"Nyonya, nyonya sudah sadarkan diri."Seketika bibir Susan tersenyum lebar, di dorongnya pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu."Kakak." Panggil Susan sambil berlari menghampiri Zeira yang terbaring di atas tempat tidur.Kedua wanita cantik itu berpelukan sambil menumpahkan air mata. "Kakak, aku sangat khawatir," ucap Susan."Maafkan kakak, San." Sahut Zeira.Zeira melepaskan pelukannya dari Susan, "Azka dan mas Anjas di mana?""Azka di rumah kak." Jawab Susan."Mas Anjas?" Zeira kembali bertanya.Wajah Susan seketika berubah, ditariknya napas dalam-dalam, lalu dibuang melalui mulut. "Kakak di kantor," jawabnya dengan asal."Ow..."Wajah Zeira terlihat kecewa, tangannya bergerak mengelus perut buncitnya."Kakak jangan sedih ya? kak Anjas memang lagi sibuk. Nanti kalau urusannya sudah selesai, pasti datang." Susan terpaksa berbohong demi kebaikan Zeira.Zeira tersenyum sambil menganggukkan kepala, ia bersikap seolah-olah percaya dengan ucapan Susan. Namun sesungguhnya, Zeira tahu kal
Read more