Semua Bab Aku (Bukan) Jodohnya: Bab 81 - Bab 90

138 Bab

Bab 44B

Aku menghempaskan seluruh bobot diriku ke kursi di samping Gita. Dia sedang menunduk menatap layar ponsel dengan kepala bertumpu tangan kiri dan tangan lainnya menggeser-geser layar benda hitam itu."Git, yuk, kita pulang!" Aku sudah tak nyaman berada di tempat itu berlama-lama. Rasanya ingin kubuang semua kenangan, tetapi gagal lagi untuk kesekian kali jika aku bertatap muka langsung dengannya. Bukan waktu yang singkat bagiku. Delapan tahun sudah kita memutuskan harus move on dari masa lalu. Namun, mengapa dia masih mencariku? "Key, mau ke mana?" Tisna berdiri di dekatku saat aku baru beranjak dari duduk."Eh, Tis. Aku baru saja mau nyari kamu, kita mau pamit dulu. Udah malam juga. Makasih, ya, untuk undangan makan malam ini," ucapku membuat Tisna menoleh ke kanan ke kiri, seperti mencari seseorang."Bentar dulu, Key, kamu jangan pulang dulu. Ini 'kan lagi hujan, bentar ya ...." Matanya terus mengedar ke seluruh ruangan dengan memicingkan mata. Aku pun tidak tahu apa yang dicarin
Baca selengkapnya

Bab 45A

"Ayo, Bun. Kita ikut Om Ronald aja." Gita mengapit lengan bundanya, mengajak ke pilihan tumpangan yang ditawari Ronald kemudian dia memberi anggukan kecil menandakan setuju."Tis, kayaknya aku ikut Mas Ronald aja, sekalian bahas les." Wanita itu menoleh ke Tisna, tak berani beralih ke Bastian lantaran tak mau melihat kekecewaan di wajahnya. Jujur, itu hanya sebuah alibi saja bahas les untuk Gita, dia hanya ingin menghindari kebersamaan dengan Bastian dan tawaran aneh Tisna."Oh, ya, sudah, kalo itu keputusanmu. Kalian hati-hati di jalan, ya." Tisna pasrah dengan keinginan Keysha sembari menepuk bahunya beberapa kali lalu melayangkan senyuman tulus."Jangan lupa cancel-in dulu taksi yang sudah kamu order. Khawatirnya sudah menuju ke sini, eh, taunya di-PHP-in kamu." Ronald terkekeh sambil mengingatkannya. Tak usah ditanya lagi bagaimana kondisi hatinya sekarang. Ada pelangi yang bergelayut indah di dada lantaran senangnya bukan main, merasakan kemenangan berpihak padanya. Keysha me
Baca selengkapnya

Bab 45B

"Yuk, udah siap?" Lelaki yang berstatus papa Abel sudah berada di butik ketika Keysha sedang briefing dengan kedua karyawannya. Dia sedang bertanya kepada Gita."Gita, sih, sudah siap, Om. Tapi Bunda lagi meeting ama Mbak Shinta dan Mbak Sari. Mungkin bentar lagi," sahut Gita sambil berpegangan tangan dengan Abel. Hubungan persahabatan mereka dekat, ternyata. Keduanya terus melengkungkan bibir dan hati kedua gadis itu girang karena mereka akan berlibur bersama. Jarang sekali momen itu terjadi, karena Abel selalu tidak diizinkan bersama Daddy-nya di weekend. Namun, hari itu entah bagaimana cara Abel meluluhkan hati Mommy-nya.Keysha menghampiri kedua gadis itu sedang menari ala-ala tik-t*k di ponsel setelah meeting-nya sudah selesai."Hey, udah dance-nya?" Dia memberi isyarat kepada kedua gadis itu untuk menghentikan permainannya. Dia buru-buru karena waktu sudah menunjukkan angka sepuluh lewat. Gita pun langsung meraih ponsel yang sengaja disandarkan di botol mineral kala menari be
Baca selengkapnya

Bab 46A

POV BastianSetelah empat tahun di Jepang mengembangkan bisnis, akhirnya aku pulang ke Jakarta. Aku bertunangan dengan gadis pilihan Ibu yang sudah sekian kali memaksaku untuk mengakhiri masa perjaka.Tisna adalah menantu pilihan Ibu, salah satu anak dari sekian banyak teman arisannya. Gadis yang cantik, energik, manja, humoris dan perhatian. Namun, semua kelebihan yang dimilikinya tidak bisa membuatku seratus persen mencintainya. Di dalam benakku hanya ada Keysha, Keysha dan Keysha. Aku masih mengharap suatu saat jika ada celah, aku harus memilikinya.Bahkan, sebelum pernikahan terjadi, aku mencari keberadaannya setelah mendengar kabar Ikbal meninggal karena menjadi korban pembunuhan. Aku berharap bisa mengganti posisi Ikbal kala itu, tetapi apa? Wanitaku hilang bagai ditelan bumi. Tidak ada yang tahu keberadaannya. Bahkan Ayu pun kehilangan jejaknya. Akses sosial media dan nomor whatsapp miliknya tidak aktif sama sekali.Niat membatalkan pertunangan dengan Tisna setelah aku menemuk
Baca selengkapnya

Bab 46B

"Iya, Keysha temanku yang kemarin. Tahu nggak, Mas. Dia itu wanita mandiri, pekerja keras, tegas, dan cantik. Tipe-tipe wanita idaman kamu." Nada Tisna seperti dibuat-buat. "Tipe aku ya, kayak kamu, Tis. Kamu wanita sempurna di mataku." Aku berusaha tidak terpancing oleh ucapan Tisna dengan memujinya."Aku belum kasih bayi buat kamu, Mas. Aku bukan wanita sempurna."Aku menoleh ke wajahnya yang mulai suram. Dia selalu begitu tatkala sudah membahas keturunan. Padahal, aku tidak pernah mengeluh atau mendesaknya untuk segera memberiku keturunan. Ibu, iya Ibu yang selalu menagih cucu. Mungkin karena itu, dia jadi sedikit tertekan."Sempurna atau tidak, bukan dinilai dari bisa memberi keturunan atau tidak. Sudah berapa kali aku bilang sama kamu. Kalau belum dikasih sama Tuhan, kita bisa apa? Pasrah dan ikhtiar terus. Jangan pikirin yang aneh-aneh. Yang penting, jaga kesehatanmu, jangan stress biar nggak drop lagi."Keysha memang wanita masa laluku, tetapi Tisna adalah wanita masa depanku.
Baca selengkapnya

Bab 47A

"Hai, Key." Tisna menyapa kala melihat Keysha menghampirinya."Hai, kok kalian?" Keysha merasa heran melihat kedatangan mereka yang mendadak. Biasanya kalau datang, Tisna akan menghubunginya terlebih dahulu."Tadi aku ke butikmu, kata Shinta kamu ke sini," sahut Tisna sambil matanya mengedar ke seluruh ruangan. "Biasanya kalau datang, kamu kabarin aku dulu 'kan?" Pandangan Keysha beralih ke suaminya yang berdiri tak jauh dari Tisna. Dia memasang wajah biasa dan tak mau menyapanya. Lelaki itu tampak santai melipat tangan di depan dada. Sama dengan Tisna, manik matanya menyapu ke seluruh ruangan kemudian beralih kepada wanita pemilik butik. Buru-buru pandangan Keysha berbelok ke arah lain setelah kedua pasang mata mereka bertemu sepersekian detik."Kamu bareng Mas Ronald? Ke mana dia?" Pertanyaan itu membuat Keysha menautkan kedua alis, merasa mengapa Tisna tahu segala hal tentangnya."Lagi jalan sama Abel dan
Baca selengkapnya

Bab 47B

Setelah kepergian mereka, Keysha menyandarkan tubuh ke punggung kursi, memejamkan mata sejenak menghilangkan amarah yang hampir meledak-ledak. Dia lelah harus berpura-pura menyatakan kalau dia baik-baik saja. Hatinya selalu begejolak jika sudah bertemu dengan mantan. Apa lagi mengingat rencana Tisna yang akan menjodohkan suaminya itu. Penolakan demi penolakan, tetapi tetap saja seolah Tisna sengaja mempertemukan mereka dan mengacuhkan penolakannya.Dia tidak mau merusak mahligai pernikahan orang, terlebih itu teman baiknya sendiri. Atas dasar apa Tisna menginginkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangganya. Dia masih waras mempertimbangkan omongan orang bahwa dialah orang ketiga dalam rumah tangga Tisna, meski direstui wanita itu. Tetap saja, dia tidak mau mendengar cibiran masyarakat yang masih tabu akan masalah itu.Hari semakin sore, jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan angka enam lewat. Ronald, Abel dan Gita sudah berada di d
Baca selengkapnya

Bab 48A

Lelaki tampan itu bingung bagaimana mengeluarkan kalimat yang cocok untuk menjawab pertanyaan istrinya. Apakah dia akan mengaku atau memilih bohong seperti yang dilakukan Keysha kepada mereka."Kebetulan mungkin, apa benar kamu suka sup kepala ikan?" Mata Bastian tertuju ke arah wanita di hadapannya. Jawaban sedikit beralibi, menanyakan sesuatu yang dia sudah tahu jawabannya. Keysha yang mendapatkan serangan itu tiba-tiba ikut salah tingkah, entah bagaimana menjawab pertanyaan itu."Em, tadi aku pesan itu buat Gita. Gita suka sup kepala ikan."Keysha berusaha bersikap tenang, mencoba menetralisir perasaan yang sudah berkecambuk di rongga dada."Bunda nggak suka, emang? Kan, Bunda sering masak sup ikan di rumah?" bisik Gita pelan tetapi masih bisa terdengar samar-samar di telinga mereka.Kini, semua mata terpaku tertuju padanya, meminta penjelasan lebih dalam. Tatapan mereka kepada Keysha seperti tatapan yang ditujukan kepada mal
Baca selengkapnya

Bab 48B

Nada Keysha datar tanpa menoleh ke arahnya. Lalu, Tisna langsung merangkul bahunya dengan gemas."Makasih ya, Key," bisiknya.Tak lama kemudian, Ronald menghampiri dengan bungkusan coklat di tangannya. "Thanks, Dad." Setelah menerima bungkusan itu dari papanya, ada senyuman yang manis terlukis di wajah Abel karena keinginannya dikabulkan. Begitu juga dengan Gita. Kedua anak gadis itu mempunyai kesamaan hobi makan."Nih, buat kamu." Minuman soda dingin disodorkan Ronald kepada Keysha. Dengan ragu, dia menerimanya. Jujur, dia tidak begitu suka dengan minuman dingin bersoda. Kondisi fisik tubuhnya tidak bisa menerima minuman jenis itu sebab bisa memicu alergi paru-paru jika dia meneguknya. Namun, ada rasa sungkan jika dia menolak pemberian lelaki yang mencintainya itu. Dia tidak ingin membuatnya kecewa karena menyia-nyiakan ketulusannya."Kalau tubuh tidak bisa menerimanya, jangan sekali-kali kamu meminumnya." Suara ketus itu berasal dari Bastian set
Baca selengkapnya

Bab 49A

"Key!"Bastian yang panik melihat kondisi seperti itu langsung keluar kamar dan menuju ke kamar pribadinya. Dia mencari sesuatu di lemari obat yang ada di ruangan itu. Setelah mendapatkan apa yang dicari, bergegas dia kembali ke kamar di mana Keysha membutuhkan pertolongan."Tis, kamu tolong oles dan pijat daerah ini." Bastian memperagakan ke punggung sebelah kiri istrinya. Di situ ada satu titik meridian akupuntur yang akan membangkitkan organ paru-paru."Ini." Dia menuangkan cairan kental di telapak tangan istrinya.Tisna pun memasukkan tangan di balik baju Keysha tepat di posisi punggung kirinya. Bastian sungkan melakukannya sendiri, tak mungkin rasanya dia menyentuh kulit tubuh wanita itu secara langsung."Key, ini hirup." Bastian meletakkan cairan minyak kayu putih tepat di bawah lubang hidungnya. Level kecemasan masih tercetak di wajah kala melihat kondisi wanita itu yang masih berusaha mengatur napas pendeknya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status