Home / Romansa / DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Chapter 111 - Chapter 120

198 Chapters

Season 2 /Bab 9b

Rizal mengangguk. Mereka keluar ruangan guru, setelah Pak Lukman mengembalikan buku Ratih. "Memalukan!" Gumam Rizal geram. Ratih hanya mengerutkan keningnya. Apa maksudnya? Namun, dadanya penuh bunga karena bersama orang yang selama ini dipujanya. "Tulisanmu di halaman belakang buku itu, memalukan!" ujar Rizal tegas, sebelum Ratih berbelok ke kelasnya. Ratih terbelalak. Dia baru ingat, sambil belajar dia mencoret-coret nama Rizal di bagian belakang buku itu. Bak orang kasmaran, melihat namanya saja, membuat Ratih deg-degan. "Nggak perlu kamu merasa sok pahlawan karena meminjamkan PR itu!" Rizal masih mengomel. Jantung Ratih rasanya mau copot mendengar ucapan kasar itu. Tapi, ya sudahlah. Mungkin cinta perlu usaha lebih keras lagi mengambil hatinya, batib Ratih. Dan Ratih tahu, apa yang kini dibutuhkan Rizal ada pada dirinya. Bukankah ini sebuah kesempatan, bukan? Batin Ratih lagi."Udah minta maaf?" Bagas menghampiri Rizal yang bermuka masam. Suara Bagas masih terdengar jelas
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Season 2/ Bab 10a

Rizal langsung kembali ke Jakarta. Selain karena keesokan harinya sudah ada meeting dengan klien, dia pun malas berlama-lama di kampung. Semua orang seolah memojokkannya. Kalau tidak memintanya rujuk, memintanya menikah lagi. Apakah menjadi duda tampak meresahkan, hingga dia harus segera mencari pendamping? “Lang, jam makan siang, ketemuan, yuk,” ajak Rizal melalui sambungan teleponnya. Bukannya meminta dibully oleh sahabatnya ini. Tapi, dia kadang dia juga jenuh jika harus makan siang sendirian. Menu delivery yang dipilihkan asistennya, sering membosankan. “Lagumu. Biasanya sok sibuk!” dengus Gilang. “Kamu yang kesini. Aku kan karyawan. Waktu istirahat nggak banyak. Beda sama bos!” ujar Gilang seraya menekankan kata “BOS” untuk temannya itu. “Bungkus!” Rizal buru-buru bersiap. Jalanan Jakarta saat jam makan siang sering macet. Apalagi perkantoran Gilang yang di pusat kota. Beda dengan kantornya yang di pinggiran. Benar kata Gilang. Enaknya jadi bos, bisa keluar kantor kapan saj
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Season 2/ Bab 10b

“Ya, aku cuma bantuin Ratih saja. Dia kan dulu dekat sama Sekar. Adiknya kapan itu ketemu sama Sekar. Curhat, biasalah cewek-cewek.” “Curhat apa?” “Intinya bapak dan ibunya Ratih pengen segera mantu. Adiknya Ratih yang minta tolong ke Sekar….” “Adiknya Ratih?” “Ah udah lah. Males ngomong sama kamu,” ucap Gilang. Makanannya sudah habis. Dia mengecek arlojinya. Tanda istirahat sudah habis. “Lang….Lang. Bentar, deh!” Rizal ikut berdiri saat Gilang hampir beranjak. “Itu, yang lagi makan di pojok sana, kamu tahu nggak?” Rizal menunjuk dengan dagunya. Gilang tak langsung menoleh. Dia mengambil jeda sejenak, agar tak terlihat sedang mengawasi seseorang. Mata Gilang melebar saat menyadari wanita yang dimaksud Rizal. “Dia kerja sekitar sini?” tanya Rizal lagi. "Nggak tau. Ntar aku tanya Sekar. Tapi emang pujasera di sini, yang makan dari mana-mana." Gilang sudah pergi. Namun Rizal masih belum bergeming. Entah mengapa jantungnya terasa ada yang aneh, demi melihat sekelebat bayang
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Season 2/ Bab 11a

Weekend. Pukul 06.00 pagi. Rizal sudah masuk kompleks perumahan tempat Gilang tinggal.“Siapa, tuh, Mas, pagi-pagi?” tanya Sekar saat mendengar deru mobil yang berhenti depan rumah mereka. Sekar sedang sibuk di dapur. Sementara Gilang bertugas memandikan buah hati mereka secara berurutan.Gilang dan Sekar sengaja tak memiliki ART menginap. Kalau pun ada, cukup untuk bantu-bantu beres-beres yang datangnya hanya saat Sekar sudah pulang kerja. Dia bekerja sehari beberapa jam saja untuk menyapu, mengepel dan menggosok pakaian. Selebihnya, Sekar menghandel semuanya sendiri, termasuk anak-anak biasanya dititipkan di penitipan.Gilang yang sedang memakaikan baju Aidan melonggokkan kepalanya. Dari posisinya, dia bahkan bisa melihat ke depan rumah.“Ngapain si Rizal datang jam segini,” gerutu Gilang.“Rizal?” Sekar mengerutkan keningnya. “Kamu janjian?” tanya Sekar. Dia sudah sebel dengan sosok bernama Rizal yang songong dan nggak punya perasaan. Bisa-bisanya suaminya itu bersahabat.“Nggak. N
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Season2/ Bab 11b

“Lang, kalau bisa, tunda dulu deh, saudaranya Sekar….” Ujar Rizal dengan intonasi yang mengiba. “Eh… pada ngomongin apa, sih?” Sekar yang semula sibuk menyuapi anak-anak, segera menyelesaikan tugasnya dan memberikan kesibukan lain ke anak-anaknya, karena penasaran dengan ucapan Rizal. “Sekar, beneran kalian mau jodohin Ratih sama saudaramu?” Tatapan Rizal beralih ke Sekar. Ibu muda itu sejenak mengerutkan keningnya, lalu matanya beralih menatap tajam ke suaminya minta penjelasan. “Mas, apa maksudnya ini?” Sekar masih menatap suaminya yang lahap makan nasi goreng seafood bikinannya. Gilang nyengir sejenak. “Kemarin aku ketemu Arfan di pujasera. Aku bilang ke Rizal, kalau mau aku jodohin sama Ratih aja, klo dia nggak mau,” jawab Gilang enteng. Sejenak Sekar terdiam mencerna ucapan Gilang. Tapi, beberapa saat kemudian, dia tersenyum. “Oh, iya. Bener-bener… Aku setuju. Pasti mamanya Kak Arfan setuju. Bude kan suka yang keibuan, baik dan matang. Persis Mbak Ratih.” Mendengar pujia
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Season 2 / Bab 12a

Sepulang dari rumah Gilang, Rizal langsung menyendiri di teras. Buru-buru dibukanya HP. Grup SMA yang sudah lama tak dibuka hingga notifikasi warna hijau mencapai angka ribuan, akhirnya dibuka juga. Bukan untuk membaca isinya, tapi mencari nomor seseorang. Dewita Maharani. Sebuah nama, membuatnya berhenti menggulirkan kontak di dalam grup itu. Mendadak jantung Rizal kembali berdebar. Rasanya yang sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Tanpa sadar, ia menekan tombol panggil di nama itu. “Assalamualaikum….” Suara di seberang, membuat degup jantung Rizal tak karuan. Tanpa sadar, Rizal menekan tombol merah. “Tut…tut…tut.” Rizal tersenyum menertawakan dirinya sendiri menyadari tingkah konyolnya. Namun, betapa kagetnya ia, karena nomor yang baru saja dipanggil, justru memanggilnya kini. “Ya, Hallo…?” Jawab Rizal usai menekan tombol hijau. “Ini siapa ya? Barusan panggilan masuk ke telpon aku. Diangkat kok putus.” Suara lembut. Masih sama seperti sepuluh tahun lalu, membuat Rizal menjadi
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Season 2/ Bab 12b

"Aku nggak punya masalah dengannya, Wi." Egonya terlalu tinggi untuk sekedar mengaku salah.Namun, helaan nafas Dewi yang terdengar dari sambungan telepon, membuat Rizal tak enak.Rizal mengenal baik sifat Dewi. Salah satu yang disukai Rizal dari Dewi adalah tak pernah terlihat kecewa, meski melihat hal yang mengecewakan. --“Dasar ya, kamu, Zal. Sudah jelas-jelas salah. Nggak mau ngaku pula. Fixed. Gue nggak akan mau jodohin kamu sama Ratih!” Nadia yang sengaja ditemui Rizal di kantornya, langsung beranjak. Pria itu mengutarakan niatnya“Nad! Nad, tunggu dulu, dong. Jangan main pergi-pergi," cegah Rizal. Untungnya, mereka bertemu di lobi. Di gedung perkantoran tempat Nadia bekerja cukup luas. Ada banyak set sofa yang disediakan di depan akses masuk ke perkantoran itu. “Zal, aku kasih waktu kamu 2x24 jam. Kalau kamu serius, minta maaf dulu sama Ratih. Buang gengsimu. Kalau kamu nggak berubah, anggap aja, percakapan kita tempo hari nggak pernah ada!” ancam Nadia. Bukannya kaget at
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Season 2/ Bab 13a

Rizal pulang duluan sebelum jam kantor selesai. Semua tugas sudah dilimpahkan ke orang kepercayaannya. Kini, dia malah asyik menikmati siomay di belakang gerbang salah satu gedung perkantoran di Jakarta pusat itu.Rizal pun baru tahu, kalau setiap jam pulang kerja, ada pintu gerbang yang dibuka. Lalu lalang kendaraan mulai memadat. Rizal pun sembari duduk di salah satu bangku, matanya awas memindai setiap pegawai yang keluar gerbang dengan jalan kaki.Saat seseorang yang dinantinya datang, Rizal buru-buru beranjak.“Ambil kembaliannya, Pak!” ujar Rizal sambil menyerahkan piring bekas siomaynya ke abang penjualnya. Bahkan, masih ada beberapa potong tersisa di sana.“Tapi, Mas. Ini kebanyakan….” ucap penjual itu sambil menatap uang warna merah yang baru saja diserahkan Rizal. Rizal tak menggubris.Entah kekuatan dari mana, bak terhipnotis, Rizal malah mengikuti Ratih yang berjalan seorang diri. Bahkan Rizal meninggalkan mobilnya begitu saja di pinggir jalan dekat tukang siomay. Dia tak
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Season 2/ Bab 13b

“Hai, Mas. Baru pulang?” Mata Rizal membulat, namun segera ia membuang muka. Bagaimana tidak. Sudah dua tahun dia menduda, kini di depannya ada wanita dengan baju yang baginya terlewat seksi untuk berdiri di hadapannya. Apalagi, aroma parfum yang menguar, membuat konsentrasinya buyar. Bahkan, kali ini dengan berani Desti malah memakai pakaian rumahan, sebagaimana mereka dulu masih pasangan suami istri. Bukannya menjawab, Rizal malah meninggalkannya dan langsung menuju ke dapur. “Kenapa kamu nggak bilang, kalau mamanya Sasti datang, Mbak?” tanya Rizal pada Siti sambil menuangkan air dingin dari kulkas ke gelas. Ia lalu menarik kursi untuk duduk, dan meneguk air itu, hingga tandas. “Bagaimana saya kasih tahu ke kamu, HP saya aja mendadak lenyap,” sahut Siti. Matanya sesekali melirik ke arah ruang depan. Waspada kalau-kalau yang mereka bicarakan terdengar. Rizal menghela nafas. Dia tahu betul karakter mantan istrinya itu. Pasti Desti sengaja mengambil ponsel Siti agar sepupu Rizal
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Season 2/ Bab 14a

Di rumah Gilang.“Din, kamu udah bilang ke Mbak Ratih kalau mau nginep sini?” tanya Sekar.Gadis berusia dua puluh lima tahun itu tengah membantunya menyiapkan makan malam.“Justru aku yang nanya ke Mbak Sekar, nggak papa kan aku nginep sini? Aku sudah kasih tahu ke Mbak Ratih kok. Soalnya aku ada misi ke sini,” ujar Dini sambil meletakkan piring berisi lauk ke meja makan.“Misi apaan?” sela Gilang yang baru keluar dari kamar. Dia sudah berhasil menidurkan dua jagoannya.Setiap habis maghrib, anak-anak biasa langsung ditidurkan. Kalau tidak, Sekar dan Gilang tak akan sempat menyiapkan makan malam. Untunglah malam itu, Dini yang sedang ada pelatihan di Jakarta mampir ke rumah.“Mbak Ratih kan belum nikah, mana bisa aku nanya tentang tips-tips persiapan menikah. Nah, makanya aku ke sini. Mau magang sama Mbak Sekar, sekaligus menyaksikan langsung keluarga muda. Buat siap-siap,” terangnya.“Heleh, kamu salah alamat, Din. Mbak Sekar mana tau persiapan menikah. Dia aja menikah tahu beres,”
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status