Home / Romansa / Bos angkuh itu ternyata ayah anakku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Bos angkuh itu ternyata ayah anakku: Chapter 111 - Chapter 120

125 Chapters

Tuan, tuan. Jangan tuan.

"Bukan aku yang keterlaluan Saddam. Tapi, kamu yang terlalu bodoh." Sahut Bella."Iya, aku memang terlalu bodoh." Timpal Saddam. "Tapi aku tidak akan tinggal diam Bella." Lanjutnya.Bella tersenyum, di tatapnya Saddam dengan tatapan menjijikkan. "Apa kamu akan mengatakan yang sebenarnya? terus, apa kamu pikir Anjas akan percaya?" ucapnya sembari bertanya."Iya, aku akan mengatakan semuanya kepada Anjas, dan aku akan mengatakan kalau kamu bukanlah Imel melainkan Bella." Ancam Saddam. IniMemang benar, Imel adalah Bella. Wanita cantik berhati iblis itu sengaja melakukan operasi plastik 2 bulan yang lalu di luar negeri. Semua itu ia lakukan demi melancarkan rencananya untuk merusak rumah tangga Anjas dan Zeira."Silahkan, aku tidak takut Saddam. Lagipula, Anjas tidak akan percaya dengan ucapan kamu, karena kamu tidak memiliki bukti sama sekali." "Kita lihat saja." Sahut Saddam.Setelah mengatakan itu, Saddam langsung pergi meninggalkan apartemen dan kembali ke kantor. Sebenarnya ia ing
Read more

Ow...ah...ini nikmat Anjas.

"Nyonya, nyonya sudah sadarkan diri."Seketika bibir Susan tersenyum lebar, di dorongnya pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu."Kakak." Panggil Susan sambil berlari menghampiri Zeira yang terbaring di atas tempat tidur.Kedua wanita cantik itu berpelukan sambil menumpahkan air mata. "Kakak, aku sangat khawatir," ucap Susan."Maafkan kakak, San." Sahut Zeira.Zeira melepaskan pelukannya dari Susan, "Azka dan mas Anjas di mana?""Azka di rumah kak." Jawab Susan."Mas Anjas?" Zeira kembali bertanya.Wajah Susan seketika berubah, ditariknya napas dalam-dalam, lalu dibuang melalui mulut. "Kakak di kantor," jawabnya dengan asal."Ow..."Wajah Zeira terlihat kecewa, tangannya bergerak mengelus perut buncitnya."Kakak jangan sedih ya? kak Anjas memang lagi sibuk. Nanti kalau urusannya sudah selesai, pasti datang." Susan terpaksa berbohong demi kebaikan Zeira.Zeira tersenyum sambil menganggukkan kepala, ia bersikap seolah-olah percaya dengan ucapan Susan. Namun sesungguhnya, Zeira tahu kal
Read more

Kamu mencintainya?

Tepat pukul 8 pagi, Zeira sudah meninggalkan kediaman Wijaya. Dengan wajah kusam dan mata bengkak, ia menemui dokter spesialis kandungan. Tetapi sebelum ke rumah sakit, Zeira terlebih dahulu mengantarkan Azka ke sekolah. Kedatangan Zeira ke rumah sakit, tentu membuat dokter yang menanganinya selama ini, merasa terkejut. "Selamat pagi buk, silahkan duduk." Dokter mempersilahkan Zeira untuk duduk."Terima kasih dokter." Balas Zeira."Ada yang bisa saya bantu buk Zeira?"Hem...Zeira berdehem sebelum membuka mulut. "Begini dokter, saya datang kemari untuk melakukan operasi sesar," ucapnya tanpa basa-basi.Wajah dokter seketika berubah, ia terkejut sekaligus bingung dengan permintaan Zeira. "Maaf buk, melakukan operasi hari ini! aku rasa belum waktu yang tepat. Selain kondisi ibu yang belum stabil! usia kandungan ibu juga masih 8 bulan." Dokter menolak secara halus."Aku sudah baik dokter," ucap Zeira."Tapi bu, usia kandungan ibu baru 8 bulan. Jika memang ibu harus operasi! kita tunggu
Read more

Tolong hentikan Zeira, aku mohon.

Satu Minggu telah berlalu, selama satu Minggu ini Anjas jarang pulang ke kediaman Wijaya. Ia hanya datang sebentar untuk melihat putranya Azka, setelah itu langsung pergi tanpa bertemu dengan Zeira."Mamah...." Panggil Azka. Anak menggemaskan itu berlari dari pintu untuk mengejar ibunya."Sayang mamah." Zeira mencium kedua pipi Azka, dan mengecup keningnya."Mamah mau ke mana?" Tanya Azka, karena melihat Zeira berpakaian rapi.Zeira tersenyum. "Enggak ke mana-mana sayang," ucapnya."Tapi, kok mamah udah rapih?" Azka kembali bertanya.Zeira menungkupkan kedua telapak tangannya di wajah Azka. "Biar mamah kelihatan lebih cantik," ucapnya."Oow, mamah memang cantik pakai baju ini." Timpal Azka."Terima kasih sayang." Zeira kembali mencium kedua pipi putranya. "Yasudah, sekarang anak mamak berangkat sekolah ya?" Lanjutnya."Ok mamah."Azka mencium kedua pipi ibunya, dan punggung tangannya. Setelah itu ia berangkat ke sekolah bersama pelayan Indri.Setelah mobil yang membawa Azka tidak ter
Read more

Ada apa dengan tuan?

Setibanya di rumah sakit, Susan bergegas menuju resepsionis. Alangkah terkejutnya Susan saat mendengar kalau Zeira sudah 45 menit masuk ke ruangan operasi.Ia segera menghubungi Asep dan Indri, memintanya datang ke rumah sakit untuk menemaninya."Apa yang terjadi kepada nyonya?" Indri langsung bertanya saat ia tiba di rumah sakit.Begitu juga dengan Asep, "Apa yang terjadi nyonya?""Tidak terjadi apa-apa bi, pak." Sahut Susan yang duduk di kursi besi, dengan wajah pucat."Terus, kenapa nyonya dioperasi?" Indri kembali bertanya.Susan menarik napas dalam-dalam, "Kak Zeira melakukan operasi sesar."Asep dan Indri terkejut, yang mereka tahu! selama ini Zeira berniat untuk melahirkan secara normal. Tetapi kenapa tiba-tiba dioperasi? apa karena kandungannya bermasalah? hingga operasinya dilakukan mendadak seperti ini? pertanyaan itulah yang muncul di kepala Asep dan Indri.Tetapi keduanya tidak berani bertanya, karena melihat wajah Susan yang begitu khawatir."Pak Asep, apa kak Anjas ada
Read more

Ya Tuhan, kamu tidak adil.

Tepat pukul 7 malam, Asep dan Saddam tiba di rumah sakit. Keduanya tidak masuk ke ruangan Zeira, mereka menunggu di luar dan Susan yang ke luar untuk menemui.Susan memalingkan wajah saat melihat Saddam duduk di samping Asep. Ia kesal kepada pria tampan itu, jika bukan karena Saddam! mungkin semua ini tidak akan terjadi."Bagaimana pak Asep?" Tanya Susan."Mobil tuan masih di kantor polisi nyonya." Jawab Asep."Bukan itu maksudku pak. Tapi mayat kak Anjas di mana?" Susan memperjelas maksudnya.Asep mengusap air mata dari kedua pipinya, "Jasadnya tidak ditemukan nyonya, karena habis terbakar bersama mobil." "Cukup pak, cukup," ucap Susan. Ia tidak kuat untuk mendengarnya.Saddam bangkit dari tempatnya, melangkah menghampiri Susan dan duduk di sampingnya. Tangan kanannya mengelus pundak wanita cantik itu dengan lembut. "Jangan sentuh aku," ucap Susan sambil menepis tangan Saddam. "Semua ini terjadi karena kamu. Apa kamu sudah puas?" Lanjutnya."Susan, dengarkan aku dulu. Ada hal penti
Read more

Tapi wajahnya enggak kan?

Enam bulan telah berlalu, kenyataan pahit itu masih menyelimuti kediaman Wijaya. Terutama Zeira dan kedua anaknya, bahkan sampai saat ini Azka masih sering menagis mencari ayahnya.Seperti pagi ini, Zeira harus berusaha keras membujuk putranya."Sayang, kamu harus makan, katanya mau jadi anak pintar! kalau gak mau makan, gimana mau pintar," ucap Zeira untuk membujuk putranya."Aku rindu papah." Sahut Azka.Zeira menaruh piring yang ada ditangannya ke atas meja. Lalu memeluk Azka dengan erat dan penuh kasih sayang."Mamah juga rindu papah sayang." Balas Zeira.Keduanya saling berpelukan dan menumpahkan air mata."Jangan sedih dong, aunty jadi ikut sedih," ucap Susan."Kakek juga ikut sedih." Timpal Barata. Pria paruh baya itu sudah kembali dari Singapura, setelah mendengar kabar kematian menantunya. Lagipula kondisi Barata sudah sembuh 80 persen. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menghentikan pengobatannya. Ia ingin menjaga dan menemani kedua putrinya.Azka melepaskan
Read more

Tapi sayang, mau sampai kapan kamu larut dalam kesedihan?

Semenjak melihat raut wajah Saddam yang begitu tegang! Susan merasa ada sesuatu yang aneh dengan pria tampan itu."Kak, kamu lihat gak wajah Saddam?" Tanya Susan kepada Zeira."Enggak, kenapa?" Zeira balik bertanya."Aku merasa ada yang aneh deh." "Aneh bagaimana? kakak rasa gak ada yang aneh." Bantah Zeira."Aku merasa wajah Saddam sedikit tegang, saat kakak mengatakan bertemu dengan pria yang mirip dengan kak Anjas." "Masa sih?" Ucap Zeira."Iya, aku enggak bohong kak." Susan mengangkat dua jari tangannya sebagai tanda serius.Zeira tersenyum tipis, "Mungkin Saddam merasa lelah, karena akhir-akhir sering lembur. Jadi wajar kalau wajahnya terlihat tegang atau pucat." Zeira berpikir positif, walupun ia tidak nyaman dengan keberadaan Saddam di rumah itu! tapi Zeira sama sekali tidak pernah berpikir buruk terhadapnya....................Pukul 6 pagi, Saddam sudah meninggalkan kediaman Wijaya. Pria tampan itu mengemudi mobilnya sendiri tanpa sopir pribadi.Biasanya setiap hari Minggu
Read more

Ma...ma...mas, Anjas.

Satu bulan telah berlalu, hingga saat ini Zeira belum menerima permintaan ayahnya untuk menikah. Bahkan selama satu bulan ini, ia lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Tok....tok....tok... Suara ketukan pintu menyadarkan Zeira dari khayalan.Ia bangkit dari kursi, melangkah untuk membuka pintu. Wajahnya sedikit kesal saat melihat ayahnya berdiri di sana. Zeira tahu tujuan ayahnya datang menemuinya, pasti untuk membujuknya agar menikah dengan Saddam."Apa papah boleh masuk?" Tanya Barata sambil tersenyum."Hm..." Sahut Zeira seiring dengan anggukan kepala."Apa papah datang kemari untuk membahas tentang pernikahan?" Todong Zeira setelah mereka duduk di sofa.Barata menggelengkan kepala, ia menatap Zeira sambil tersenyum. "Tidak sayang, papah datang kemari untuk mengajakmu menemani papah ke rumah sakit.""Apa papah sakit?" Zeira terlihat panik dan khawatir."Tidak sayang, papah hanya ingin cek. Soalnya akhir-akhir ini jantung papah sering berdegup kencang." Zeira bangkit dari tem
Read more

Dokter, apa ini benar-benar istri pak Anjas?

Keputusan Zeira untuk menikah dengan Saddam sudah bulat. Namun ia meminta pernikahan mereka hanya di laksanakan di kantor KUA tanpa adanya resepsi."Kak, apa kamu sudah yakin?" Tanya Susan.Saat ini kedua wanita cantik itu sedang duduk di taman sambil menemani Azka bermain."Sudah." Jawab singkat Zeira.Susan menarik napas dalam-dalam. "Jika kakak belum yakin! kakak berhak untuk menolaknya. Cobalah bicara dengan papah." "Tidak Susan, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada papah." Bantah Zeira."Kakak, jangan memaksakan diri hanya untuk sesuatu. Aku tahu kamu sangat menyayangi papah, itu sebabnya kamu setuju untuk menikah dengan Saddam. Tapi percayalah kak, pernikahan kamu dan Saddam tidak ada hubungannya dengan penyakit papah.""Tapi San.....""Tidak ada tapi-tapian, berpikirlah karena masih ada waktu satu bulan lagi." Setelah mengatakan itu, Susan langsung pergi.Sementara di tempat lain, Bella dan Anjas sudah berada di dalam pesawat. Keduanya terbang menuju Inggris untuk m
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status