Semua Bab Aku (Bukan) Jodohnya: Bab 71 - Bab 80

138 Bab

Bab 38

"Kamu sedang mikirin apa?" Suara khas lelaki itu membuyarkan lamunan Tisna. "Enggak pikirin apa-apa kok, Mas." Tisna berusaha menjawab dengan tenang.Lelaki berkacamata itu baru masuk ke kamar dan mendapatkan si istri seperti memikiran sesuatu, sampai-sampai kehadirannya tidak diketahui wanita itu."Jangan lupa saran dari dokter. Kamu tidak boleh terlalu capek dan tidak boleh stress." Lelaki yang bergelar suami itu merebahkan tubuh di kasur, di sampingnya. Lalu, ia meletakkan kacamata di atas nakas di samping kasur. Mata itu langsung terpejam karena rasa kantuk mulai menyerangnya."Iya, aku ingat, Mas." Tisna pun meletakkan ponsel di atas nakas dan ikut merebahkan tubuhnya. Lalu, ia memanggil suaminya dan membuat pria itu menoleh"Besok kita jadi rayakan ultahku, kan?" Pertanyaan itu membuat lelaki itu mengangguk."Di jetski cafe?" Tisna bertanya dan pria itu mengangguk lagi sambil menguap karena mengantuk."Aku boleh undang teman-temanku?" Tisna masih meminta izin walau si suami su
Baca selengkapnya

Bab 39

"Itu tangan Om berdarah." Gita menunjuk ke arah luka yang berukuran empat atau lima senti kira-kira.Lelaki itu melirik sedikit ke bagian yang tidak merasa sakit sama sekali, tetapi ada darah segar yang menggumpal di sekitar luka itu."Oh, iya." Dia mengambil tisu kemudian mengusap luka itu ala kadarnya. "Enggak apa-apa, nggak sakit kok." Dia menyunggingkan senyuman ketika menyadari raut prihatin dari wajah Gita."Apa Om ada kotak P3K di sini? Biar aku obati.""Kotak itu ada di belakang, repot kalau mau diambil. Enggak apa-apa nanti Om obatin sendiri di rumah aja. Oke?" Gita pun menoleh ke arah bangku belakang, tetapi tidak menemukan kotak yang dimaksud. Lantas, dia beralih wajah ke depan. Sesekali dia melirik penasaran ke lukanya lalu menoleh ke wajah datar pria tersebut. Dia akan memalingkan wajah jika si lelaki menoleh ke arahnya. Gita merasa wajah pria itu tak asing, tetapi dia lupa pernah bertemu di mana. Sama halnya dengan lelaki tampan itu. Nama Gita baginya sangat familiar,
Baca selengkapnya

Bab 40

Bab 8"Tadi setelah pulang sekolah ...." Sebenarnya masih ada keraguan dalam hati untuk berkata jujur, tetapi dirinya akan merasa lebih bersalah jika dia tidak terang-terangan kepada wanita yang ber-blouse cokelat itu.Keysha masih bergeming, memberi ruang dan waktu untuk Gita bertutur kata. Sesulit apa pun itu, mereka tidak boleh menyimpan rahasia."Gita tidak langsung pulang." Suaranya lirih, ada yang tak nyaman di dada sebab telah membohongi Bundanya tadi."Terus?" Keysha bertanya santai, membiarkan Gita menyelesaikan pengakuannya."Tapi Bunda janji tidak akan marah setelah mendengarkan Gita ya?" Sahutan itu lantas membuat Keysha makin penasaran lalu memicingkan mata. Tak biasanya Gita seperti itu. Dia anak yang ceria, jika ingin curhat, ya langsung saja. Tidak bertele-tele seperti itu."Iya, Bunda janji." Keysha mengeluarkan jari kelingking untuk ditautkan dan Gita menyambutnya dengan senyum ragu."Gita mencari alamat guru les yang Gita dapat dari Fac*book," lanjutnya lalu seger
Baca selengkapnya

Bab 41A

POV Keysha Aku khawatir dengan keadaan Gita yang sudah meranjak remaja. Sifatnya labil, mudah terpengaruh dan percaya dengan apa yang ada di dunia maya. Aku kira dia bisa menjaga diri, tetapi kenyataan yang aku dengar dari pengakuanya barusan membuatku sedikit kesal dengan kecerobohannya.Namun, aku sudah terlanjur berjanji untuk tidak marah karena marah pun bukanlah sebuah solusi. Malah dengan sering marah, kelak dia tak berani untuk terbuka kepadaku. Mudah-mudahan saja dengan teguranku, dia bisa mengubah kebiasaan yang mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal di sosial media.Sore itu, aku akan menghadiri undangan ulang tahun Tisna di Jetski Cafe. Tempat itu menyimpan kenangan tersendiri yang masih rapi di hati.Ya, mantan terindah yang harus ikhlas membiarkan aku menjalankan kehidupan selanjutnya dengan Ikbal, suamiku. Dia memilih kembali ke Jepang delapan tahun yang lalu yang kini aku tak peduli di mana keberadaannya.Aku tidak tahu apakah dia pernah mencariku lagi? Sengaja
Baca selengkapnya

Bab 41B

Dia menyebut namanya dengan singkat dan tidak ada senyuman yang melekat di wajah macho itu. Ah, apa dia benar-benar marah kepadaku?"Keysha."Dengan suara pelan, aku menyambut uluran tangannya. Darahku seketika menghangat dari ujung kepala sampai ke seluruh tubuh kala dia menggenggam erat tanganku. Bahkan, jantung itu tak bisa diajak kompromi, memukul dada, kencang sekali tanpa bisa kuatur iramanya. Berusaha melepas genggaman itu karena spontan terlintas di benakku menyadari status janda yang melekat di diri ini. Mana boleh seorang janda bersentuhan fisik dengan lelaki beristri meskipun hanya bersalaman?"Ini putrinya, Gita." Tisna memperkenalkan putriku. "Git, ayo salaman dengan suami Tante."Gita pun menyambut uluran tangan yang sudah disodorkan Bastian terlebih dahulu. Berbeda saat menatapku, pria itu mengulum senyuman simpul. Begitu pula dengan anak gadisku, ia pun melempar senyuman sungkan."Hallo, kita ketemu lagi," kata lelaki yang kini wajahnya lebih dewasa dengan jambang tip
Baca selengkapnya

Bab 42A

POV Keysha "Happy birthday. Semoga kamu diberi kebahagiaan, panjang umur, rejeki berlimpah dan keselamatan. Hubungan rumah tangga yang langgeng dan yang paling utama, sehat selalu, asal tidak boleh kecapean dan stress." Lelaki berjaket coklat itu kemudian melonggarkan pelukan dan membeberkan rentetan doa ulang tahun kepadanya."Makasih, Mas." Tisna menyambut dengan hangat kemudian menarik diri. Lelaki itu menyerahkan kantong kertas cokelat yang berukuran agak besar."Ini buat kamu." "Makasih, Mas. Tasku udah banyak, nggak usah repot-repot beliin ini lagi untukku." Dia menerima tas itu dan diletakkan ke lantai."Enggak apa-apa, mumpung ultah. Kalo nggak, aku nggak bakal beliin buat kamu." Eh, sepertinya aku kenal dengan lelaki itu. Kayaknya aku pernah melihatnya, tetapi di mana? Kok, aku bisa jadi pelupa gini. Familiar sekali. Ngomong-ngomong apa hubungan mereka?"Hai, Bro!" Dia menyapa Bastian yang sudah siap dengan sendok garpu di tangannya tetapi dia meletakkan kembali hanya s
Baca selengkapnya

Bab 42B

"Iya, begitulah." Dia menjawab sekenanya tanpa menoleh siapapun, mulutnya penuh menguyah makanan yang mungkin enak disantap."Key, kamu nggak makan?" tanya Ronald setelah melihat tidak ada piring di depan mejaku. "Oh iya, nanti aku ambil sendiri di sana." "Yuk, bareng. Aku juga mau ambil. Gita juga pasti udah lapar." Ronald beranjak dari duduk dan spontan Gita pun ikut berdiri."Yuk, Bun. Gita memang sudah lapar." Dia mengeluh sambil meraba perutnya. Aku pun ikut berdiri dan mengikuti langkah Ronald setelah pamit ke Tisna. Aku memilih aneka makanan yang disajikan di meja prasmanan. Cukup menarik penampilan makanan itu, sepertinya enak. Gita pun mengambil makanan sesuai seleranya.Anak itu, ah, memang tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dan mandiri. Tanpa aba-aba dariku setelah selesai mengambil makanan, dia langsung melangkah menuju ke meja Tisna dan meninggalkan aku dan Ronald yang masih memilih makanan.Sesekali Ronald mengambil lauk ke piringku sambil ngobrol dan tak henti mel
Baca selengkapnya

Bab 43A

"Pantasan saja kamu menceraikan aku, ternyata dugaanku benar, selama ini kamu sudah punya pacar baru.""Jaga ucapanmu itu!" Ronald berdiri dengan kepalan tangan menahan emosi. Nadanya sedikit meninggi membuat Tisna pun ikut berdiri dan mendekatinya."Mas, udah. Jangan keras-keras, jangan bikin malu." Tisna berdiri di antara mereka, pun berusaha menenangkan kakak kandung yang tersulut emosi karena kalimat Melinda yang terucap."Mel, dia Keysha, temanku, bukan pacar Mas Ronald." Si wanita berambut pendek memberi penjelasan kepada Melinda dengan tatapan bersahabat lalu beralih ke Keysha dengan senyuman tipis. Sementara Ronald menengok sekilas ke arah Keysha yang terlihat tenang sebelum mengucapkan kalimatnya."Lagipula kalaupun dia pacarku atau bukan, itu bukan urusanmu. Kamu tidak berhak mengatur hidupku lagi, Mel.""Mas, kamu jangan lupa, kamu masih punya Abel, kamu tidak bisa ...." timpal Melinda dengan kesal seraya membulatkan bola mata miliknya ke arah lelaki tersebut. Dia tak te
Baca selengkapnya

Bab 43B

Abel pun pamit kepada mereka semua sebelum mengayunkan langkah keluar dari kafe tersebut. Ikut mommy pulang bukan keinginannya, tetapi dia pun tidak bisa membantah hasil keputusan pengadilan kalau hak asuh atas dirinya dimenangkan mommy."Itu Abel, teman satu kelas Gita. Anaknya pintar, Bun." Gita memulai percakapan setelah sosok Abel menghilang. "Oh ya? Om baru tahu kamu teman anak Om." Ronald menimpali dan melempar tersenyum."Abel pernah cerita. Katanya dia punya teman yang pinter nyanyi, selalu ikut lomba dan selalu menang. Namanya sama kayak kamu. Gita. Apa itu Gita yang sama?" Ronald menaikkan satu alis, menunggu jawaban.Gita tak menjawab, pun memberi kode bahwa itu memang dia dengan menyunggingkan senyuman. Ah, gigi ginsul yang menggantung di gusi itu sangat terlihat manis."Ternyata itu benar? Dari kemaren Om udah pengen tanya, tapi Om takut salah orang.""Dunia serasa sempit, ya. Kadang yang kita temui orangnya itu lagi itu lagi. Ini orangtuanya saling kenal, eh, anaknya pu
Baca selengkapnya

Bab 44A

POV KeyshaAku mundur selangkah saat mendengar dia meminta penjelasan dariku. Penjelasan apa yang ingin diketahuinya? Baru saja, aku berusaha menata perasaan agar menstabilkannya, eh, sekarang dia hadir di hadapanku untuk mengacaknya kembali."Penjelasan apa?" Nada suaraku datar, aku berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi kecanggunganku."Alasanmu berpura-pura tidak mengenaliku." Dia menyahuti dengan enteng, seolah tanpa beban di hati."Aku punya alasannya," ujarku sambil berjalan beberapa langkah, niat melewatinya untuk menutup pembicaraan itu. "Apa?" Dengan cepat, Bastian mencekal lenganku saat aku sudah melewatinya. Otomatis langkahku terhenti karena dia menahannya. Aku enggan menoleh ke arahnya karena tidak berani menatap sorot mata yang akan selalu membuatku luluh."Tolong jaga sikapmu, Bas. Tak baik jika ada yang melihat perilakumu seperti ini. Ingat, ini tempat umum, banyak sepasang mata yang bisa menyaksikan apa yang kita lakukan." Berharap ucapanku dapat membuatnya mel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status