Home / Romansa / DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Chapter 91 - Chapter 100

198 Chapters

Bab 37b

“Sasti sudah tidak bersekolah di sini. Katanya mamanya mau diajak pindah ke Amerika.” Mata Rizal membulat mendengar penjelasan guru TK tempat Sasti bersekolah. Padahal kemarin Rizal masih menemui buah hatinya itu di sekolah. Rizal melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke rumah mantan mertuanya. Apa yang ditakutkan selama ini, menjadi kenyataan. Keluarga itu pasti sudah mempersiapkan untuk memisahkannya dengan anaknya. Rizal menghentikan mobilnya di depan pagar rumah mewah itu. Sudah enam bulan sejak sidang gugatan hak asuh anak, dia memang tak menyambangi rumah itu. Pria itu hanya bertemu putrinya saat jam sekolah saja. Rumah itu terlihat sepi, bahkan mobil mertuanya yang biasa berderet di halaman depan, tak terlihat. Rizal keluar dari mobil, karena tak melihat satpam yang biasa membuka pintu pagar berjaga di sana. “Siang, Pak Parman!” sapa Rizal pada lelaki yang sudah lebih dari usia Desti mengabdi pada keluarga itu. “Eh, Mas Rizal. Mau ketemu Papa?” Pria paruh baya
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 38a

Baru memasuki area parkir bandara, matanya menangkap mobil yang dikenalnya. Ada secercah harapan di sana. Mobil itu salah satu milik keluarga mantan mertuanya.Dengan setengah berlari, Rizal memasuki area keberangkatan internasional. Matanya menyapu semua area bandara. Dalam hati dia berdoa agar masih dapat dipertemukan putrinya. Langkah Rizal semakin dipercepat. Hampir lima tahun menjadi suami Desti, dia tahu betul tempat favorit wanita itu saat berada di bandara. “Papa!” Sebuah panggilan membuat Rizal bernafas lega. Putri ciliknya berlari menghampirinya, meninggalkan seorang wanita dengan rambut diikat ekor kuda, celana hotpants dan kaos ketat, sangat tidak menunjukkan seorang ibu yang berpenampilan sopan. Pria itu lalu berjongkok dan memeluk putri tunggalnya sangat erat. Ia tak mau terpisah dari darah dagingnya itu. Bagi Rizal, tak ada yang lebih penting selain Sasti, dan kini ditambah Ratih. “Kebetulan kamu datang, Zal!” decak Desti yang mengikuti Sasti, membuat Rizal mengerut
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 38b

"Asyik, aku bobok rumah Bunda lagi!" Sasti sangat senang dapat kembali pulang dan berkumpul dengan Ratih dan Mbak Siti. "Alhamdulillah...." Ingin rasanya menanyakan, enak mana tinggal di rumah kakek atau di rumahnya, namun tak tega. Sama artinya mengajarkan Sasti untuk membanding-bandingkan. Karena pada dasarnya segala sesuatu punya kelebihan masing-masing. Orang yang tadinya nggak ada pikiran membandingkan, karena mendapat pertanyaan serupa, akan terpikir untuk membandingkan. Setelah menginap selama sepekan, Rizal mencarikan rumah kontrakan untuk mantan ipar dan mantan mertuanya. Beberapa mantan karyawan Papanya Desti, banyak yang akhirnya menghubungi Rizal untuk meminta pekerjaan setelah terpaksa di PHK. “Aku nggak bisa menjanjikan gaji yang lebih buat kalian, karena aku pun baru merintis usaha,” jawab Rizal saat beberapa mantan karyawannya datang. “Nggak apa-apa, Pak. Yang penting kita punya status dahulu dan bisa buat makan anak istri,” ujar salah satu perwakilan pegawa
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Season 2 (Bab 1a)

Selamat datang di season 2. Yuk ikuti kisahnya Rizal mengejar cinta Ratih yang belum diceritakan di Season 1.Happy Reading!---Rizal memasuki pelataran rumah mewahnya. Rumah yang dibangun saat dia menikah dengan Desti. Hari itu, tepat dua tahun perpisahannya dengan Desti. Namun, rumah besar itu masih ditinggalinya. Desti yang menggugat cerai, bahkan mempercepat proses perpisahannya tanpa menuntut apapun. “Kalian tinggallah di rumah itu. Desti tak menginginkan apa-apa. Papa ingin, cucu papa tak kurang suatu apa,” ucap Pak Hamdani usai sidang perceraian Rizal dan Desti. Pria itu sebenarnya tak pernah menghendaki perpisahan. Namun, apa daya, kalau biduk rumah tangga itu benar-benar karam dan tak lagi dapat diselamatkan. Rizal yang masih menutupi aib istrinya saja, bagi Pak Hamdani sudah lebih dari cukup. Sejak berpisah dengan Desti, hubungannya dengan mantan mertuanya masih baik. Bahkan, Rizal masih bekerja di perusahaan papa Desti itu.“Zal, Desti sudah pisah dengan suaminya. Ap
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Season 2/ Bab 1b

“Jangan bilang seperti itu. Kamu nyari saja kan belum. Masak sudah nyerah. Memangnya kalau janda kenapa? Kalau dia bisa sayang sama Sasti, kenapa enggak?” tanya Bu Ridwan. “Sudah lah, Bu. Rizal masih mau sendiri.” Rizal beranjak meninggalkan ibunya. Dia menghampiri putrinya untuk menemaninya bermain. “Istirahat aja, Mbak. Biar Sasti sama aku.” Kebiasaan Rizal jika menyuruh Siti istirahat. Seharian sepupunya itu sudah membersamai putrinya. Meski di rumah besarnya tak hanya Siti yang bekerja. Ada juga yang bantu bersih-bersih dan beres-beres yang pulang pergi. Tugas Siti hanya masak dan mengasuh Sasti. “Pa, lihat, ini gambarku tadi di sekolah.” Sasti menunjukkan hasil gambarnya. Rizal menaikkan alisnya. “Ini papa dan ini mama. Kapan mama tinggal sama kita lagi, Pa?” tanya Sasti. “Semua temanku bisa bobok sama mamanya kalau malam. Mereka suka dibacain buku sama mamanya.” celoteh Sasti. “Kan Papa yang suka bacain buku buat Sasti.” “Aku ingin mama yang bacain. Bukan papa,” raju
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Season 2/Bab 2a

"Zal, tadi Gilang ke sini." Siti melaporkan saat Rizal baru pulang kerja. Ibu Rizal sudah kembali ke kampungnya."Gilang? Gilang siapa?" Rizal mengerutkan keningnya."Katanya teman sekolahmu."Buru-buru Rizal merogoh ponsel di sakunya. Dengan teliti diperiksanya aplikasi chat."Nggak chat aku, Mbak. Ada apa katanya? Kok tumben nggak telpon, malah datang?""Katanya ada yang penting. Emang dia nggak tau, kalau kamu sudah pisah?""Dia nanya gitu?""Kurang lebihnya begitu. Karena itu juga dia ke sini.""Makasih, Mbak. Biar aku chat."Rizal beranjak ke kamar. Dibukanya pintu lemari untuk mengambil baju.Rizal menghela nafas. Benar kata ibunya. Tak mudah move on dari Desti. Setiap membuka pintu, di lemari gantung, berjajar baju milik Desti yang sengaja tak ia singkirkan. Entah apa yang ada dibenaknya. Rasanya masih enggan untuk mengubah suasana, meski sudah dua tahun.Baru Rizal hendak mengambil baju, ponselnya berdering."Ada apa, Lang?" Nomor teman SMA nya masih sama."Minggu depan ada re
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

season 2/bab 2b

Nadia menghela nafas. Perempuan itu mengalihkan pandangan pada Gilang."Kita bisa melihat dia nggak istimewa. Tapi, coba kita pikir, apa kita juga istimewa? Jangan-jangan, kita pun bukan siapa-siapa," ucap Gilang.Percakapan mereka terhenti karena ketua panitia akan membuka acara.Rizal menatap semua peserta yang hadir. Dalam hati dia merekam ucapan Gilang. Sekaligus dia berharap, menemukan sosok yang tadi dibicarakan Nadia."Dia nggak akan datang, Zal. Sejak ucapanmu yang menyakitkan itu, dia tak pernah datang reuni. Bahkan, komentar di grup saja nggak pernah."Rizal menoleh, mendengar Nadia yang berbisik padanya, seolah membaca pikirannya."Maksud kamu, apa, Nad?""Kamu nggak ingat dengan ucapan kamu sendiri?" Nadia balik bertanya."Ucapan yang mana?""Ucapan yang nyakitin Ratih lah, yang mana lagi?""Aku nggak pernah nyakitin dia!""Dasar nggak peka!" Nadia berdecak kesal."Dia itu yang nggak peka. Udah tau aku nggak suka. Ngapain pakai bilang ke Dewi kalau suka sama aku. Kan jadin
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

Season2/Bab 3a

“Mbak Sekar!” Sekar yang sedang menimang Dira di teras rumah melambaikan tangannya. “Mampir, Dik!” panggil Sekar pada Dini yang lewat. Dia mau ke rumah Rendi yang tepat di sebelahnya. “Acara apa?” tanya Sekar. “Biasalah, Mbak. Reunian.” “Wuidih. Gayamu, Dik. Eh, Mbak Ratih apa kabar?” Dini seumuran dengan Rendi. Dulu sekolah SMP dan SMA satu letting. Sekar sering melihat mereka belajar kelompok. “Baik, Mbak. Eh, Mbak….” Dini langsung duduk di sebelah Sekar. Tangannya iseng mencubit-cubit pipi Dira, membuat bayi mungil itu terkekeh-kekeh. “Opo?” Sekar menggeser duduknya. Dia tahu, adik temannya itu biasanya ada modus kalau sudah mendahului kalimatnya dengan kata-kata itu. “Mbok Mbak Sekar kenalin Mbak Ratih sama siapa, gitu….” Tutur Dini. Mata dan tangannya masih sibuk menggoda Dira. “Emang Mbakmu masih betah sendiri?” “Makanya, Mbak Sekar tuh main. Biar Mbak Ratih tuh nggak sendiri, gitu. Kayak orang depresi aja. Nggak mau gaul.” “His! Kamu sama kakak sendiri kok
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Season2/ Bab 3b

Gilang menggeleng. Dia lalu duduk di sebelah Sekar setelah mencuci tangannya di wastafel yang tersedia di teras rumah. “Dini itu satu-satunya peserta akhwat yang aktif. Jadi, tahu. Udah lah, udah anak tiga juga masih saja kayak ABG.” Gilang mencubit gemas pipi Sekar. Sekar mengangsurkan Dira yang tangannya menggapai-gapai Gilang ke pangkuan suaminya. “Gimana reuniannya?” tanya Sekar usai mengambilkan minum air putih untuk Gilang. “Aku sama Nadia rencana mau jodohin si Rizal sama Ratih.” Sekar yang tadinya tatapannya tertuju pada teras rumah Randi yang ramai dengan teman-teman Dini yang hendak reunion, menoleh. “Rizal? Mas Rizal?” tanya Sekar. “Jangan bilang kamu naksir ya?” canda Gilang. “Heleh. Ngapain naksir dia. Nggak ada potongan!” Dulu Sekar sering satu divisi dengan Rizal saat di OSIS. Dari tampang memang biasa. Namun, kerja keras sudah terlihat sejak di organisasi. “Itu dulu. Sekarang udah beda dia,” ujar Gilang. “Kenapa? Dia jadi ganteng?” Sekar mencebik.
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Season 2/Bab 4a

“Itu Tante juga, ya, Pa?” tanya Sasti. Gadis kecil itu diajak Rizal main ke rumah Gilang. Tangan mungil Sasti menunjuk Sekar yang tengah di serambi rumah menggendong bayi. Mobil Rizal berhenti di depan rumah orang tua Sekar. “Janjian sama siapa, Mas?” bisik Sekar. Orang tua Sekar sedang ke rumah kakaknya bersama Aidan dan Attar, kedua anak lelaki Gilang dan Sekar. “Oh, itu Rizal. Kemarin aku suruh mampir.” Sekar berdecak sebal. “Ngapain juga nyuruh duda itu kesini?” “Stt. Nggak boleh gitu. Sana masuk, siapin minum. Sini Dira aku gendong saja.” Gilang segera mengambil bayinya dari tangan Sekar. Rizal turun dari mobilnya bersama putrinya. “Wah, si cantik, namanya siapa?” Gilang langsung jongkok begitu Sasti tiba di teras rumahnya. Sekar yang mendengar pujian Gilang, urung ke belakang. Dia malah mengintip dari ruang tamu. “Sasti, Om.” jawab Sasti. “Itu adiknya bobok, ya?” tanya Sasti sambil melongokkan wajahnya. “Tante, ada yang nyari, nih!” panggil Gilang. Sekar yan
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status