Home / Romansa / Aku (Bukan) Jodohnya / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Aku (Bukan) Jodohnya: Chapter 91 - Chapter 100

138 Chapters

Bab 49B

"Enggak usah peduli jika itu menyusahkan kamu. Aku akan baik-baik saja jika tanpa campur tanganmu." Walau suaranya lemah tetapi terdengar lantang."Dasar wanita keras kepala!" Makian terakhir terlontarkan sebelum lelaki tampan itu angkat kaki dari tempat tersebut. Dalam hitungan detik, tubuhnya telah hilang dari pandangan mereka. Melihat suaminya pergi, Tisna mendekati."Key, gimana keadaanmu sekarang?""Membaik, Tis. Sorry ya. Bikin suasana gaduh dan sudah membuat kalian panik." "Kenapa kamu bisa seperti ini? Minum soda? Kenapa dengan minuman itu? Aku nggak ngerti." "Aku alergi minuman dingin bersoda." Tisna melebarkan mata tak percaya dengan pengakuannya. Bagaimana ada alergi langka yang dialami manusia. Bahkan, dia baru pertama kali mendengar ada alergi seperti itu."Aku penyebab kamu menjadi seperti ini, Key. Sorry ya." Ronald menimpali.Dengan cepat, Keysha memberi gelengan tidak menyetujui kes
Read more

Bab 50A

Bagai petir menyambar tepat di atas kepala, lelaki itu tidak percaya dengan keinginan sang istri yang menyuruhnya menikah lagi. Apalagi calon yang ditunjuk adalah sang mantan."Apa yang mendasari kamu menyuruhku melakukan itu? Aku belum ada keinginan menikah dengan wanita mana pun."Kalimat itu lolos begitu saja dari mulut setelah terlintas dari benaknya. Tidak ada kebohongan sedikitpun, semua yang terucap tanpa direkayasa. Dia memang masih mencintai sang mantan tetapi untuk mempersunting atau memiliki seutuhnya belum ada di benak. Dia masih waras menimbang bahwa dirinya sudah punya istri dan berusaha menghargai status Tisna. Melihat dan menjaganya dari jauh, mungkin itulah cara dia mencintai Keysha."Aku sadar diri, Mas. Aku tidak mau egois. Kamu tahu kondisi kesehatanku yang tidak memungkinkan untuk sembuh." Tisna menjelaskan sedikit maksudnya. Lelaki berjambang tipis tersebut berdecak kemudian berdiri di hadapannya. "Kamu jangan sela
Read more

Bab 50B

Keysha masuk ke butik dan langsung menuju ke meja kebesaran yang ada di sudut butik. Kepala toko langsung menghampiri dan menyerahkan laporan penjualan, pembelian dan stok barang."Paket yang akan dikirim dan sudah dibungkus hari ini sebanyak 124, Bu." Dia menunjukkan laporan berisi nomor resi yang sudah tercetak otomatis di aplikasi market place. Matanya fokus ke kertas yang ada di tangannya. "Yang belum yang mana?" "Yang ini, Bu. Hari ini akan saya proses karena barusan saya cek pembayaran sudah masuk." Sang kepala toko itu menjelaskan dengan detail."Usahakan hari ini agar customer tidak kecewa." Pesan itu terdengar bersamaan dengan munculnya sosok Tisna dan Bastian dengan senyuman lembut."Hai, Key! Aku tidak melihat Mas Ronald, Gita dan Abel. Ke mana mereka?" Tisna meletakkan sebuah bungkusan di atas meja."Kamu urus ini dulu ya," perintahnya kepada staff tokonya sebelum menyahut Tisna."Mas Ronald bawa
Read more

Bab 51A

"Kalian?" Sebuah telunjuk ditujukan kepada Keysha dan Bastian."Hai, Yu." Buru-buru Keysha dengan kegugupannya beranjak dari duduk dan mendekati sahabatnya. Memeluk dengan erat, sudah empat tahun lebih Keysha menghilang dari pandangan sahabatnya."Akhirnya aku menemukanmu, Key." Ayu menyambut pelukan dengan hangat."Ngomong-ngomong kamu kok tahu aku ada di sini?" tanya Keysha penasaran.Dia tidak pernah memberitahu keberadaannya sejak kepergian Ikbal. Dia mengasingkan diri dari siapapun karena minder dengan status Janda yang disandangnya."Aku lihat Instag*am yang jual gamis itu. Meski aku belum yakin itu kamu. Nah, aku lihat ada Gita sebagai modelnya. Aku DM kan, kamu baca enggak, sih?" Keysha menggelengkan kepala."Yang kelola Instag*am itu karyawanku. Aku bagian marketplace-nya aja.""Nah, aku datangi alamat butik yang Jakarta kemarin sore, kamunya nggak ada. Aku tanya sama karyawan di sana, dia bilan
Read more

Bab 51B

Keysha tidak langsung menjawab, berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya ke organ paru-paru agar dapat mengurangi sesak yang tiba-tiba menghampiri."Enggak tahu atau mungkin enggak ada lagi.""Mungkin? Jangan bohong kamu, Key. Aku bisa baca dari matamu. Sorot yang menyatakan bahwa masih ada sisa rasa untuknya.""Memangnya kamu Mama Laurent, bisa baca perasaan orang?" Keysha berpura-pura ketawa, meski hati bertentangan dengan apa yang barusan diucapkannya.Ayu menaikkan bahu bersamaan, "hanya Tuhan dan kamu yang tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya. Aku hanya menerka saja sesuai instingku selama berteman dengan kamu. Aku kenal kamu, kita berteman bukan baru satu-dua hari, Key. Sejak kita masih SMA." Keysha berusaha menutup perasaan yang sesungguhnya dengan menampilkan selarik senyuman. Namun, Ayu membaca senyuman itu terkesan dibuat-buat. Keysha hilang kata dan pandangannya menyapu ke depan dengan tatapan kosong. Dia sendiri masih bi
Read more

Bab 51C

"Oh, Tisna belum kasih tahu kamu?" Nada di seberang juga terdengar bimbang. "Tadi Tisna keluar dari butik, sampai sekarang dia belum balik ke sini. Pas aku hubungi ponselnya nggak aktif. Syukur kalau dia bareng Mas Ronald. Tapi dia nggak ngomong apa-apa tadi."Ronald berdecak kesal dan terdengar helaan napas sebelum dia melanjutkan kalimatnya. "Aku balik duluan ke Jakarta bareng Tisna dan anak-anak, ya.""Lho?" Keysha mencebikkan bibir."Mendadak tadi Tisna dapat kabar, papa mama menyuruh kita kumpul di rumah. Ada sesuatu yang penting akan disampaikan. Tadinya aku mau ajak kamu skalian balik, tapi Tisna bilang kamu sibuk banget." Ada kekecewaan di wajah Keysha setelah tahu mereka balik ke Jakarta tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Padahal, dia bisa membawa pekerjaannya ke Jakarta. Meskipun memang mengerjakan di Bandung lebih praktis karena kepala staff nya bisa leluasa membantu mengecek stok barang yang akan ditanyakan."
Read more

Bab 52A

"Aku bilang masuk, ya masuk!" Bentakan itu membuat Keysha kaget dan merinding spontan menoleh ke arah wajah yang sudah mengeraskan rahang.Wanita bermata bundar tersebut tidak menyangka Bastian akan membentaknya seperti itu. Ini pertama kalinya, dia melihat sorot mata kemarahan yang membuatnya hampir lupa cara bernapas. Namun, dia masih terpaku dan membuang pandang ke arah jalan yang dipenuhi kendaraan yang lalu lalang. Jujur, dia tidak terima lisan kasar yang diperoleh. Menurutnya, lelaki itu tidak berhak melarangnya untuk melakukan apa pun karena dia bukan siapa-siapa.Sementara Bastian menyadari dirinya hilang kendali karena penolakan Keysha. Tidak ada maksud untuk melukai hati wanitanya dengan suara bentakan tadi. Dia pun menurunkan ego, memulai pembicaraan dengan nada yang diturunkan beberapa oktaf. "Bisa nggak, sih, kamu nurut, nggak keras kepala seperti ini? Kamu lihat langit sudah mulai gelap. Itu sebabnya aku melarang kamu pulang sendi
Read more

Bab 52B

Lelaki itu berusaha mencerna tuduhannya meski pandangan masih fokus ke jalan. Namun, otaknya sibuk mencoba menerka-nerka maksud kalimat dari wanita cantik itu. Keysha tak menjawab, dia masih melempar pandang ke luar jendela."Oh, aku tahu." Dia mengangguk dan seperti mendapat ilham bisa membaca jalan pikiran wanita itu."Kamu menuduh aku, menyuruh mereka pulang duluan, terus ninggalin kamu, gitu? Terus, aku pura-pura jadi sosok pahlawan yang berbaik hati mengantar kamu pulang. Iya kan? " Keysha masih menutup mulut dan mengiyakan dalam hati. Dia tahu Bastian lelaki yang cerdas, tidak perlu membuang tenaga menjelaskan apa maksudnya."Kebangetan kamu, Key. Iya, aku akui, aku masih suka sama kamu. Masih ada rasa tetapi enggak kayak gini juga usahaku untuk mendekatimu. Aku juga sadar diri sekarang aku sudah punya istri." Penjelasan yang tegas dengan suara sehalus mungkin. Walaupun suaranya terdengar lembut, tetapi arti dari ucapan itu membua
Read more

Bab 53A

"Apa yang kamu lakukan, Bas?" pekiknya dengan ketus."Aw!" Bastian meringis kesakitan sambil mengelus pipinya yang baru ditampar Keysha."Kamu mau macem-macem ya? Cari kesempatan dalam kesempitan?" Keysha mencecar dengan marah, tidak terima perlakuan amoral dari lelaki itu."Ya, ampun, Key. Kamu kira aku mau apain tadi? Pikiran kamu negatif terus ke aku." Hembusan napas panjang sebelum dia melanjuti kalimatnya."Tadi aku mau banguni kamu. Tapi aku lihat itu ...." Bastian menunjuk ke wajah wanita yang sedang kebingungan menerka apa yang dia maksud. Apa ada yang salah dengan wajahnya?"Encesmu." Spontan dia terkekeh membuat Keysha refleks mengelap sudut bibir yang mengeluarkan sedikit air dari mulutnya. "Lucu ya?" Keysha berpura-pura pasang wajah galak untuk menepis rasa malu. Rasanya ingin dia membenamkan diri di kolong mobil untuk menutup rona merah yang bersemayam di wajah Lelaki itu menahan kekehannya sambi
Read more

Bab 53B

Keysha mengenali sosok lelaki yang keluar dari mobil itu, ternyata dia adalah Ronald. Perasaannya tidak nyaman karena ada tamu lelaki yang berkunjung pagi-pagi buta. Yang lebih parah lagi, tamu itu datang saat para wanita ghibah itu menyaksikan langsung kehadirannya.Kekepoan mereka pun mulai terbakar tatkala melihat Ronald melambaikan tangan ke arah Keysha dan mengukir senyuman hangat."Siapa itu, Key?" "Teman."Keysha bingung mau menjawab apa. Spontan hanyabkata itu yang keluar dari bibirnya."Oh, Perjaka, duda apa laki orang?" tambahnya."Duda." Bergegas Keysha menyahuti pertanyaan yang membuatnya sedikit kikuk. Lalu, dia membayar sejumlah uang dan pamit kepada wanita yang masih penasaran dengan lelaki yang baru pertama kali mereka ketemu. "Hai, kok tahu aku tinggal di sini?" tanya Keysha saat sudah berdiri telat di depannya."Dari Tisna.""Oh." Dia mengangguk. "Ada apa, ya?" Dia belum me
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status