Rizal tersenyum memandangi catatan yang ada di tangannya. Catatan sejarah sudah dikembalikan oleh Gilang saat itu. Tapi, masih ada beberapa catatan rupanya yang justru tak dikembalikannya. Ya, catatan itu saat dia sudah kelas tiga. Rupanya tak hanya sekali dua kali dia berurusan dengan Ratih perihal pelajaran sekolah. Pagi itu… “Zal, tugas Pak Lukman dah jadi? Pinjem dong!” Bagas teman sebangkunya bertanya. “Tugas apaan?”“Jangan bilang kamu belum ngerjain ya? Kamu bisa distrap ntar!” Bagas mengingatkan. Di kelas tiga, Rizal sudah tidak sekelas lagi dengan Ratih dan Dewi. “Jam ketiga lho kelas Pak Lukman!” terang Bagas. Artinya tidak lewat jam istirahat. Padahal jam pertama dan kedua adalah pelajaran Bahasa Inggris. Kelas terlihat genting. Semua murid saling contek untuk mengerjakan tugas. “Dikumpulin emang?” Rizal yang masih bengong, bingung mau gimana. Mengerjakan dalam waktu cepat tak mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-07
Baca selengkapnya

Season 2 / Bab 9a

Pak Lukman masih memutari kelas saat menunjuk Rizal maju ke depan. Satu per satu siswa di periksa, adakah yang lalai mengerjakan PR itu. Dengan sedikit grogi, Rizal melangkah ke depan, membawa buku PR milik Ratih. Bahkan, dia sendiri tak begitu yakin, apakah tugas yang dikerjakan oleh Ratih benar atau salah. Peluh mulai menetes. Tapi, tak ada pilihan lain. Buru-buru dia menyalin tulisan Ratih ke papan tulis. "Nah, ini salah satu contoh siswa yang memperhatikan pelajaran Bapak!" Suara Pak Lukman saat Rizal selesai menyalin. Tak ada yang dilebihkan atau dikurangkan dari tulisan Ratih. Memang dia menulis cara pengerjaan dengan runtut dan mudah dipahami. Rizal mundur dengan perasaan lega. Gemuruh menyambut Rizal. Bagas segera melirik buku yang dipegang Rizal. Keningnya berkerut. Dapat pinjaman PR dari mana? Pikir Bagas. "Ada yang belum jelas?" Suara Pak Lukman kembali membahana. Kelas kembali senyap. "Saya kasih soal satu lagi." Pak Lukman menuliskan soal di papan tulis. Rizal y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status