Home / Romansa / DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Chapter 131 - Chapter 140

198 Chapters

Season 2/ Bab 19b

“Oh, Iya, Dini. Masih di Jakarta?” Seingat Rizal, adiknya Ratih kerja di luar kota. “Eh, iya, Mas. Kebetulan diperpanjang urusannya. Sekalian ditugasi kantor mengurus sesuatu,” ucap Dini. “Boleh duduk, Mas?” tanyanya. “Oh, iya, silahkan.” Rizal sedikit gagap. Dia masih menerka-nerka, apakah Dini melihat tingkah bodohnya, atau tidak. “Nginep dimana?” Rizal berusaha mencairkan suasana. Dia menutupi diri seolah sama sekali tak tahu kalau di ujung sana ada Ratih. Dalam hati dia menimbang, haruskan berpura-pura, atau malah sekalian berbasa-basi saja. “Kemarin sih di Mas Gilang. Tapi, entar malam mau pulang.” “Ke Yogya?” “Solo, Mas.” Rizal mengerutkan keningnya. “Aku kerja di Solo. Kalau akhir pekan, atau dua minggu sekali klo sibuk, baru pulang ke Yogya.” “Oh…” “Sudah, Mas, makannya?” tanya Dini. Dia tak melihat piring makanan di depan Rizal. Hanya ada minuman, itu pun air mineral. Rizal tergagap. Tadi, dia sengaja nggak pesen makanan, karena pujasera yang ramai. Khawatir tempat
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

Season 2/ Bab 20a

“Eh, Nadia. Kalian belum saling kenal ya?” tanya Rizal sambil menatap Dini dan Nadia bergantian. Dari tatapan Nadia, Rizal sudah dapat menebak, ada kecurigaan tersimpan di sana. “Kenalin, Nad. Ini Dini, adiknya Ratih,” jelas Rizal. Dini melebarkan matanya. Dia ingat, Sekar dan Gilang saat dia menginap, sempat menyebut nama Nadia, meski saat itu dia tak terlalu nyambung. Karena memang saat SMA sepertinya wanita bernama Nadia ini jarang diceritakan oleh Ratih. Beda dengan Dewi atau Sekar yang kerap diceritakan. “Oh, ini Mbak Nadia?” Dini spontan menyodorkan tangannya untuk berkenalan. “Serius adiknya Ratih?” Nadia menatap tak percaya. Beberapa menit lalu, dia baru saja ketemu dengan Ratih. Masak iya, ada adiknya, mereka nggak makan bareng. Minimal janjian. Justru malah Ratih janjian dengannya dan adiknya janjian sama Rizal. Nggak masuk akal! “Nad, kamu tuh sama aku, nggak ada percaya-percayanya sih? Duduk dulu.” Rizal menyodorkan kursi. Dini serasa de javu dengan ucapan Rizal. Ya,
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

Season 2/ Bab 20b

“Jadi, gimana, Nad?” Rizal kembali dari salah satu stand pujasera. Dia mengambil air mineral dingin untuk Nadia. Berharap, kepalanya juga segera mendingin usai meminumnya. Rizal sengaja menaik turunkan alisnya. “Apanya?” Nadia pura-pura tak mengerti. Tangannya sibuk membuka tutup botol air mineral itu. “Proyek kita.” Bibir Nadia mencebik. Kepalanya manggut-manggut. “Jadi, kamu ke sini, membuntuti Ratih?” “Membuntuti Mbak Ratih?” Kini gantian Dini yang keheranan. “Memangnya tadi ada Mbak Ratih?” Dini pikir, Nadia yang mengatakan baru bertemu Ratih bukan di tempat itu. Mata Dini memindai sekitar. Lalu, tatapannya terhenti pada Rizal yang malah tertawa renyah, tanpa merasa bersalah. “Ini namanya takdir, Nad. Kayak kita bertemu bertiga. Nggak janjian, tapi dipertemukan di sini. Mana tahu, ada takdir-takdir baik lain yang segera akan menghampiri.” Ucapan Rizal yang sok bijak, membuat Nadia jengah. “Termasuk, kamu akhirnya menyerah, kan? Kamu lebih suka membangun istana di surga, ka
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Season 2/ Bab 21a

Sedetik, mata Nadia melebar saat menyadari kaca-kaca yang mulai terbentuk di mata Rizal. Wajah teman SMAnya itu sudah nyaris memerah. Nyata terlihat tersimpan sesuatu yang melankolis di sana. Padahal, sebelumnya, Rizal sering terlihat tak berperasaan jika membahas soal Ratih. Nadanya selalu sengak dan tak menyenangkan.Namun, dibalik itu, Nadia sedikit tak percaya. Rizal sekarang, beda dengan Rizal yang dulu. Penampilannya saja sudah 180 derajat berbeda. Bagaimana bisa istrinya mencintai pria lain?Apa kurangnya dari seorang Rizal? Pebisnis sukses. Fisik juga lumayan. Kepribadian juga lumayan, meski sering bertingkah menyebalkan sebagai seorang teman.“Aku tak pernah menyangka, mamanya anakku masih menunggu mantan pacarnya. Bahkan aku tak pernah tahu,” sesal Rizal.Dulu, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dulu dia menyangka semua wanita yang telah menikah, akan menutup rapat semua masa lalunya dan tak memberi ruang untuk cinta yang lain. Namun, nyatanya dia salah besar.“Tapi, aku
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Season 2/ Bab 21b

Rizal baru saja memasuki kantornya saat pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang duduk di sofa di dalam ruangannya. “Buat apa kamu ke sini, Des? Kita sudah nggak punya hubungan kan?” Desti tersenyum miring. “Bahkan, semua asset perusahaan ini masih milik keluargaku. Kamu bilang kita nggak punya hubungan?” tantang Desti. Darah Rizal serasa naik ke ubun-ubun mendengar ucapan mantan istrinya itu. “Des, dulu kamu aku minta urus perusahaan ini kamu menolak. Bahkan, kamu lebih memilih bekerja di tempat lain yang akhirnya menjerumuskanmu. Kini, kamu bangga dengan asset perusahaan ini. Jangan bilang kamu sedang merencanakan sesuatu ya?” Rizal menatap tajam. Dulu dia sangat memuja wanita di hadapannya itu. Namun, benar kata orang, cinta dan benci itu sekatnya sangat tipis. Tak ada cinta tersisa. Bahkan, hanya kebencian. “Aku sudah berubah, Mas.” Intonasi suara Desti berubah lembut. Namun itu tak pengubah apapun di telinga Rizal. Desti berdiri menghampiri Rizal. Namun, pria itu me
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Season 2/ Bab 22a

Aroma sup menguar hingga ke teras rumah Gilang, membuat perut Rizal meronta-ronta. “Jam segini, belum ada komando makan, Lang?” tanya Rizal sambil mengintip putaran jarum di arlojinya. “Gara-gara ada kamu, jadwal makan malam kita terhambat,” gerutu Gilang. Biasanya, Sekar dan Gilang berbagi tugas. Gara-gara ada duda tak diundang, Sekar harus rela menghandel beberapa tugas agar suaminya bisa segera menemui sahabatnya itu. Belum hitungan sepuluh, kepala Sekar sudah menyembul di pintu. “Panjang umur….” Tanpa dipersilahkan Rizal sudah bangkit dari duduknya. “Kamu bisa lapar juga, Mas?” Sindir Sekar. “Emang kamu pikir, perutku terbuat dari apa?” Tanpa petunjuk, Rizal sudah tahu arah ruang makan. Bukan sekali dua kali dia mampir dan ikut makan di rumah sahabatnya itu. Meski Sekar sering terlihat manyun, Rizal tak peduli. Dia sudah menganggap rumah sahabatnya itu rumah sendiri. Sekar tak memedulikan pertanyaan Rizal. Dia langsung mengambilkan Gilang nasi dan lauknya dan meletakkan pir
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

Season 2/ Bab 22b

“Zal, ini gimana? Kok Prita datang-datang malah bilang ke orang-orang kamu mau rujuk?” Suara ibu Rizal dari seberang. “Bilang ke siapa?” tanya Rizal. Keningnya berkerut. Namun otaknya bisa berfikir jernih. Prita pasti sedang bersekongkol dengan Desti. Apapun bisa mereka perbuat. Tapi, Rizal tak mau kalah. Apalagi kehabisan akal. “Ya saudara-saudara. Katanya kamu ngajak rujuk. Kita suruh siap-siap. Bikin tasyakuran.” Meski awalnya kesal, bisa-bisanya Prita mengarang kalau dia yang mengajak rujuk, namun, Rizal tersenyum mendengar kalimat terakhir ibunya. “Oh tentu. Kita akan segera bikin tasyakuran. Tapi, bukan pernikahan aku dan Desti. Tapi, sama orang lain.” “Sudah lah, Zal. Kamu jangan ngawur,” sahut sang ibu. “Ibu ini. Bukannya mendoakan, malah nggak percaya,” protes Rizal dengan suara bersungut-sungut. “Prita itu sudah bilang-bilang ke saudara-saudara kamu. Kalau kamu sama Desti mau balikan,” terang ibunya lagi. “Nggak usah ditanggepi,” sahut Rizal. “Anak ibu aku atau si Pr
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

Season 2/ Bab 23a

“Lhah, panjang umur. Paklik baru mau ke rumah. Kalian malah ke sini,” ucap Pak Rustam saat melihat Hasan dan Dini, kakak beradik keponakannya itu datang. “Tau tuh, Pak Lik. Dini maksa banget ke sini. Mana saya juga dipaksa pulang. Padahal kan minggu ini jadwal Dini,” sungut Hasan. “Masuk dulu. Duduk. Belum-belum kok sudah berantem.” Dua kakak beradik, Hasan dan Dini segera masuk. Mereka sudah menganggap rumah itu seperti rumahnya sendiri. PakLiknya, tinggal di kampung itu karena mendapatkan jodoh buliknya yang asli orang situ. Makanya, keduanya juga baru kerap mampir ke situ setelah pakliknya menikah. “Pak Lik. Kenal yang namanya Mas Rizal?” Baru duduk, Dini sudah membuka pembicaraan. “Minum dulu. Kok langsung serius amat.” Wanita berusia kepala empat itu mendekat dengan membawa baki berisi empat gelas es campur. Dini hampir lupa, belum menyapa buliknya yang begitu mendengar motor berhenti, langsung memesankan minuman dari warung tetangga. Salah satu yang Dini suka, minum es c
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Season 2/ Bab 23b

“Alasannya?” kejar Dini. “Satu, dia duda. Dua, dia pernah menyakiti Mbak Ratih. Tiga, dia pernah gagal berumah tangga. Masih kurang?” sebut Hasan. “Dan semua orang juga tahu, kalau Mbak Ratih trauma gara-gara Rizal itu,” lanjut Hasan. “Jadi, benar Mas Rizal yang membuat Mbak Ratih trauma?” tanya Dini. Di rumah, mereka sering merasa prihatin dengan Ratih. Ratih yang tak pernah dekat dengan lelaki. Ratih yang seperti tak memikirkan jodoh. Tadinya, Dini hanya merasa, mungkin kakaknya itu hanya introvert saja. Apalagi, orang rumah juga tidak pernah mendiskusikan apapun. “Nah, kamu baru tahu kan? Masih ngarep Mbak Ratih nikah sama dia?” tanya Hasan. “Din, aku ini anak laki-laki satu-satunya di keluarga kita. Dengan sekuat tenaga, akan aku jaga adik dan kakakku. Kamu ngerti kan?” lanjut Hasan. “Tapi, Mas….” Dini masih ragu. Dia kembali mengingat obrolannya dengan Sekar. Mirip dengan Hasan, Sekar tak begitu tertarik menjodohkan Ratih dengan Rizal. Namun, kalau dia ingat Rizal hari it
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Season 2/ Bab 24

Hasan dan Dini pulang bersama dengan Paklik dan Buliknya. Hasan tetap pada pendiriannya. Berbeda dengan adiknya yang justru menjadi galau. Kadang dia termakan ucapan kakaknya, tapi tak jarang dia pun setuju dengan ucapan Pakliknya. Sementara itu, di rumah orang tua Rizal beberapa hari sebelumnya, “Bu, ini namanya Ratih. Dia teman SMAku. Keponakan Pak Rustam yang tinggal di ujung gang. Ibu dan Bapak cari tahu saja tentang dia. Kalau Rizal sih, yes,” ucap Rizal dari ujung telpon usai mengirim gambar Ratih. “Ini bukan masalah yes atau no, Zal. Kamu juga harus tahu diri siapa kamu. Jangan bikin bapak dan ibumu malu,” ucap sang Ibu. Wanita itu masih memperhatikan foto yang dikirim putranya melalui HPnya, sementara yang digunakan menelpon adalah HPnya sendiri. “Insyaalloh ibu nggak malu. Malah ibu bakal berterimakasih sama Rizal nanti.” Masih saja nada jumawa terdengar dari suara putranya. “Pokoknya ibu sama bapak ngobrol aja deh sama Pak Rustam, sampai OK ya. Klo dah OK, kabari Rizal
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status