Kaisar menyugar rambutnya dengan kasar. Walau enggan memikirkan ini, tapi kalimat Erika kemarin malam terus-terusan terlintas dibenaknya. Membuat dirinya tidak bisa bekerja dengan benar hari ini. Disatu sisi, Kaisar enggan menghamili istrinya, tapi dia harus melakukannya demi kelangsungan perusahaan yang sudah lumayan membaik ini. Disisi lain, dia tidak ingin bersama dengan Erika. Tapi entah mengapa, dirinya selalu berakhir di penthouse perempuan itu. “Apa sih yang kau pikirkan?” tanya Flora dengan nada ketus karena panggilannya sedari tadi diacuhkan. “Oh, maaf.” Kaisar langsung mendesah karena suddah semalam ini, tapi dia masih tidak fokus juga. “Biarkan saja dia Flora. Pasti pekerjaan di kantor hari ini banyak, jadi Kai kelelahan,” seorang pria yang duduk di depan Kaisar berbicara. “Ya. Belakangan ini memang sedang banyak kerjaan, Pa,” Kaisar menyahuti ayah mertuanya.
Read more